Home / Relaksasi / Renungan / Tangisan Rasulullah SAW yang Mengguncang ‘Arsy

Tangisan Rasulullah SAW yang Mengguncang ‘Arsy

Oleh: H. Derajat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalihi ma’at tasliimi wabihii nasta’iinu fii tahshiilil ‘inaayatil ‘aammati wal-hidaayatit taammah, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin”.

Para sahabatku, jika harta hilang dari diri seseorang, maka tak kan ada akibat apapun. Jika kesehatan hilang dari diri seseorang, maka ada sedikit sesuatu yang hilang. Tetapi jika akhlak yang hilang dari diri seseorang, maka segalanya telah hilang dari diri seseorang.

Diriwayatkan, bahwa saat Rasulullah SAW sedang asyik berthawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya berthawaf, sambil berdzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”. Rasulullah SAW menirunya; “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah. Kemudian berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!”. Rasulullah SAW yang berada di belakangnya mengikuti dzikirnya lagi; “Ya Karim! Ya Karim!”.

Merasa diolok-olok, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki gagah dan tampan yang belum pernah dikenalnya. Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apa engkau sengaja mengolok-olokku lantaran aku ini orang Arab badwi? Jika bukan karena ketampanan dan kegagahanmu, pasti akan kulaporkan engkau kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah”.

Mendengar kata-kata orang badwi itu Rasulullah SAW tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenal Nabimu, wahai orang Arab?” Orang Badwi itu menjawab; “Belum”.  Rasulullah bertanya lagi; “Lalu bagaimana kau beriman kepadanya?” Orang Badwi itu menjawab; “aku percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun aku belum pernah melihatnya. Akupun membenarkan kerasulannya, sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya”.

Lalu Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah, aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya pada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad SAW?!” Jawab Rasulullah SAW; “Ya”. Lalu orang Badwi itu segera menunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah SAW.

Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuhnya, seraya berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur dan minta dihormati atau diagungkan, tetapi untuk membawa kabar gembira bagi orang yang beriman, dan peringatan bagi yang mengingkarinya”.

Saat itulah, Malaikat Jibril AS turun membawa berita dari langit. Jibril AS berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan berfirman: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalnya, baik yang kecil maupun yang besar!”.

Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Lalu orang Arab itu berkata: “Demi keagungan dan kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan menghisab amalan hamba-Nya, maka hamba pun akan menghisab-Nya!”. Lalu Rasulullah SAW bertanya; “Apa yang akan engkau hisab dari Tuhan?”

Orang Badwi itu menjawab: “Jika Tuhan akan menghisab dosa-dosa hamba-Nya, maka hamba akan menghisab betapa besar maghfirah-Nya. Jika Tuhan menghisab kemaksiatan hamba-Nya, maka hamba akan menghisab betapa luas pengampunan-Nya. Jika Tuhan menghisab kekikiran hamba-Nya, maka hamba akan menghisab pula betapa Agung kedermawanan-Nya!”

Mendengar ucapan orang Arab Badwi itu, Rasulullah SAW menangis, merenungkan kata-katanya yang sarat akan kebenaran. Air mata beliau mengalir hingga membasahi janggutnya. Lantaran itu, Malaikat Jibril AS turun lagi, seraya berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan berfirman:

“Berhentilah engkau menangis! Tangisanmu menyebabkan ‘Arsy bergoncang, karena penjaga ‘Arasy lupa membaca tasbih dan tahmidnya. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tak akan menghisab kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!”

Mendengar berita tersebut, betapa gembiranya orang Arab Badwi itu. Kemudian ia pun menangis saking terharunya.

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memperoleh syafa’at RasulNya hingga menjadikan kita bertemu dan bersama Rasulullah SAW di hari akhir. Aamin yaa Rabbal ‘aalamiin.

 

About admin

Check Also

Makna Bashirah dan Tingkatannya

“Syaikh Ahmad ibn ‘Athaillah Assakandary dalam al-Hikamnya membagi bashîrah dalam tiga tingkatan; Syu’ãul bashîrah, ‘Ainul bashîrah ...