Home / Agama / Kajian / Syaikh Jalaluddin Rumi Berbicara Cinta (3)

Syaikh Jalaluddin Rumi Berbicara Cinta (3)

”Bebaskanlah dirimu dari dunia dan cara jalan kaki, karena hanya elang sang raja yang menemukan jalannya kepada sang Maharaja.”

Oleh: Abdur Rahmad*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.

Dampak Cinta 

Cinta memiliki banyak sekali pengaruh bagi siapa saja yang sedang mencintai kekuatan cinta sangat luar biasa untuk mengubah segala hal. Seperti kata Rumi dalam Syairnya:

“Sungguh cinta dapat mengubah yang pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara berubah menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi nikmat. Hanya cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurleburkan batu karang, membangkitkan hati yang mati dan meniupkan kehidupan padanya, serta menjadikan budak menjadi pemimpin”.

Sedemikian besar pengaruh cinta pada diri manusia, dengan cinta pula manusia dapat mempercepat perjalanan menuju Tuhan. Cinta memiliki lima ratus sayap dan setiap sayap mengembang dari langit ke bumi, yang sedang zuhud berlari; kekasih (Tuhan) terbang lebih cepat daripada kilat dan angin;

“bebaskanlah dirimu dari dunia dan cara jalan kaki, karena hanya elang sang raja yang menemukan jalannya kepada sang Maharaja.

Menurut Rumi cinta adalah penyembah bagi kebanggaan dan kesombongan dan pengobat dari segala kekurangan diri. Hanya mereka yang berjubahkan cinta yang sepenuhnya tidak mementingkan diri sendiri. Maka apabila sang pencinta ingin mendapatkan cinta dari kekasihnya ia harus bisa menghilangkan kebanggaan dan kesombongan dari dalam dirinya.

Seiring dengan menghilangnya kebanggaan dan kesombongan diri, maka akan timbul rasa kesadaran diri. Pada kondisi ini pencinta akan memiliki jiwa yang luhur dan menggantikan jiwa yang kerdil, karena jiwa yang kerdil hanya akan dimiliki oleh orang yang egois dan cinta pada diri sendiri. Maka cinta kepada kekasih akan melenyapkan ego dalam dirinya sehingga kan luhur jiwanya.

Cinta menumbuhkan kebebasan dan jiwa untuk menjadi cinta. Cinta Rumi kepada Syams membuatnya bebas untuk menemukan jiwanya sendiri yang menemukan saluran melalui puisinya, cinta jiwa dan kebebasan menyatu.

Namun pada saat itu terjadi kehidupan Rumi berputar balik setelah menyatakan kebebasannya untuk mencintai jiwanya, Rumi tidak lagi berperilaku selayaknya seorang Syekh yang baik ia menjadi benar-benar bebas hanya memedulikan jiwanya sendiri dan cintanya kepada Tuhan. Rumi berkata:

“Lagi-lagi aku berada dalam diriku sendiri aku berjalan pergi tetapi kesinilah aku berlayar kembali, kaki di udara jungkir balik. seperti seorang wali ketika dia membuka matanya di tengah doa: sekarang, ruangan, taplak meja wajah-wajah yang akrab”.

Cinta Rumi kepada Ilahi menghendaki “keadaan mabuk” di mana keadaan ini mengisyaratkan tentang keintiman cinta Rumi dengan Ilahi dalam hal ini Rumi menerangkan Simbol-simbol tertentu yang berkaitan dengan kemabukan, seperti anggur dan cawang “Tuhan adalah cawang dan anggur: Dia tahu cinta seperti apa pun situasiku”.

Dalam syairnya Rumi mengekspresikan keadaan ekstasenya yang hebat ketika anggur Ilahi seketika menyentuh jiwanya:

“Rembulan yang tak pernah disaksikan langit bahkan dalam mimpi, telah kembali. Dan datanglah api yang tak bisa dipindahkan air apa pun. Lihatlah rumah tubuh dan pandanglah jiwaku, ini membuat mabuk dan kerinduan itu dengan cawang cintanya. Ketika pemilik kedai itu menjadi kekasih hatinya, darahku berubah menjadi anggur dan hatiku menjadi kabab. Ketika pandangan dipenuhi oleh ingatan padanya, datanglah suara: Baguslah Wahai Cawang, hebatlah wahai anggur”.

Cinta yang Rumi alami diakibatkan oleh perasaan cinta yang sangat menggelora dalam hatinya kepada sang Ilahi, cinta memiliki kemampuan untuk menyatukan segala daya. Dengan cinta akan mampu memaksimalkan potensi pencinta. Segala upaya akan dilakukan untuk dapat menjangkau yang dicinta dengan indra lahiriahnya.

Karena hal itulah, hatinya hanya berisi tentang yang dicintai baik dalam kondisi bagaimanapun dan kapanpun sang pencinta akan terus dibuaikan oleh hasrat cinta yang menggebu untuk selalu menghadirkan sang kekasih dalam jiwanya.

Referensi

A. Reza Arasteh, Sufisme dan Penyempurnaan Diri, (Raja Grafindo: Jakarta, 2000)

Anne Marie Schimmel, Akulah Angin Engkaulah Api: Hidup dan Karya Jalaluddin Rumi, Terj, Alwiyah Hasan dan Ilyas hasan (Mizan: Bandung, 2016)

Denise Breton dan Christoper Largent, Cinta, Jiwa dan Kekerasan di jalan sufi: Menari Bersama Rumi. Terj. Rahmani Astuti, (Pustaka Hidayah: Bandung, 2003)

Haidar Baghir, Belajar Hidup Dari Rumi, Serpihan-serpihan Puisi Penerang Jiwa, (Bandung: Mizan, 2015)

Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi, Terj. Abd Kholiq (yogyakarta: Forum, 2014)

Juliet Mabey, Wasiat Spiritual Rumi, Terj. Ribut Wahyudi, (Penerbit Jendela: Yogyakarta, 2002)

Mulyadhi Kartanegara, Jalal Al-Din Rumi: Guru Sufi dan Penyair Agung, (Teraju: Jakarta, 2004)

Rumi, Yang Mengenal Dirinya yang Mengenal Tuhannya, Aforisme-Aforisme Sufistik Jalalluddin Rumi, Signs off The Unseen: The Discourses of Jalalluddin Rumi, Terj. Anwar Holid, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001)

Seyyed Hosein Nasr, Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam, Terj. Rahman Astuti, (Bandung: Mizan Media Utama, 2003)

Syamsun Ni’am, Cinta Ilahi perspektif Rabiah al-Adawiyah dan Jalaluddin Rumi, (Risalah Gusti: Surabaya, 2001)

Titus Burckhard, Mengenal Ajaran Sufi, Terj. Azyumardi Azra (Jakarta: Pustaka Jaya 1984)

____________

* Penulis: Alumnus Pesantren Nurul Jadid
* Source: LSF Discourse

About admin

Check Also

Inilah Saat-saat Seseorang Dekat dengan Allah

”Ternyata shalat, zakat, puasa dan haji belum menjamin kedekatan seseorang dengan Allah SWT”. Oleh: Admin ...