Makalah berusaha untuk mencoba melihat peristiwa kehancuran PKI tahun 1965-1996 dalam perspektif perbandingan disertai dengan ilustrasi kasus Jawa Timur dan Bali. Selama ini terdapat pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapa aktor peristiwa 30 September 1965?” “Mengapa PKI begitu mudah dihancurkan?” “Apakah yang sebenarnya terjadi di pedesaan?” “Bagaimanakah kita menafsirkan peristiwa tersebut?”
Jika dilihat dalam gambar besar sejarah maka kehancuran PKI merupakan suatu revolusi sosial yang gagal(a failed social revolution) yang mempunyai aspek universal dan khas. Revolusi sosial didefinisikan sebagai ”rapid, basic transformations of a society’s state and class structures, accompnied and in part carried through by class-based revolts form below “ (Theda Skocpol 1979:33). Dalam hal ini PKI dengan ideologi komunisme dan pola Peking sejak 1963 menghasilkan suasana revolusioner dan mengalami tentangan dari pihak non-PKI. Dalam dinamikanya terdapat peran berbagai faktor seperti pemimpin, militer dan agama serta faktor kesejarahan politik yang mewarnai proses tersebut. Kehancuran PKI dilihat dari aspek sistemik untuk sebab jangka panjang (underlying cause) yaitu apakah masyarakat Indonesia memang mudah menerima pola komunisme yang ditawarkan PKI.
Selain itu diteliti pula penyebab jangka menengah yakni perubahan pola PKI yang menjadi lebih agresif pada 1963. Penyebab langsung kehancuran PKI adalah tuduhan terhadap mereka bahwa mereka terlibat dalam peristiwa 30 September 1965. Makalah (dan disertasi) tidak meneliti untuk mengetahui siapa aktor dibalik peristiwa 30 September 1965.
Selanjutnya, baca artikel dalam format e-book di bawah ini :