Home / Agama / Kajian / Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 6)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 6)

Sahabat..Mereguk sari hikmah dari para ahlinya memang membuat kita senantiasa terlecut ghirah pengabdian kita kepada Allah. Kali ini masih dari Syaikh Muhyiddin Ibnu Araby yang menasihati kita untuk berjuang keras dalam membuka simpul-simpul dosa yang masih sering kita lakukan… Selamat merenungkannya…

ENAM

Berusaha keraslah untuk terus membuka simpul-simpul dosa yang berulang kali engkau lakukan. Bagaimana caramu menyelamatkan dirimu? Yaitu engkau membutuhkan pertolongan orang yang mengikat simpul-simpul tersebut, yaitu dirimu sendiri.

Berkatalah kepada para simpul, nasihatilah mereka. Katakan, “Wahai, jasad yang fana, sedikit sekali engkau mendengarkan nasihatku, jadi mohonlah sekarang untuk sebenar mendengarkan. Apakah saat kau menghirup nafas, itu bukan merupakan nafas terakhirmu? Allah memang tahu yang terbaik, tetapi nafas berikutnya mungkin merupakan nafas terakhirmu. Kematian akan mendatangimu melalui tenggorokanmu; padahal sebelumnya setumpuk kesalahan demi kesalahan, dosa demi dosa selalu rutin engkau lakukan. Allah Al-Hakiim telah memperingatkan seseorang yang terus-menerus berada dalam dosa dengan hukuman yang bahkan gunung-gunung batu pun tak mampu menanggungnya. Lalu bagaimana dengan dirimu, lemah bak sehelai jerami, apakah mampu engkau menanggung pembalasan maha dahsyat tersebut?”

Jangan menentang-Ku Sang Penciptamu. Palingkan wajahmu kepada-Ku dan bertaubatlah. Lakukan sekarang juga, tanpa penangguhan waktu, karena kau tak tahu kapan kematian akan membelah dirimu menjadi dua. Qs. 4 : 17 :

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Katakan pada dirimu, “Sesungguhnya, setelah aura kematian datang membuatmu terbaring tak berdaya dan kehidupan semakin jauh meninggalkanmu, dan jika engkau bisa mengingat semua perbuatanmu dan bertaubat, maka taubatmu tidak akan diterima Allah. Sabda Nabi Muhammad saw., “Allah menerima taubatmu hingga saat nafasmu terasa mencekik. Pada saat kematian mulai terasa menyakitimu dengan tiada terkira, maka taubat sudah terlambat. Kematian datang tanpa tanda-tanda, tanpa peringatan sebelumnya – pada saat makan, minum, sedang tidur dengan istri, dalam tidur panjang yang tiada bangun. Barangsiapa yang tidak mengganti kesalahan dan dosanya dengan kebenaran, maka ia tidak bertaubat; maka ia tetap berada dalam dosanya, akan jatuh masuk ke dalam lubang dalam kematian.”

Camkan dalam-dalam kata-kata itu kepada dirimu. Berusaha keraslah untuk mendisiplinkan dan mendidik hasrat jasadmu. Sebanyak dan sekuat apa jasadmu melakukan dosa, maka sebanyak dan sekuat itu pula berusahalah untuk menghentikan dosa. Jika kau sebenar menasihati jasadmu dengan teguh, maka dengan pertolongan Allah simpul-simpul dosa yang mengikat hatimu akan terbuka. Hanya itulah jalan untuk diselamatkan Allah.

Sumber: What the Seeker Needs, Muhyiddiin Ibn ‘Arabi (terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Dwi Afriyanti A.)

 

About admin

Check Also

Amalan Malam Nisfu Sya’ban dan Dahsyatnya Doa Nabi Yunus

“Nabi Yunus ‘alaihis salãm (Dzul-Nun) ketika berada di dalam perut ikan paus memanjatkan sebuah doa ...