“Guru Mursyid adalah yang boleh membuat hati semakin berada dalam kerendahan hati, sehingga semakin tumbuh cinta kasih.”
Oleh: H. Derajat*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Sahabatku yang dikasihi Allah Mursyid kami Syekh Abu Yazid al Bisthami berkata :
مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ يُرْشِدُهُ فَمُرْشِدُهُ شَيْطَانٌ
“Orang yang tidak mempunyai syeikh mursyid, maka syekh mursyidnya adalah syetan.”
Menghormati Guru Mursyid adalah bagian dari perbuatan Akhlak mulia yang diperintahkan Allah dan RasulNya dalam hadist Rasulullah Saw pernah bersabda:
تَخَلَّقُوْا بِاَخْلاَقِ اللّٰهِ تَعَالَى
“Berbudilah kamu sekalian dengan budi pekertinya Allah Ta’ala.”
Puji-pujian kepada Mursyid telah dikenal sejak dahulu di kalangan para ulama dan santri, sebagaimana dalam syair sbb :
Mengapa para Murid tarekat sedemikian mengagungkan Mursyid pembimbingnya? Jawabannya sederhana yaitu karena dalam jiwa Mursyid telah dianugerahi Allah Nur Muhammad yang merupakan Cahaya di atas Cahaya yang karenanya pula Allah di zaman azali memerintahkan semua makhluk ciptaanNya menyembah Adam kecuali iblis/setan.
Maka Syeikh Yazid Al-Bisthami dengan tegas menyatakan bahwa yang tidak punya Mursyid maka setanlah yang menjadi pembimbingnya.
Guru kami yang mulia Kyai Muhammad Arjaen yang diijazahkan oleh Sunan Gunung Jati yang secara turun temurun dalam sanad silsilah Tarekat Syathariyyah kepada Sunan Bonang maupun Sunan Kalijaga menyatakan Kangjeng Nabi Muhammad tampak saking Gusti Allah kalawan lantaran Dat Ruhul Amin. Nah Dat Ruhul Amin inilah yang turun temurun bergulir dari guru mursyid kepada penerusnya sesuai dengan mata rantai Sanad Silsilah Tarekat apapun. Ruhul Amin inilah yang menjadi pembimbing mutlak para Mursyid dalam mengajar murid-muridnya.
Mursyid adalah guru yang membimbing kepada murid untuk berjalan menuju Allah SWT dengan menapaki jalannya. Dengan bimbingan guru itu, murid meningkat derajatnya di sisi Allah, mencapai Rijalallah, dengan berbekal ilmu syariat dan ilmu hakikat yang diperkuat oleh al-Qur’an dan as-Sunnah serta mengikuti jejak ulama pewaris nabi dan ulama yang telah terdidik oleh mursyid sebelumnya dan mendapat izin dari guru di atasnya untuk mengajar umat. Guru yang dimaksud adalah guru yang hidup sezaman dengan murid dan mempunyai tali keguruan sampai nabi Muhammad SAW. Guru yang demikian itu adalah yang sudah Arif Billah, tali penyambung murid kepada Allah, dan merupakan pintu bagi murid masuk kepada istana Allah.
Ilustrasi Guru Mursyid bagi Muridnya
Dalam sebuah Pengkajian Rohani, seorang murid bertanya kepada Sang Mursyid, guru rohaninya. “Guru Mursyid adalah yang boleh membuat hati semakin berada dalam kerendahan hati, sehingga semakin tumbuh cinta kasih.”
Seorang murid bertanya, “Jika memang benar para guru adalah orang-orang yang pintar, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, dan orang-orang kaya raya itu?”
Gurunya tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia masuk ke ruangannya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan. Ia meletakkan timbangan tersebut di atas meja, dan berkata: “Anakku, ini adalah sebuah timbangan, yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram”.
“Berapa harga emas seberat itu?”
Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator dan kemudian ia menjawab, “Jika harga satu gram emas adalah Rp. 800 ribu, maka 5000 gram akan setara dengan Rp. 4 milyar”.
Sambil membawa timbangan Sang Guru menjawab lebih lanjut, “Baiklah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepadamu membawa timbangan ini dan ingin menjualnya seharga emas 5000 gram, adakah yang bersedia membelinya?”
Murid berkata, “Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya, saya bisa mendapatkan timbangan tersebut dengan harga di bawah dua juta rupiah, mengapa harus membayar sampai Rp. 4 milyar?”
Guru menjawab: “Nah, anakku, kini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami adalah timbangan akan bobot prestasimu, kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuanmu.”
Guru berkata lagi, “Satu lagi pertanyaanku. Jika ada seseorang datang kepadamu membawa sebongkah berlian di tangan kanannya dan seember keringat di tangan kirinya…”.
Kemudian ia berkata: “Di tangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada di tangan kananku ini, tanpa keringat ini tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian”.
“Apakah ada yang mau membeli keringatnya?”
“Tentu tidak,” ujar Guru lagi. “Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya. Biarlah kami, para guru, menjadi keringat itu, dan kalianlah yang menjadi berliannya.”
Sang murid menangis, ia memeluk gurunya dan berkata: “Wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlasnya kalian, terima kasih guru. Kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kemajuan kami, setiap kilau berlian kami, ada tetes keringatmu…”
Guru berkata: “Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam hakiki di sisi Nur Ilahi Rabbi, karena hakikat Cahaya Rohani lebih mulia dari segala pernak-pernik di dunia ini.”
Semoga Allah Ta’ala membimbing kita semua untuk mendapatkan Guru Mursyid yang karenanya Allah Ta’ala menampakkan HakikatNya dalam pandangan batin kita semua. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn….
Wallãhu A’lam….
_________
* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita