Home / Deep Secret / Terorisme di Amerika, Asumsi dan Implikasi

Terorisme di Amerika, Asumsi dan Implikasi

capture-20130505-103757Pemboman di kota Boston, pengiriman surat beracun kepada para politisi Amerika Serikat dan ledakan di pabrik pupuk di sebelah barat Texas, merupakan lonceng tanda bahaya bagi keamanan di Amerika. Kini rakyat di negara itu kembali menyaksikan aksi terorisme setelah lebih dari satu dekade pasca peristiwa 11 September 2001. Pada pekan-pekan pasca peristiwa tersebut, terjadi pula pengiriman-pengiriman surat beracun persis setelah pemboman di Boston baru-baru ini.

Pasca peristiwa 11 September, Washington langsung menuding kelompok teroris al-Qaeda sebagai dalang penyerangan terhadap gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York, dan sebulan setelahnya AS mengerahkan pasukannya ke Afghanistan dengan dalih menuntut balas atas para korban di gedung tersebut. Tak lama kemudian, Gedung Putih juga mengagresi Irak.

Kini pertanyaannya adalah siapa pelaku di balik pemboman di Boston dan pengiriman surat beracun kepada para politisi Amerika, termasuk kepada Presiden Barack Obama?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada dua hipotesa utama, di mana kemungkinan pertama, adanya pelaku dari luar Amerika. Kebijakanmiliteris dan intervensionisWashington di seluruh penjuru dunia telah cukup untuk mendorong musuh-musuh Amerika menarget kepentingan-kepentingan negara ini di dalam dan luar negeri. Kelompok yang paling aktif adalah al-Qaeda, di mana sejak hampir 20 tahun lalu kelompok ini berusaha menarget pencipta dan tuannya sendiri yaitu Amerika.

Ledakan di al-Khobar di Arab Saudi, serangan terhadap kedutaan besar Amerika di Afrika, serangan terhadap kapal perang Amerika di Teluk Yaman, penyerangan WTC dan pembunuhan terhadap Christopher Stevens, Duta Besar AS di konsulat negara ini di kota Benghazi Libya adalah sederet aksi terorisme yang diduga kuat dilakukan oleh antek-antek al-Qaeda.

Dengan demikian, antek-antek al-Qaeda tidak akan mengalami kesulitan jika ingin meledakkan bom-bom rakitan di tengah kompetisi Marathon di kota Boston. Hipotesa ini tentunya dapat dihubungkan dengan aktivitas para sekutu AS termasuk rezim Zionis Israel untuk melaksanakan agenda kompleks terorisme di dalam negeri Amerika dengan tujuan memicu dan mempercepat proses militerisme negara ini untuk menyulut perang baru.

Kemungkinan kedua adalah aksi-aksi terorisme di AS didalangi oleh kelompok-kelompok yang anti-kebijakan Washington. Sebab di dalam negeri Amerika terdapat banyak aktivitas kelompok-kelompok yang telah muak dengan kebijakan Gedung Putih. Kelompok-kelompok itu pada tahun 1995 telah meledakkan gedung pemerintah federal Amerika di kota Oklahoma City, di mana peristiwa tersebut merupakan aksi terorisme terbesar di Amerika sebelum peristiwa 11 September.

Sebagian kelompok itu menganggap lembaga pemerintah sebagai penjelmaan dari kejahatan dan mereka meyakini kebebasan yang telah dijelaskan dalam konstitusi telah dilanggar oleh pemerintah, sehingga rakyat diharuskan memiliki senjata untuk memerangi kejahatan tersebut.

Selain itu, pemikiran-pemikiran tertentu seperti pemikiran yang berorientasi millenniumtelah mendorong meningkatnya radikalisme di Amerika. Sebagian kelompok ini menilai kebijakan pajak dan asuransi sosial pemerintahan Obama sebagai bentuk sosialisme dan fasisme.

Tampaknya kemenangan kembali Obama dalam pemilu presiden November tahun lalu telah memutus harapan kelompok-kelompok radikal Amerika yang ingin mengubah kondisi yang ada melalui jalur demokrasi. Oleh sebab itu, kekerasan dan senjata dianggap mereka sebagai solusi untuk keluar dari apa yang mereka sebut sebagai penyimpangan dari Obamaisme. Maka tak aneh jika seandainya mereka kembali menebar kekerasan seperti pemboman di Boston atau mengirimkan surat-surat yang mengandung racun kepada para politisi Amerika.

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemerintah Washington mereaksi aksi-aksi terorisme terbaru di Amerika. Jika Gedung Putih mereaksinya seperti mereaksi peristiwa 11 September, maka masyarakat internasional akan segera menyaksikan periode baru dari instabilitas, perang dan agresi. (TGR/IRIB Indonesia)

About admin

Check Also

Mengapa Palestina Harus Dibela?

Oleh: Ustadz Nur Rohmad* بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ ...