Home / Agama / Kajian / Amalan yang Diijazahkan Mursyid Ada Energinya

Amalan yang Diijazahkan Mursyid Ada Energinya

“Ada sebuah pertanyaan: “Apakah Seorang Salik itu Boleh Mendawamkan Zikir Di Luar Zikir Thariqahnya?”

Oleh: Sayyid Abdurrahim Assegaf (Puang Makka)*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Utamakanlah atau amalkanlah apa yang diamalkan (diijazahkan) oleh mursyidmu. Sebab dalam amalan itu ada energinya meskipun hanya kata bismillãh. Jangan lewat YouTube, atau comot dari Google. Memang baik, tapi di dalamnya tidak ada energi yang dialirkan oleh mursyidmu. Itulah fungsinya bai’at, kalimat ‘ajaztukum’ (Telah aku ijazahkan untukmu)Karena di sana ada energi.

Semua orang, siapapun tanpa terkecuali, bisa membaca tulisan-tulisan berupa kalimat thayyibãt dalam al-Qur’an, Kitab, dll. Namun, di dalam kalimat thayyibãt tersebut ada rahsa (citarasa) yang datang kepada si pengamalnya (wãrid). Lalu, bagaimana cara si pengamal bisa mengetahui wãrid yang datang itu baik buat dirinya atau tidak? Meskipun amalan itu baik, tapi belum tentu benar buat si pengamal. Pada sisi inilah peran Mursyid, sehingga amalan yang diijazahkan oleh Mursyid kepada murid menjadi under control, alias terkontrol oleh sang Mursyid.

Baik, tapi belum tentu benar bagi si pengamal. Itu artinya, bahwa setiap orang dalam mengenal dan menuju Tuhan memiliki tahapan-tahapan yang secara gradual bereskalasi dari yang paling ringan dan rendah, menuju yang paling tinggi dan berat bobotnya. Dalam jenjang pendidikan, anak usia 5 tahun tidak ujug-ujug masuk sekolah pada jenjang perguruan tinggi. Ia harus memulainya secara berjenjang dari PAUD, TK hingga ke Perguruan Tinggi.

Karena itu, “jenjang kurikulum” dalam tarekat/tasawuf yang dipakai oleh Mursyid itu sangat berkaitan erat dengan kondisi kejiwaan si murid (salik) dalam mengamalkan setiap wirid sehingga ia mendatangkan energi ilãhiyah (wãrid) yang secara bertahap akan membimbing jiwa sang murid untuk mengenal Allah SWT. Jadi, tidak konstan, tidak ujug-ujug dengan amalan yang berat atau tingkat tinggi.

Jangankan pada wilayah tersebut, kita menikah saja perlu ada energi ilãhiyah berupa akad, apalagi wilayah tauhid semacam amalan. Sehingga jangan jadi gampangan menerima wirid dari siapapun.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Insyiqãq ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الْاِنْسَانُ اِنَّكَ كَادِحٌ اِلٰى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلٰقِيْهِۚ ۞

“Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras, sekuat-kuat kerja, menuju Rab(Tuhan)mu, maka kamu akan menemui-Nya (menemui Allah).”

Namun, banyak tanjakkan-tanjakkan berbahaya menuju Tuhanmu, sehingga kamu perlu dibimbing oleh seorang mursyid yang kamil.

Selanjutnya, banyak salik yang kerap membanding-bandingkan amalan. Jangan lakukan itu antara mursyidmu dengan orang lain. Jangan jadi orang yang latah, karena seorang mursyid memberi amalan dari hatinya sehingga terdapat energi di dalamnya. Adapun energi tersebut tidak tergantung pada bentuk fisik dan tampilan mursyidmu.

Maka berlakulah adab yang baik dengan mursyid kita masing-masing. Jangan asal minta amalan dari orang lain. Hal ini yang perlu kita pegang betul sebagai murid, salik. Ada adab pada thariqah, yaitu murid dilarang membanding-bandingkan posisi mursyidnya dengan orang lain.

Adapun jika kamu mendapatkan amalan dari seorang alim, kiyai dan lain-lain, alangkah indahnya dan alangkah beradabnya jika kamu menyampaikan hal itu dengan mursyidmu. Jika mursyidmu katakan ‘amalkan’, maka amalkanlah. Tapi jika ada koreksi, maka ikutilah pendapat mursyidmu supaya sambung energinya. Sebab beliau sudah men-charge energi kemursyidan yang ia dapatkan dari gurunya hingga sampai pada Rasulullah SAW.

___________

*Rais Awwal Idarah Aliyah JATMAN dan Mursyid Thariqah Khalwatiyah Syekh Yusuf Makassari
Source: Jatman

About admin

Check Also

Pandangan Ulama Soal Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW)

“Hampir dipastikan para ulama bersepakat bahwa “ahlu” memiliki arti orang-orang yang mempunyai hubungan nasab (darah) ...