Home / Budaya / Asal Usul / Meluruskan Sejarah Syeikh Siti Jenar

Meluruskan Sejarah Syeikh Siti Jenar

“Jika Agus Sunyoto memiliki berbagai ilmu ‘linuwih’ yang tak dimiliki orang awam, maka hal itu bisa dimaklumi. Selain leluhurnya bersambung hingga Brawijaya V, ia juga seorang pengamal tarekat yang bersambung hingga Syaikh Siti Jenar”.

Oleh: KH. Agus Sunyoto

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.

Sesungguhnya tiada perbedaan pendapat antara Para Wali Sanga dengan Syekh Siti Jenar. Beliau diberi gelar Syekh yang bermakna profesor setelah belajar di Baghdad 18 tahun.

Syekh Siti Jenar adalah Mursyid Tarekat Syaththariyyah dan Tarekat Akmaliyyah dan beliau adalah mertua dari Sunan Kalijaga.

Kalau tidak dimulai oleh Syekh Siti Jenar, maka sekarang kita tidak akan pernah kenal hak milik dalam dunia pertanahan.

Syekh Siti Jenar, Sunan Kalijaga, Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Sunan Bonang sama-sama menuntut Ilmu Tarekat Syaththariyyah dari Sunan Gunung Jati.

“Manunggaling Kawula lan Gusti” yang diajarkan beliau itu lebih bermakna bahwa sembah menyembah itu hanya kepada Allah, tidak kepada makhluk termasuk kepada Raja. Hal inilah yang menyebabkan pihak Kerajaan tak menyukainya.

Riwayat yang mengaburkan istilah Manunggaling Kawula Lan Gusti untuk menyudutkan ajaran Syekh Siti Jenar ini banyak dikeluarkan oleh pihak kerajaan yang pada saat itu tidak menyukai keberadaannya.

Syekh Siti Jenar-lah yang pertama kali memperkenalkan istilah “Masyarakat” yang mengandung arti rakyat yang bermusyawarah dan meniadakan istilah kawula di lingkup kerajaan. Istilah “Masyarakat” berasal dari kata Arab, “musyãrakah”, kemudian diadopsi dan diserap menjadi kata dalam Bahasa Indonesia.

Sejak saat itu rakyat di Lemah Abang boleh memiliki tanah dengan hak milik berbeda dengan sebelumnya karena semua tanah adalah milik penguasa. Hal itu karena telah dihilangkannya istilah kawula yang tidak boleh memiliki apa-apa termasuk tanah.

Demikian sekilas tentang apa yang diterangkan oleh KH. Agus Sunyoto, selengkapnya silahkan simak pada youtube beliau…

Selasa, 27 April 2021, bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan 1442 H menjadi hari duka bagi warga Nahdliyin. Pasalnya, KH. Agus Sunyoto (62 Tahun) telah meninggal dunia. Beliau merupakan Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa bakti 2015-2020.

Semoga almarhum diampuni dosanya, dimuliakan ruhnya, diterangi maqam kedudukannya. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn. Al-fãtihah…

Wallãhu A’lamu bish-Shawãb

About admin

Check Also

Lebaran dan Kaum Kebatinan

“Tradisi lebaran yang konon hanya ada di Nusantara adalah sepotong waktu yang dapat menaikkan atau ...