Home / Downloads / Wasiat Rasulullah SAW Kepada Sayyidina Ali KWjh

Wasiat Rasulullah SAW Kepada Sayyidina Ali KWjh

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Was-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn”.

Sahabatku yang dirahmati Allah SWT. Secara khusus, Rasulullah SAW banyak memberikan wasiat kepada sahabatnya, Sayyidina Ali Karramallãhu Wajahahu.

Dihimpun dalam sebuah Kitab yang berjudul Washiyyatu al-Mushthafã lil-Imãm ‘Aliy Karramallãhu Wajhahu, Rasulullah SAW memberikan wasiat diantaranya dalam hal Wudhu dan Shalat. Berikut kutipannya, sekaligus kami sajikan kepada para pembaca, sahabatku sekalian, dalam bentuk e-book kitab tersebut yang berformat Pdf.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai Ali, sempurnakanlah wudhu dengan sebaik-baiknya, karena sesungguhnya wudhu adalah separuh dari iman. Jika engkau berwudhu, jangan berlebihan dalam menggunakan air. Bila engkau selesai berwudhu, bacalah surat al-Qadr (innã anzalnãhu fî lailatil qadr) sebanyak 10 kali setelah membasuh kedua kaki, niscaya Allah menghilangkan kesusahanmu”.

“Wahai Ali, jika engkau selesai berwudhu maka ambillah air dan usapkan ke lehermu dengan kedua tanganmu, lalu berdoalah…”;

سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

‘Subhãnakallãhumma wa bihamdika asyhadu allã ilãha illã anta wahdaka lã syarîka lak, astaghfiruka wa atûbu ilaik

“(Maha Suci Engkau, ya Allah SWT, dengan segala puji bagiMu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau yang Maha Esa, tiada sekutu bagiMu. Aku memohon ampun kepadaMu dan bertaubat kepadaMu).’ Setelah itu, tundukkan pandanganmu ke bumi dan ucapkanlah, ‘Asyhadu anna Muhammadan ‘abduka wa rasûluka (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusanMu).’ Sebab, siapa membaca doa tersebut (setelah berwudhu), niscaya Allah SWT mengampuni seluruh dosa kecil dan dosa besarnya”.

“Wahai Ali, sesungguhnya para malaikat memintakan ampun bagi seseorang yang senantiasa berada dalam keadaan mempunyai wudhu dan suci dari hadas (kecil maupun besar)”.

“Wahai Ali, siapa mandi pada hari Jum’at, Allah SWT akan mengampuni dosanya (yang terjadi) di antara hari Jum’at tersebut hingga hari Jum’at berikutnya. Selain itu, Allah SWT juga menjadikan mandi Jum’at tersebut pahala di kuburnya, dan (pahala tersebut) memberatkan timbangan amal baiknya. Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa bersiwak, sebab siwak itu mengandung 24 keutamaan dalam agama maupun badan”.

“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa shalat tepat waktu, sebab shalat merupakan sumber tiap-tiap keutamaan dan puncak segala ibadah”.

“Wahai Ali, Jibril pernah berharap untuk menjadi golongan anak cucu Adam karena (ingin menetapi) tujuh hal. Yaitu, shalat lima waktu dengan berjamaah, berkumpul dengan para ulama, menengok orang sakit, mengantar jenazah, memberi air minum (kepada orang yang haus), mendamaikan dua orang yang sedang bersengketa, serta memuliakan tamu dan anak yatim. Oleh karenanya, engkau harus sangat menginginkan (menetapi) perkara-perkara tersebut”.

“Wahai Ali, shalatlah pada malam hari, walaupun lamanya seperti waktu memerah susu kambing. Sebab, orang yang shalat malam adalah orang yang paling bagus wajahnya”.

“Wahai Ali, jika engkau mengucapkan takbiratul ihram untuk melaksanakan shalat, maka renggangkan jari-jari tanganmu dan angkat kedua tanganmu sejajar dengan kedua pundakmu. Dan sesudah engkau bertakbir, letakkan tangan kananmu di atas tangan kirimu di bawah pusarmu. Bila engkau ruku’, letakkan kedua tanganmu di atas lututmu dan renggangkan jari-jemarimu”.

“Wahai Ali, shalatlah Subuh dengan berpagi-pagi sekali (segera), dan shalatlah Maghrib setelah matahari terbenam mencapai sekira lamanya waktu memerah susu kambing. Sebab, yang demikian itu merupakan perbuatan yang biasa dilakukan oleh para nabi”.

“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat berjamaah. Sebab, di sisi Allah, shalat berjamaah itu pahalanya bagaikan engkau berangkat haji dan umrah. Tidaklah seseorang sungguh-sungguh mncintai shalat berjamaah kecuali ia seorang mukmin yang teramat sangat dicintai oleh Allah SWT. Dan tidaklah seseorang meninggalkan (menghindari) shalat berjamaah kecuali ia adalah orang munafik yang teramat sangat dibenci Allah SWT”.

“Wahai Ali, di antara para hamba yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah seorang hamba yang (senang) bersujud sembari membaca…”;

رَبِّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

‘Rabbi innî dzhalamtu nafsî faghfirlî dzanbî fa-innahû lã yaghfirudz-dzunûba illã anta

“(Ya Tuhan, sungguh aku telah berbuat zhalim kepada diriku sendiri, semoga Engkau mengampuni dosaku. Sebab, sungguh tiada apa dan siapa pun yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau)”.

“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat Dhuha, baik ketika engkau bepergian maupun sedang berada di rumah. Sungguh, bila kiamat tiba, akan ada suara yang memanggil dari atas keagungan surga, ‘Di manakah orang-orang yang dulu melaksanakan shalat Dhuha? Ayo, masuklah kalian melalui Pintu Dhuha dengan aman dan sentosa.’ Dan tidaklah Allah SWT mengutus seorang nabi pun kecuali Dia SWT memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan shalat Dhuha”.

“Wahai Ali, di antara kemuliaan seorang mukmin ialah memiliki istri yang taat, sudi melaksanakan shalat berjamaah, dan mempunyai tetangga-tetangga yang mencintainya.”

Sahabatku sekalian, demikian isi kitab Washiyyatu al-Mushthafã lil-Imãm ‘Aliy Karramallãhu Wajhahu yang salah satu babnya tentang Wudhu dan Shalat. Ada wasiat yang lain dalam kitab tersebut selain dari tentang Wudhu dan Shalat. Silahkan di download ebook di bawah ini, atau sekedar dibaca secara online, baik versi Arabnya atau Terjemahan Indonesianya.

Versi Arabic:

Versi Terjemahan Indonesia:

About admin

Check Also

Makna Bashirah dan Tingkatannya

“Syaikh Ahmad ibn ‘Athaillah Assakandary dalam al-Hikamnya membagi bashîrah dalam tiga tingkatan; Syu’ãul bashîrah, ‘Ainul bashîrah ...