Oleh: H. Derajat*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn”.
Sudahkah engkau berdzikir dengan kalimah tauhid hari ini sahabatku? Aku pastikan belum, mengapa? Karena engkau hanya melafalkan dzikir itu sebagai suatu ungkapan dan belum dengan aqidahnya.
Jadi, apa yang harus engkau perbuat marilah kita renungkan hal-hal berikut:
Telah berkata Mursyid kami di dalam ahli Silsilah Tarekat ini bahwa kalimat thayyibah Lã Ilãha Illallãh tergambar dari tingkatan pengamalnya yaitu:
1. Tingkat pemula (awam), “lã ilãha” dimaknai “tidak ada sesembahan”.
2. Tingkat menengah, memaknainya “tidak ada maksud”.
3. Tingkat tinggi, adalah “tidak ada yang maujud”, kecuali hanya Allah.
قَالَ الْمَوْلَى سَعْدُ الدِّيْنِ الْكَاشْغَرِي « سَأَلَنِي الشَّيْخُ عَبْدُ الْكَبِيْرِ الْيَمَنِيِّ، فَقَالَ لِيْ « مَا الذِّكْرُ؟ فَقُلْتُ « لَآ إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ »، فَقَالَ « مَا هَذَا ذِكْرٌ، هَذَا عِبَارَةٌ »، فَقُلْتُ لَهُ « اَفْدِ اَنْتَ »، فَقَالَ « اَلذِّكْرُ اَنْ تَعْلَمَ أَنَّكَ لَا تَقْدِرُ عَلَى وِجْدَانِهِ » .
Al-Maula Sa’duddin al-Kasyghari berkata, “Syekh Abdul Kabir al-Yamani bertanya kepadaku; “Syekh Abdul Kabir Al-Yamani bertanya kepadaku; “apakah dzikir itu?” Aku menjawab; “Lã Ilãha Illallãh”. Dia pun berkata; “itu bukan Dzikir. Itu adalah ungkapan (ibarat)!!”. Aku pun berkata; “jelaskan padaku (tentang dzikir itu). Dia pun menjelaskan; “Dzikir adalah engkau tahu bahwa engkau tidak kuasa untuk mewujudkan..”.
Berbarengan dengan mengucapkan dzikir Lã Ilãha Illallãh baik dengan lisan maupun qalbumu maka hatimu harus pula berpegang teguh pada keyakinan dan keimanan bahwa engkau tahu dirimu tak mampu dan kuasa mewujudkan apapun. Ya, benar, apapun!!! kecuali Dia Yang Maha Menguasai hidupmu ingin mewujudkan sesuatu itu.
Bila telah sampai kepada hakikat itu, yakinlah bahwa hidup kita akan nyaman, bahagia, aman, rizki mengalir tak henti-henti, tiada keresahan dan ketakutan. Karena nama-Nya yang teramat Agung itu dengan sifat-Nya yang teramat Indah telah benar-benar menyelimuti dzahir dan bathin kita sahabatku…
Wallãhu A’lamu bish-Shawãb
___________
*Garut, 25 Mei 2023 pkl.02.00