Home / Agama / Kajian / Seri Al-Asma Al-Husna; Pengertian Al-Haadii

Seri Al-Asma Al-Husna; Pengertian Al-Haadii

Oleh: H. Derajat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalihi ma’at tasliimi wabihii nasta’iinu fii tahshiilil ‘inaayatil ‘aammati wal-hidaayatit taammah, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai InayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, aamiin ya Rabbal ‘aalamiin”.

Pengertian Al-Haadii

Al-Haadii (الْهَادِى) artinya Maha Memberi Petunjuk. Allah memberi petunjuk ke dalam hati orang-orang yang beriman. Sehingga mereka yang dikehendakiNya mengetahui dan mengikuti kebenaran.

Apa yang dimaksud dengan Al-Haadii atau Maha Pemberi Petunjuk ?

Kata Al-Haadii memiliki akar kata yang terdiri dari ha-dal-ya, yang berarti tampil di depan memberi petunjuk. Al-Haadii artinya penunjuk jalan karena berada di depan. Akar kata ini juga memberikan makna menyampaikan dengan lemah lembut. Dari makna ini, lahir kata hadiah, karena merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut untuk menunjukkan sikap simpati. (Quraisy Syihab).

Dialah yang memberi petunjuk kepada seluruh makhluk sesuai dengan peranan yang dikehendaki-Nya untuk mereka emban,

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَىٰ كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَىٰ

“Musa berkata: Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”. (QS. Thaahaa : 50).

Kata Al-Haadii sebagai nama Allah dengan tambahan huruf alif-lam, tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. Namun, yang ditemukan dalam Al-Qur’an kata “Haadii” tanpa huruf alif-lam di depannya sebagai nama atau sifat Allah. Sebagaimana disebutkan dalam ayat:

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ اللّٰهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur’an itulah yang haq dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”. (QS. Al-Hajj: 54).

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong”. (QS. Al-Furqaan: 31).

Allah Al-Haadii, artinya Allah Maha Memberi petunjuk kepada seluruh makhluk-Nya sesuai dengan fungsi masing-masing (QS. Thaahaa: 50). Dengan kelembutan-Nya, Dia memberikan beragam petunjuk kepada manusia. Allah memberikan petunjuk melalui naluri fitrah, kemudian panca indera, akal, dan puncaknya adalah petunjuk yang dibawa oleh para nabi berupa wahyu dan kitab suci sebagai pedoman hidup.

Dia-lah yang dengan kelembutan kasih sayang-Nya memberikan petunjuk bagi hamba-Nya yang dikehendaki. Dia tunjukkan pada jalan kebenaran dan kebahagiaan. Dia tunjukkan kepada agama yang lurus dan diridhai-Nya. Siapa pun tidak mampu memberikan petunjuk kecuali atas kehendak-Nya. Tugas nabi dan pengikutnya adalah menyampaikan dan menunjukkan kepada kebenaran. Namun, hanya Allah yang menjadikan seseorang mau menerima dan meyakini kebenaran tersebut.

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِي مَنْ يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki- Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashash: 56).

Allah Al-Hadi maknanya adalah Pemberi Hidayah dan Pemberi Petunjuk. Allah tidak akan memberikan hidayah kepada jalan yang lurus sebagaimana ayat di atas melainkan hanya kepada orang-orang yang beriman (QS. Al-Hajj: 54).

Ibnu Jarir mengatakan, bahwasanya Allah akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kepada kebenaran yang nampak jelas.

Az-Zujaj mengatakan, Al-Haadii merupakan pemberi petunjuk kepada makhluk ciptaan-Nya untuk mengenal Rubuubiyah-Nya, Uluuhiyah-Nya serta nama-nama dan sifat-Nya. Dan Dialah yang memberikan petunjuk kepada hamba-Nya kepada jalan yang lurus. Sebagaimana firman-Nya:

وَاللّٰهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَآءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam)”. (QS. Yunus: 25)

Hikmah dan Teladan dari Nama al-Haadii

Hikmah yang bisa diambil dari Asma Allah al-Haadii adalah hendaknya kita saling mengingatkan untuk senantiasa berada pada jalan yang benar sesuai petunjuk Allah. Kita tidak boleh bersikap acuh dan masa bodo dengan kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan orang lain. Karena bisa terjadi, kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan segelintir orang berakibat merugikan bagi banyak orang. Namun demikian, haruslah dicari model yang baik dan tepat, sehingga peringatan mencapai tujuannya.

Meneladani nama Al-Haadii, seorang hamba harus selalu memohon petunjuk kapada Allah dalam segala hal dan kapanpun. Hanya Allah yang mengetahui baik buruknya suatu masalah dan akibatnya. Manusia hanya bisa memaksimalkan sarana petunjuk yang dimilikinya. Namun, semua sarana tersebut sangat terbatas, apalagi jika terkait dengan sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh akal manusia. Memohon petunjuk kepada Allah adalah merupakan usaha yang paling tepat. Karena orang yang berada dalam petunjuk Allah, akan selalu nyaman walaupun dalam cobaan.

Allah berfirman:

اَلَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ۞ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ۞

”(156) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ”Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.” (157) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Baqarah: 156-157).

Di samping itu, meneladani nama Al-Haadii, mendorong seorang hamba untuk terus menyebarkan kebenaran dan kebaikan kepada siapapun yang ada di sekelilingnya. Ia selalu terdepan sebagai teladan dan penunjuk kepada jalan kebaikan dan kebenaran. Ia selalu sabar dan istiqamah dalam menjalani profesinya sebagai pioner penunjuk kebenaran. Begitulah yang dilakukan para nabi dan pengikutnya dalam memberikan pencerahan kepada umatnya. Dalam menyampaikan petunjuk, mereka senantiasa memakai cara-cara yang halus dan elegan.

Allah berfirman:

اُدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125).

Ketika Allah menciptakan makhluk, pada saat bersamaan, Dia telah pula membuat aturan atau buku petunjuk-Nya. Allah melakukan yang demikian agar kehidupan di alam ini berjalan dengan baik. Jika terjadi adanya penyimpangan atau pelanggaran, maka akibatnya adalah munculnya kekacauan dan bahkan kehancuran dalam kehidupan.

Misalnya, kalau terjadi penyimpangan atau pelanggaran dalam bentuk pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, mabuk-mabukan, dan perzinaan, maka kehidupan kita akan menjadi kacau dan berantakan. Contoh lain, ketika manusia dengan seenaknya membabat hutan, maka yang kemudian terjadi adalah longsor dan banjir. Dengan demikian, sangatlah diperlukan adanya petunjuk dalam menjalankan kehidupan ini, dan Allah-lah Sang Pemberi petunjuk. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hajj: 54 di atas tadi.

Diantara konsekuensi dari nama Allah Al-Haadii adalah, Allah memberikan petunjuk kepada seluruh hamba-hamba-Nya serta menjelaskan mana yang merupakan jalan keimanan dan kebenaran. Oleh karena itulah Allah mengutus para rasul-Nya kepada manusia dan menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul. Dan bahkan Allah memberi petunjuk melalui ciptaan-Nya.

Adapun para rasul ‘alaihimussalaam, mereka merupakan petunjuk Allah bagi makhluk-Nya. Mereka telah bersusah payah berdakwah siang dan malam, baik bersembunyi maupun terang-terangan, dengan tutur kata yang lembut, penyampaian yang jelas, dan nasihat terbaik.

وَمَآ  أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُوْلٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَشَآءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَآءُ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ibrahim: 4)

Begitu juga dengan Kitab-kitab-Nya, semua itu merupakan petunjuk, cahaya serta pembeda antara yang haq dan yang bathil.

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُوْرٌ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”. (QS. Al-Maaidah: 44)

وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Maaidah: 46).

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۝٣ مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۗ وَاللّٰهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ ۝٤

“(3) Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (4) sebelum (Al-Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)”. QS. Ali-Imran: 3-4

Adapun petunjuk Allah melalui makhluk ciptaan-Nya adalah alam semesta. Maka alam semesta yang begitu indah dan teratur ini, tidaklah Allah ciptakan melainkan untuk menunjukkan keesaan Penciptanya Subhanahu wata’ala. Yang mana alam raya ini seharusnya membawa orang yang men-tadabburi-nya kepada keimanan dan berserah diri kepada Allah Rabbul ‘aalamiin.

إِنَّ فِي السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۝٣ وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَآبَّةٍ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يُوْقِنُوْنَ ۝٤ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَآ أَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَآءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ ۝٥ تِلْكَ آيَاتُ اللّٰهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ ۖ فَبِأَيِّ حَدِيْثٍ بَعْدَ اللّٰهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ ۝٦

“(3) Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. (4) dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, (5) dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (6) Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; Maka dengan Perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya”. (QS. Al-Jatsiyah: 3-6)

Do’a Melalui Nama Al-Haadii

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Yaa Haddii” sebanyak 100x setiap selesai shalat fardhu, in syaa Allah dapat dijauhkan dari kesulitan hidup dan menentramkan hati yang risau.

Di antara doa yang senantiasa terucap adalah memohon hidayah kepada Allah. Memohon petunjuk agar dalam kehidupannya ia mengetahui arah dan tujuan yang jelas sehingga bisa sampai kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan merupakan kewajiban bagi seorang muslim untuk melantunkan permohonan hidayah kepada Tuhannya, pada setiap raka’at dalam shalatnya ia mengucapkan:

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (QS. Al-Faatihah: 6)

Ihdinaa (tunjukilah kami), berasal dari kata hidayah yaitu memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dalam ayat ini bukanlah sekedar memberi hidayah dalam hal penjelasan saja, tetapi juga memberi taufik/kekuatan dalam menjalani dan berpegang teguh terhadap hidayah tersebut.

Wallaahu A’lam

Source: Dari berbagai sumber

 

About admin

Check Also

Mengapa Harus Bulan Ramadhan?

”Mengapa Allah SWT menurunkan perintah berpuasa kepada orang-orang beriman jatuh di bulan Ramadhan?”. Oleh: Admin ...