Kontroversi perihal kehidupan al-Hallaj masih terus terjadi di kalangan para cendikiawan muslim, khususnya para mistikus muslim; demikian pula di kalangan para Islamolog (Islamisis). Sebagian orang menyanjung al-Hallaj sebagai “sufi besar”, karena ia banyak memberikan fondasi bagi konstruk sufisme Islam. Tetapi yang lainnya menganggapnya sebagai penganut “herecy” (bid’ah), karena ia mengintrodusir konsep “Hulul”, yakni konsep penyatuan antara (dimensi) Ketuhanan dan (dimensi) Ilahiyah dari manusia; serta syatahatnya yang terkenal dengan “ana al-haq.”
Menurut Margareth Smith dalam Mistikus Islam: Ujaran dan Karyanya (hlm. 50), Ia dikenal sebagai Hallaj al-Asrar (penyusun kesadaran). Penamaan ini dinisbahkan karena ia dikenal dapat “membaca pikiran manusia”. Namun, penisbahan demikian bukan hanya karena hal tersebut, tetapi karena a) hidupnya penuh misteri, baik dalam kehidupan sosial, karir intelektualnya, keterlibatan politiknya, maupun kehidupan sufistiknya, b) ucapan-ucapannya penuh dengan misteri-sufistik, terutama syatahat-syatahat sufistiknya.
Beberapa Syair al-Hallaj
“Seorang Nabi adalah pelita penerang dunia; tetapi makrifat (ecstasy) merupakan cahaya dari Sisi ruang yang terdalam. Sang ruh berhembus ke dalam diriku, dan ia tetap bersamaku sekalipun ajal telah menghampiriku. Tampak jelas oleh mataku saat Musa sedang berdiri di atas Sinai.”
— ibn Manshur Al-Hallaj —
Ana Al-Haqq, Al-Hallaj
Aku adalah Dia yang kucinta dan
Dia yang kucinta adalah aku
Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh.
Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku
**********************************
Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya,
membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang.
Kemudian kelihatan baginya makhluk-Nya,
dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum.
**********************************
Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku,
sebagaimana anggur disatukan dengan air murni.
Jika sesuatu menyentuh Engkau,
ia menyentuhku pula,
dan ketika itu dalam tiap hal Engkau adalah aku.
Aku adalah rahasia Yang Maha Benar,
dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku
Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.
**********************************
Sebelumnya tidak mendahului-Nya, setelah
tidak menyela-Nya, daripada tidak
bersaing dengan Dia dalam hal
keterdahuluan, dari tidak sesuai dengan Dia,
ketidak menyatu dengan dia, Dia tidak mendiami Dia,
kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia,
atas tidak membayangi Dia,dibawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapi-Nya, dengan tidak menekan Dia, dibalik tidak mengikat Dia,
didepan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia,
dibelakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia,
ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap, penyembunyian
tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia
mendahului yang belum ada, kekalahan-Nya mendahului adanya batas.
**********************************
Di dalam kemuliaan tiada aku,
atau Engkau atau kita,
Aku, Kita, Engkau dan Dia seluruhnya menyatu. Ana Al-Haqq, Al-Hallaj
Aku adalah Dia yang kucinta dan
Dia yang kucinta adalah aku
Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh.
Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku
**********************************
Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya,
membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang.
Kemudian kelihatan baginya makhluk-Nya,
dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum.
**********************************
Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku,
sebagaimana anggur disatukan dengan air murni.
Jika sesuatu menyentuh Engkau,
ia menyentuhku pula,
dan ketika itu dalam tiap hal Engkau adalah aku.
Aku adalah rahasia Yang Maha Benar,
dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku
Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.
**********************************
Sebelumnya tidak mendahului-Nya, setelah
tidak menyela-Nya, daripada tidak
bersaing dengan Dia dalam hal
keterdahuluan, dari tidak sesuai dengan Dia,
ketidak menyatu dengan dia, Dia tidak mendiami Dia,
kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia,
atas tidak membayangi Dia,dibawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapi-Nya, dengan tidak menekan Dia, dibalik tidak mengikat Dia,
didepan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia,
dibelakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia,
ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap, penyembunyian
tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia
mendahului yang belum ada, kekalahan-Nya mendahului adanya batas.
**********************************
Di dalam kemuliaan tiada aku,
atau Engkau atau kita,
Aku, Kita, Engkau dan Dia seluruhnya menyatu.