Home / Agama / Kajian / Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 7)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 7)

Sahabat, kali ini kita masih menyajikan lanjutan nasihat dari Syaikh Al-Akbar Ibnu ‘Araby. Selamat merenungkan dan mengamalkan..

Takutlah kepada Allah dalam setiap perilaku, hati dan pikiran-pikiranmu. Takut kepada Allah, dimaksudkan takut akan hukuman-Nya. Barangsiapa yang benar-benar takut akan peringatan dan ancaman hukuman Al-Hakiim, akan berperilaku sesuai dengan Kehendak Sang Pencipta dan senantiasa mencari kebenaran. Pemilik Hari Akhir berfirman dalam Qs. 3 : 27

تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ [٣:٢٧]

“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”

Qs. 2 : 235

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ [٢:٢٣٥]

“…. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Lembut.”

Takut kepada Allah merupakan sebuah pelindung, sesuatu yang menjagamu dari marabahaya, sesuatu yang menjadikanmu aman. Perlindungan Allah bagai baju besi terkuat, benteng terkokoh; tiada marabahaya yang mampu menembus pertahanan-Nya. Nabi Muhammad saw., yang diutus ke muka bumi sebagai rahmatan lil ‘alamiin, mengambil perlindungan ke Dalam Allah.

Doa saw., “Aku berlindung di Dalam Kehendak-Mu, di dalam Keindahan-Mu, di Dalam Kelembutan-Mu, dari murka dan dari kekuatan-Mu. Aku berlindung di Dalam Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim, dari hukuman-Mu. Aku berlindung di Dalam-Mu dari Diri-Mu.”

Carilah, temukan, pelajari, dan tirukan Af’al Sang Pencipta yang manifest di sekitarmu. Lindungi dirimu dari murka Allah dengan perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan Kehendak Allah. Hindari dan tinggalkan perilaku, sesuatu, dan jalan apapun yang tidak jelas kebenarannya. Ketahuilah bahwa mengenal Sang Penciptamu dan mentaati-Nya merupakan satu-satunya Jalan yang akan membimbingmu menuju keselamatan dan kebahagiaan. Keegoisanmu pun akan berakhir. Hanya dengan meraih keridhoan-Nya lah engkau dapat menyelamatkan dirimu dari murka-Nya. Hanya dengan memasuki, dan berjalan di atas Shirothol Mustaqim yang bisa menghindarimu masuk ke dalam lubang dalam kematian; hanya dengan perilaku tepat benar yang bisa menjagamu dari api neraka.

Qs. 3 : 130 – 131

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [٣:١٣٠]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ [٣:١٣١]

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.”

Dengan takut kepada Allah, akan menghindarkanmu jauh-jauh dari api dan memasukkanmu ke dalam kebahagiaan (kalau kata Mursyid, hasanah artinya kebahagiaan. Hasanah = buah taqwa).

Jika engkau terus-menerus melakukan dosa dan keras kepala, tidak mau melihat dosa-dosamu, lalu mengapa engkau begitu yakin bahwa Allah akan menganugerahimu dengan kesabaran, kebaikan, dan kemuliaan? Betapa bodohnya engkau yang telah berhasil ditipu oleh bisikan setan, “Jika bukan karena dosa-dosamu, maka bagaimanakah Allah akan memanifestasikan Nama Al-Ghafur, Ar-rahmaan, dan Kemuliaan-Nya?” Tidakkah pikiranmu bisa membaca dengan logis bahwa betapa mengada-adanya bisikan setan tersebut? Akankah ampunan dan kasih sayang-Nya diberikan kepada orang-orang yang menentang Kehendak dan Kesenangan-Nya?

Lalu setan akan berbisik kembali di dalam telingamu, “Tiada harapan bagimu untuk mencapai tingkat diRahmati Allah, yaitu mereka yang dilahirkan dengan karakter-karakter yang baik dan ketaatan kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang memang sudah ditakdirkan mendekat kepada-Nya dan menunjukkan ketaatan kepada Allah, dengan ampunan dan kepemurahan Allah. Jadi percuma engkau mau berusaha baik sebagaimanapun. Ketahuilah, bahwa ampunan, kemuliaan, dan rahmat Allah hanya akan manifest pada hari Pembalasan nanti, yaitu yang akan diberikan-Nya kepada para manusia pembangkang namun yang mengharapkan rahmat Allah.”

Hanya seseorang yang kehilangan ‘ingatan’ yang mempercayai bisikan setan dan telah tertipu oleh pikiran penuh prasangka semacam itu. Lindungi dirimu dengan membentenginya dari segala bisikan tipu daya bujuk rayu setan. Katakan kepada setan:

“Apa yang engkau katakan bahwasanya Allah begitu penyabar dan Maha Rahmat kepada para pelayan-Nya adalah suatu kebenaran. Sesungguhnya begini, jika tiada ketidakpatuhan, ketidaktaatan, dan dosa, maka kami tidak akan melihat manifestasi dari atribut (Asma, Shifat, Af’al) Illaahi. Begitu banyak contoh-contoh yang menjelaskan tentang hal itu, baik di dalam al-Quran maupun perkataan para Nabi-Nya. Tetapi, engkau, wahai, setan, telah menggunakan kebenaran demi kepentinganmu pribadi, engkau mengajakku untuk berbuat dosa! Kau menggodaku untuk membangkang dengan menggunakan Nama Kesabaran dan Kebaikan Allah.”

“Kau mengajakku untuk membuktikan adanya rahmat dan ampunan-Nya. Bagaimana engkau tahu, wahai yang terkutuk, bahwa aku merupakan salah satu hamba yang akan diberi ampunan oleh-Nya? Sesungguhnya Allah mengampuni siapa-siapa yang Dia Kehendaki dan menghukum dengan keadilan siapa-siapa yang Dia Kehendaki. Bagaimana aku tahu kelompokku? Semua yang ku tahu adalah bahwa aku adalah seorang hamba yang penuh dosa. Dan sekiranya aku meninggalkan dunia ini tanpa bertaubat dan meraih ampunan-Nya, maka Dia mungkin akan menolak untuk memberikan rahmat-Nya kepadaku dan menghukum dengan memasukkan aku ke dalam api neraka. Meskipun kematian seseorang sama seperti kehidupannya, dan aku telah berdosa karena tidak mengimani-Nya, maka semoga aku dijadikan-Nya sebagai orang yang mendapatkan keberuntungan pada nafas terakhirku, yaitu mati sebagai orang yang beriman kepada-Nya, lalu kemudian Dia akan memurnikan aku di dalam api neraka dan membawaku ke luar dari sana dan memberikanku keselamatan di Dalam rahmat-Nya”.

“Jika aku menyakini bahwa tiada hari pembalasan dan tiada hukuman atas dosa-dosaku, dan jika aku meyakini bahwa aku akan menerima ampunan-Nya, maka akan banyak dalih pembenaran dalam diriku. Ah, tiada yang lebih baik daripada merasa berdosa; dan jangan pernah merasa aman dengan persangkaan bahwa kesabaran dan pengampunan Allah sungguh besar”.

“Di lain sisi, bahkan jika aku meyakini bahwa aku akan menerima hukuman Illaahi, hal yang paling tepat adalah aku harus selalu merasa malu akan setiap perbuatanku karena sungguh aku tak benar-benar mengerti perbuatan mana yang haqq bagi diriku, dan bersyukurlah selalu karena Dia ta’ala telah menangguhkan hukumannya kepadaku hingga saat ini; dan lalu aku akan berusaha keras semampuku untuk mematuhi dan mentaati segala perintah Allah kepadaku.”

“Aku tidak pernah mendengar pernyataan dari manapun bahwa segala dosa akan mendapatkan pengampunan-Nya. Setiap orang bebas memilih untuk melakukan kebenaran atau kesalahan, begitupun Al-Hakiim bebas untuk memaafkan, mengampuni atau menghukum. Tetapi dalam kasusmu, wahai, setan yang dipenuhi ego, tiada pilihan bagimu. Kau selamanya berada di dalam hasrat untuk melakukan dosa dan hal-hal terlarang!”

Sumber: What the Seeker Needs, Muhyiddiin Ibn ‘Arabi (terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Dwi Afriyanti A.)

 

About admin

Check Also

Makna Kesempurnaan Fitrah Manusia

“Kesempurnaan fitrah adalah kesempurnaan menjadi hamba Tuhan, karena beribadah sejatinya adalah akhlak, yaitu menjaga fitrah ...