“Bahkan seekor anjing pun mempunyai sifat mulia”
Oleh: Dr. KRH Yogi Muhammad Rahman, S.H., M.H.*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Washshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Pada suatu hari aku pernah menceritakan kepada Mursyidku, orang tuaku dalam bertarekat H. Derajat asy-Syatthari tentang kekecewaanku dalam pergaulan. Namun alangkah terkejutnya karena jawaban beliau menghenyakkan Qalbuku: “Den, kalo kamu masih kecewa dengan orang sekelilingmu masa kalah sama anjing sih.”
Semula aku kecewa dengan jawabannya, namun karena guruku memerintahkanku membaca kitab Mursyidku Imam Nawawi Al-Bantani, akhirnya aku menyadari bahwa ada sifat terpuji dalam seekor anjing, yang apabila kita sebagai manusia melakukannya, maka kita akan dimuliakan.
Anjing memang memiliki najis, yakni air liurnya. Namun, hal itu tak berarti hewan tersebut tak boleh dikasihani. Rasulullah SAW juga pernah menuturkan suatu kisah tentang seorang pelacur pada zaman Bani Israil. Perempuan yang sehari-hari tenggelam dalam dosa besar itu suatu hari menemukan anjing yang berputar-putar mengitari sumur.
Pelacur ini menyadari, anjing tersebut sedang kehausan. Maka, ia pun menjulurkan sepatunya ke dalam sumur untuk mewadahi air. Lantas, dengan benda itu ia memberi minum kepada anjing tersebut. Rasulullah SAW bersabda, dosa-dosa sang pelacur kemudian diampuni oleh Allah SWT lantaran kasih sayangnya terhadap anjing itu.
Anjing adalah hewan yang pandai, dan dikenal sebagai hewan yang setia kepada tuannya. Selain itu, rupa-rupanya anjing juga memiliki sifat terpuji yang perlu ditiru.
Imam Nawawi menyebutkan 10 sifat terpuji anjing yang patut diteladani.
Dilansir dari Kitab Kasyîfatus Sajã, Syarah Safînatun Najã karangan Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi Al-Bantani, berikut adalah 10 sifat terpuji yang dimiliki anjing dan patut diteladani.
Anjing memiliki 10 sifat keteladanan yang bisa dicontoh insan beriman. Berikut 10 nilai-nilai kesalehan anjing menurut Imam Nawawi:
1. Gemar mengosongkan perut
أَوَّلُهَا لَا يَزَالُ جَائِعًا وَهَذِهِ صِفَاتُ الصَّالِحِيْنَ
Anjing selalu dalam keadaan lapar, hal Ini adalah sifatnya para hamba-hamba Allah SWT yang shalih.
2. Tidak tidur malam hari kecuali sedikit saja
اَلثَّانِيَةُ لَا يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيْلًا وَهَذِهِ مِنْ صِفَاتِ الْمُتَهَجِّدِيْنَ
Anjing hanya tidur sebentar pada malam hari, hal ini adalah kebiasaan para hamba-hamba Allah SWT yang mendirikan shalat sepertiga malam (shalat tahajud).
3. Mempunyai Sifat Jujur
اَلثَّالِثَةُ لَوْ طُرِدَ فِي الْيَوْمِ أَلْفَ مَرَّةٍ مَا بَرَحَ عَنْ بَابِ سَيِّدِهِ وَهَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِ الصَّادِقِيْنَ
Saat anjing diusir ribuan kali pada tiap hari, ia tidak akan meninggalkan pintu tuannya. Inilah sifat orang jujur.
4. Sifat zuhud pada anjing
اَلرَّابِعَةُ إِذَا مَاتَ لَمْ يَخْلُفْ مِيْرَاثًا وَهَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِ الزَّاهِدِيْنَ
Bila ia mati pantang meninggalkan warisan yang berlebihan. Termasuk sifat zuhud.
5. Sifat Ikhlas pada anjing
اَلْخَامِسَةُ أَنْ يَقْنَعَ مِنَ الْأَرْضِ بِأَدْنَى مَوْضِعِ وَهَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِ الرَّاضِيْنَ
Anjing selalu menerima di tempatkan di tempat yang paling rendah. Sifat ini adalah ciri-ciri hamba yang ridha terhadap pemberian Allah SWT.
6. Sifat sabar pada anjing
اَلسَّادِسَةُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى كُلِّ مَنْ يَرَى حَتَّى يُطْرَحَ لَهُ لُقْمَةً وَهَذِهِ مِنْ أَخْلَاقِ الْمَسَاكِيْنِ
Anjing selalu memandangi setiap orang yang melihatnya sampai ia dilempari secuil makanan. Sifat ini adalah akhlaknya para hamba yang miskin.
7. Selalu setia kawan
اَلسَّابِعَةُ أَنَّهُ لَوْ طُرِدَ وَحُثِيَ عَلَيْهِ التُّرَابُ فَلَا يَغْضَبُ وَلَا يَحْقِدُ وَهَذِهِ مِنْ أَخْلَاقِ الْعَاشِقِيْنَ
Jika anjing diusir atau dipukul, ia tak akan marah dan dendam pada tuannya. Inilah sifat kesetiakawanan.
8. Sifat terpuji pada anjing yang selalu mengalah
اَلثَّامِنَةُ إِذَا غُلِبَ عَلَى مَوْضِعِهِ يَتْرُكُهُ وَيَذْهَبُ إِلَى غَيْرِهِ وَهَذِهِ مِنْ أَفْعَالِ الْحَامِدِيْنَ
Saat tempat tinggalnya digusur, anjing akan meninggalkannya dan mencari tempat lain untuk ditinggali
9. Sifat Qanaah pada anjing
اَلتَّاسِعَةُ إِذَا أُجْدِيَ لَهُ أَيْ أُعْطِيَ لَهُ لُقْمَةً أَكَلَهَا وَبَاتَ عَلَيْهَا وَهَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِ الْقَانِعِيْنَ
Apabila diberi makanan apapun itu, ia rela menerimanya. Termasuk sifat qana’ah (berpuas hati).
10. Sifat Tawakal pada anjing
اَلْعَاشِرَةُ أَنَّهُ إِذَا سَافَرَ مِنْ بَلَدٍ إِلَى غَيْرِهَا لَمْ يَتَزَوَّدْ وَهَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِ الْمُتَوَكِّلِيْنَ، اِنْتَهَى
Saat anjing pergi dari satu tempat ke tempat lain, ia tidak mempersiapkan bekal apapun melainkan menuruti kemampuannya. Sifat ini juga termasuk ciri-ciri hamba yang bertawakal.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW terdapat seekor anjing yang pemberani membela Rasulullah SAW dan sahabat Nabi SAW ketika beliau dihina.
Rasulullah SAW merupakan utusan Allah SWT dan merupakan manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Oleh karena itu, siapapun pasti tidak akan rela jika baginda SAW dihina. Bahkan hewan pun ikut memperlihatkan sikap ketidaksukaannya ketika Rasulullah SAW dihina, salah satunya diperlihatkan oleh seekor anjing.
Kisah ini diriwayatkan oleh Jamaluddin Ibrahim bin Muhammad ath-Thibi. Terdapat seekor anjing yang marah ketika mendengar seorang penguasa Mongol yang menjadi Nasrani menghina Rasulullah SAW.
Suatu hari, para penguasa Mongol berkumpul pada suatu acara. Salah satu dari mereka memberikan sambutan berupa pidato. Namun, dalam sambutannya terdapat kata-kata yang berisi penghinaan kepada Rasulullah SAW.
Dikarenakan orang tersebut terus-menerus melakukan penghinaan kepada Rasulullah SAW, maka seekor anjing yang berada di ruangan tersebut tiba-tiba menerkam dan mencakar wajah orang tersebut. Sampai akhirnya para hadirin yang hadir dalam ruangan tersebut melerai keduanya, dan kembali mengikat anjing tersebut.
Lalu, terdapat salah seorang hadirin berkata, “Hal ini karena hinaanmu kepada Muhammad”. Namun, orang yang menghina itu berkata, “Bukan, tetapi anjing itu terlalu peka. Dia melihat tanganku bergerak ke arahnya, jadi dia mengira bahwa aku akan memukulnya”.
Kemudian ia kembali melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW, dan mengulangi hinaan tersebut secara terus-menerus. Pada akhirnya, anjing yang tadi sudah diikat kembali menyerangnya dengan cara mencakar-cakar wajahnya dan menggigit lehernya, lalu menarik lehernya hingga putus, sampai akhirnya orang tersebut meninggal dunia. Wallãhu a’lamu bish-Shawãb
Mari kita tutup artikel ini dengan do’a, agar kisah-kisah hikmah tersebut dapat menjadi renungan terdalam dan menyerap di dalam jiwa kita.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞
Rabbanã, ãtinã fid-dunyã hasanah, wa fil-ãkhirati hasanah, wa qinã ‘adzãban nãr
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
_____________
* Penasehat Pasulukan Loka Gandasasmita