Home / Agama / Kajian / Sekilas Pandang Kurikulum Tasawuf

Sekilas Pandang Kurikulum Tasawuf

Oleh: Muhammad Afdhal

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Tulisan ini saya buat sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan beberapa kawan yang mengambil spesialisasi bidang tasawuf, baik di Maroko maupun negara Timur Tengah lainnya. Sebagian mengeluhkan kebingungan dalam menggambarkan dan menjelaskan tasawuf yang hakiki serta ketertinggalan mereka (atau lebih tepatnya kita) dari banyak lulusan Amerika dan Eropa dalam menjelaskan bidang ini. Miris memang jika lulusan Amerika dan Eropa lebih lihai menjelaskan tasawuf dibandingkan lulusan Timur Tengah, tapi apa boleh buat.

To the point. Saya mulai tulisan ini dengan asumsi dasar, yaitu tasawuf adalah sebuah mazhab. Ya, seperti mazhab fikih lainnya. Pegang ini baik-baik dan jangan protes dulu.

* * * *

Selayaknya mempelajari sebuah mazhab, langkah yang paling pertama adalah mengenali musthalahat (kosakata) yang digunakan ahli mazhab. Sebagai contoh, dalam Mazhab Syafi’i ada kitab Sullam Muta’allimul Muhtaj karya Al-Ahdal. Nah, dalam mazhab tasawuf juga ada, judulnya Isthilah Ash-Shufiyah karya Ibnu Arabi, Mi’rajut Tasyawwuf karya Ibnu Ajibah, serta sebagian tempat dalam Risalah QusyairiyahAl-Luma’ karya Sirajuddin Ath-Thusi, dan At-Ta’arruf karya Al-Kalabazi. Dua kitab pertama –sependek pengetahuan saya- sangat membantu dan bermanfaat sekali, hanya saja bedanya yang pertama lebih ringkas dari pada yang kedua.

Oh iya, salah satu keunikan tasawuf ada pada musthalahatnya. Hampir –kalau tidak mau dibilang- semua kesalahpahaman yang terjadi terhadap tasawuf berpangkal dari kejahilan terhadap musthalahat. Ditambah lagi kita sebagai mahasiswa yang harus banyak melakukan penelitian, pengetahuan terhadap musthalahat adalah hal yang wajib.

Beberapa mahasiswa di Universitas Muhammad V Rabat saya lihat pakai buku Musthalahat Yusufiyah. Terus terang saya belum pernah baca. Pernah sih, dulu saya sempat pinjam buku Gus Hanif Zamzami tapi itu hanya baca sekilas. Secara umum bagus.

Sebenarnya tidak wajib kita membaca buku musthalahat dari awal sampai akhir, hanya saja buku tersebut harus standby saat kita membaca buku tasawuf khususnya yang irfani. Kalau ada apa-apa, kita tinggal rujuk buku tersebut.

* * * *

Oke, selanjutnya buku inti. Setiap mazhab pasti punya buku inti. Tapi sebelum itu, biasanya ada buku pengantar untuk pelajar tingkat dasar dan buku pengantar untuk pelajar tingkat lanjut. Sebab biasanya buku inti itu untuk pelajar tingkat mahir. Sebagai contoh dalam Mazhab Syafi’i ada Matan Abi Syuja’ untuk pengantar bagi pelajar tingkat dasar, Matan Qurratul ‘Ain karya Al-Malibari untuk pengantar bagi pelajar tingkat lanjut, kemudian baru kitab inti yaitu Al-Minhaj karya An-Nawawi.

Nah, mazhab tasawuf mirip seperti itu juga. Untuk tingkat pemula ada kitab Hidayatu Rabbi ‘Inda Faqdil Murabbi karya Al-Muttaqi Al-Hindi. Saya masih ingat betul saat Kiai Muhammad Danial Nafis meminjamkan kitab ini untuk saya telaah sebelum berangkat ke Maroko. Rasa terima kasih saya yang setinggi-tingginya kepada beliau yang tahu betul apa yang pas untuk saya pelajari di tingkat pemula.

Untuk tingkat lanjut ada kitab Mawaqi’un Nujum Wa Mathali’u Ahillatil Asrar wal ‘Ulum karya Ibnu Arabi, Risalah Qusyairiyah, Al-Luma’, dan ‘Awariful Ma’arif karya As- Suhrawardi. Kitab yang pertama adalah yang terbaik dikelasnya. Ringkas dan cukup untuk dijadikan pedoman bagi para guru suluk jika memang terlalu sibuk hingga tak sempat mutalaah kitab inti. Sebagaimana yang dituturkan sendiri oleh Ibnu Arabi.

Untuk tingkat mahir ada kitab inti, apalagi kalau bukan Futuhat Al-Makkiyah kaya Ibnu Arabi. Para sufi bangga sekali dengan Ibnu Arabi karena telah berhasil mengkodifikasi dan menertibkan pendapat dalam Mazhab Tasawuf dalam satu kitab inti. Persis seperti kebanggaan pengikut Mazhab Syafi’i terhadap An-Nawawi atas kitabnya Al-Minhaj.

* * * *

Selanjutnya bagian yang paling penting bagi mahasiswa dan peneliti, yaitu buku kompilasi dalil mazhab. Hampir setiap mazhab punya kitab khusus untuk mengumpulkan berbagai dalil yang digunakan oleh ahli mazhab. Sebagai contoh dalam Mazhab Syafi’i ada Sunan Al- Baihaqi atau dalam Mazhab Maliki ada Al-Kafi karya Ibnu Abdil Barr. Dalam Mazhab Tasawuf juga ada, sebut saja Shafwah At-Tasawwuf karya Ibnu Thahir Al-Maqdisi, Sunan Ash-Shufiyah karya Abu Abdirrahman As-Sulami, dan beberapa bagian dalam Risalah Qusyairiyah.

* * * *

Untuk memudahkan ingatan terhadap berbagai masalah yang dibahas oleh sebuah mazhab, maka para ahli mazhab melakukan dua hal.

Pertama, mengkodifikasi semua masalah dalam bentuk nadzam (syair). Tujuannya agar mudah dihafal dan diingat. Sebagai contoh dalam Mazhab Syafi’i ada Nadzmuz Zubad karya Ibnu Ruslan, nah Mazhab Tasawuf juga ada. Sebut saja yang paling keren dalam bab ini Nadzmus Suluk karya Ibnul Farid Sang Ustazul ‘Asyiqin. Nadzam ini fenomenal sekali, sampai ada yang bilang kalau Futuhat-nya Ibnu Arabi itu adalah syarah untuk nadzam ini.

Kedua, mengkodifikasi dalam bentuk kaidah. Tujuannya agar mudah dianalogikan jikalau sewaktu-waktu lupa. Sebagai contoh dalam Mazhab Maliki ada Qawaidhul Madzhab karya Al-Maqarri (dengan syarahnya yang monumental membuat mahasiswa Taklim Atiq di Maroko kelipungan: Al-Manhajul Muntakhab karya Al-Manjur). Mazhab Tasawuf juga punya, contohnya Qawaidhul Haqaiq Wa Dhawabithud Daqaiq karya Syaikhul Islam Bahram bin Ya’qub atau kalau di Fes yang masyhur Qawaidhuth Thariqah Fil Jam’i Bainasy Syari’ati Wal Haqiqah alias Qawaidhut Tasawwuf karya Ahmad Zarruq. Ibnu Arabi sebenarnya juga punya, judulnya Ma La Yu’awwilu ‘Alaih hanya saja jarang dibahas.

Perselisihan pendapat dalam satu mazhab adalah hal yang biasa terjadi, bahkan menjadi salah satu acuan kedinamisan mazhab tersebut. Oleh karena itu, biasanya dalam sebuah mazhab ada kitab khusus yang menuliskan hal-hal yang disepakati ahli mazhab, hal-hal yang tidak disepakati, dan pendapat yang rajih atas hal-hal yang tidak disepakati. Contohnya dalam Mazhab Syafi’i ada kitab Al-Muhadzdzab karya Asy-Syairazi. Di dalam Mazhab Tasawuf juga ada, contohnya At-Ta’arruf Li Madzhabi Ahli At-Tasawwuf karya Al-Kalabazi.

* * * *

Hal yang juga penting dalam sebuah mazhab adalah kodifikasi biografi para ahli mazhab. Sebagai contoh, dalam Mazhab Syafi’i ada Thabaqatusy Syafi’iyah karya Tajuddin As-Subki (kalau tidak salah sebab saya kadang terbolak-balik dengan ayahnya Taqiyuddin As-Subki) atau dalam Mazhab Maliki ada Syajaratun Nuruz Zakiyah (saya lupa penulisnya). Di dalam Mazhab Tasawuf juga ada, contohnya Thabaqatush Shufiyah karya As-Sulami, Hilyatul Awliya’ karya Abu Nu’aim, Lawaqihul Anwar karya Asy-Sya’rani, Al-Kawakibud Durriyah karya Al-Munawi. Dua kitab pertama agak spesial, sebab disertai sanad. Mirip kayak Tadzkiratul Huffadz karya Al-Hafidz Adz-Dzahabi atau Adz-Dzail karya Al-Hafidz As- Suyuthi.

* * * *

Ada juga bidang yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan oleh para ahli mazhab, yaitu bidang adab. Saya rasa yang paling fenomenal dalam Mazhab Hanafi adalah Ta’limul Muta’allim karya Az-Zarnuji dan dalam Mazhab Syafi’i adalah Adabul Mufti Wal Mustafti karya An-Nawawi. Wallahu a’lam. Untuk Mazhab Tasawuf, ada Adabush Shuhbah karya As- Sulami, Al-Inalatul ‘Ilmiyah karya Asy-Syusyturi, Adabul Murid karya Al-Buzaidi (gurunya Ibn Ajibah), Adabul Murid karya Ahmad bin Abdil Mumin (kakek dari kakek Maulana Asy- Syarif Sidi Dr. Abdul Mun’im bin Ash-Shiddiq Al-Hasani), dan masih banyak lagi.

Ada juga dalam bentuk syair seperti Nadzam Ibn Al-Banna As-Saraqasthi yang berjudul Al- Mabahitsul Ashliyah (yang disyarah oleh Ibn Ajibah dengan judul Al-Futuhatul Ilahiyah). Al-Qusyairi dalam Risalah Qusyairiyah, Al-Ghazali dalam Al-Ihya, dan As-Sahrawardi dalam ‘Awariful Ma’arif juga mengkhususkan bagian untuk hal ini.

* * * *

Sebagaimana mazhab lain yang punya perhatian dalam banyak bidang, Mazhab Tasawuf juga begitu. Mazhab Maliki misalnya punya tafsir fenomenal mengikut metode mazhab mereka, judulnya Tafsirul Ahkam karya Ibnul Arabi Al-Maliki, Mazhab Tasawuf juga punya, judulnya Bahrul Madid karya Ibnu Ajibah. Jika Mazhab Hanafi punya Fiqhul Akbar dan Mazhab Syafi’i punya Al-Iqtishad Fil I’tiqad dalam ilmu akidah, Mazhab Tasawuf juga punya Al- Hikam karya Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam ilmu akidah dengan syarah terbaiknya Iqadzul Himam karya Ibnu Ajibah dan nadzam terbaiknya Latsmun Ni’am karya Al-Hafidz Sidi Ahmad bin Ash-Shiddiq.

Sampai di sini semoga tampak pemetaan tasawuf beserta berbagai khidmat karya tulis para ahli mazhabnya (yang lebih dikenal dengan sebutan sufi). Memang kalau tidak tahu pemetaan karya tulis para sufi, maka kita yang ingin memasuki bidang tasawuf bak masuk dalam hutan belantara. Tidak tahu jalan, posisi, dan tujuan.

Sebagai contoh jika seseorang bingung dengan salah satu istilah yang digunakan oleh seorang sufi dalam syatahat-nya, jangan cari di Al-Hikam Ibnu Athaillah atau Qawaidhut Tasawwuf Ahmad Zarruq, sebab akan kebingungan sendiri. Kitab tersebut memang tidak ditulis untuk hal itu. Cari di Mi’rajut Tasyawwuq Ibnu Ajibah misalnya atau Isthilahush Shufiyah Ibnu Arabi. Saya harap para pembaca paham maksud saya.

Terakhir sebagai penutup, semua yang saya sampaikan ini berdasarkan apa yang saya pahami di bawah bimbingan Maulana Asy-Syarif. Khalifah Madrasah Shiddiqiyah Ghumariyah dan Mursyid ‘Am Thariqah Shiddiqiyah Darqawiyah Syadziliyah. Kalau ada yang tepat dan bermanfaat, maka itu berasal dari Maulana Asy-Syarif. Kalau ada yang kurang tepat dan menyesatkan, maka itu berasal dari kurangnya pemahaman saya.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Fes, Syakban 1441

_________

Source: JATMAN

About admin

Check Also

Kisah Sayyidah Aminah Saat Mengandung Rasulullah SAW

“Bertebaran petunjuk dan cahaya, betapa haru biru perasaan Sayyidah Aminah saat mengandung bayi Nabi Suci ...