Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalihi ma’at tasliimi wabihii nasta’iinu fii tahshiilil ‘inaayatil ‘aammati wal-hidaayatit taammah, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin”.
Saudaraku dan para sahabatku, betapa cintanya Rasulullah kepada umatnya, hingga hari dimana seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar, beliau SAW masih saja menanyakan umatnya. Betapa sangat teramat ingin Rasulullah SAW membantu, meringankan, mensyafa’ati, mendorong dan memberikan jalan keselamatan kepada umatnya. Allahu Akbar!!! Cinta beliau tak ada tandingan…
Dari Utsman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim dari Abbas RA (saudara bapak Rasulullah SAW), Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafa’at pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Ta’ala serta dibenarkan oleh para rasul.”
Ibnu Abbas RA., berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW., Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pun datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pun datang juga dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW.”
Rasulullah SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.”
Israfil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua itu, kubur mulai terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda SAW melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan. Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Ta’ala di tempat yang luas.”
Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah Ta’ala.”
Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!”
Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera pepujian yang terpancang di atasmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda SAW bersabda: “Niscaya akan kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafa’ati umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tunggangilah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”
Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW., Buraq meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk paling baik yang diciptakan Allah Ta’ala? Sudahkah Allah Ta’ala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin beliau mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangiku. Sesungguhnya, Allah Ta’ala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buraq: “Ya! Sekiranya kamu benar-benar membutuhkan syafa’atku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah berpuas hati, Buraq mempersilahkan baginda SAW menungganginya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah rapuh, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa.
Roh-roh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan dengan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Darinya, terbangunlah tulang belulang, urat-urat memanjang, daging, kulit dan bulu akan tumbuh. Sebagian mereka akan kekal ke dalam sebagian tubuh tanpa roh.
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Israfil! Tiupkan tanduk sangkakala tersebut dan hidupkan para penghuni kubur dengan izinKu. Sebagian mereka adalah golongan yang bergembira dan suka cita. Sebagian mereka adalah golongan yang celaka dan derita.”
Malaikat Israfil as menjerit: “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuhmu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam.”
Allah Ta’ala berfirman: “Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah Ta’ala, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pun terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya siap, masing-masing melihat mereka.
Nabi SAW duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. Lalu 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad SAW merupakan satu umat (kelompok). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat pengumpulan yang telah disediakan oleh Allah Ta’ala”.
Umat-umat datang berkelompok-kelompok. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa satu kelompok, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir”.
Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: “Tempatmu!” Maka nabi Isa as dan Jibril as menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis?”.
Jibril as berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?”
Nabi Muhammad bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya: “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?”
Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!”
Apabila Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan shalawat kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Ta’ala muliakan. Mereka gembira karena dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: “Wahai Muhammad!”
Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku!” Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka sedang berada dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Ta’ala sebuah seruan: “Di mana Jibril?”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.”
Allah Ta’ala berfirman dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?”
Jibril as berkata: “Mereka adalah sebaik-baik umat.”
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu, Muhammad SAW bahwa umatnya akan datang untuk diperlihatkan di hadapanKu.”
Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk diperlihatkan kepada Allah Ta’ala.”
Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Ta’ala.”
Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan azab Allah Ta’ala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana penggembala menggiring ternaknya menuju di hadapan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hambaKu! Dengarkanlah Aku baik-baik, tuduhan apa saja yang telah kamu dengar ketika kamu semua melakukan dosa!”
Hamba-hamba Allah Ta’ala terdiam. Allah Ta’ala berfirman: “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka perbuat. Hari ini, Aku akan memuliakan siapa saja yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab siapa saja yang mendurhakai-Ku. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan jahanam!”
Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka, lalu berkata: “Wahai Malik! Allah Ta’ala telah memerintahkanmu agar membawakan jahanam”.
Malik bertanya: “Apakah hari ini?”
Jibril menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka perbuat”.
Malik berkata: “Wahai Jibril! Adakah Allah Ta’ala telah mengumpulkan makhluk?”
Jibril menjawab: “Ya!”
Malik bertanya: “Di mana Muhammad dan umatnya?”
Jibril berkata: “Di hadapan Allah Ta’ala!”
Malik bertanya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap panasnya api jahanam apabila mereka melintasinya, sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?”
Jibril berkata: “Aku tidak tahu!”
Malik berteriak ke arah neraka dengan sekali teriakan yang bergemuruh. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis).
Air mata sudah terhenti, manakala air mata darah manusia mengambil alih. Anak-anak mulai beruban rambutnya. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk.
Rasulullah SAW Membela Umatnya
Di padang mahsyar, orang yang lebih dahulu berusaha adalah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung dengan asap ‘Arsy yang naik lalu menyeru: “Tuhanku dan Penguasaku! Aku adalah khalil-Mu, Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta keselamatan untuk Ishak dan anakku pada hari ini.”
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasih-Nya.”
Nabi Musa as datang. Baginda bergantung dengan asap ‘Arsy yang naik lalu menyeru: “Tuhanku, aku adalah Kalam-Mu, Musa. Aku tidak meminta kepada-Mu melainkan diriku. Aku tidak meminta keselamatan untuk saudaraku, Harun. Selamatkanlah aku dari kekacauan jahanam!”
Isa as datang dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan ‘Arsy lalu menyeru: “Tuhanku… Penguasaku.. Penciptaku! Isa Ruhullah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kekacauan jahanam!”
Suara jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhanku… Penguasaku… Penghuluku.. ! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta keselamatan untuk umatku dariMu!”
Ketika itu juga, neraka jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syafa’at kepada umatnya?”
Neraka juga berseru: “Wahai Tuhanku…, Penguasaku…, dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari siksaannya! Selamatkanlah mereka dari panasku, bara-apiku, siksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan siksaan”.
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terlempar di kiri ‘Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Ta’ala berfirman: “Di mana matahari?” Maka, matahari dibawa menghadap Allah Ta’ala. Ia berhenti di hadapan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman kepadanya: “Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?”
Matahari menjawab. “Tuhanku! Maha Suci diri-Mu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?”
Allah Ta’ala berfirman: “Aku percaya!”
Allah Ta’ala telah menambahkan cahaya dan panasnya sebanyak 70 kali lipat. Ia telah didekatkan dengan kepala makhluk.”
Ibnu Abbas RA., berkata: “Peluh manusia mengalir, hingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka mendongak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit.
Air mata mengalir seperti aliran air. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat.
Nabi Muhammad SAW semakin bertambah sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Suatu kali, baginda SAW sujud di hadapan ‘Arsy, dan sekali lagi, baginda SAW ruku’ untuk memberi syafa’at bagi umatnya.
Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: “Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Ta’ala ini begitu mengambil beban berat yang berisi hal dan keadaan umatnya”.
Dari Tsabit Al-Bani, dari Utsman Al-Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahra’ RA., Baginda SAW mendapati beliau sedang menangis.”
Baginda SAW bersabda: “Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?”
Fatimah RA., menjawab: “Aku teringat akan firman Allah Ta’ala: “Dan, Kami akan mengumpulkan mereka, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang begitu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat, dikelilingi dengan rasa dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Fatimah RA., berkata: “Wahai bapakku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?”
Baginda SAW menjawab: “Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan keuntungan nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Taala: ”Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya” (QS. ‘Abasa: 37).
Fatimah RA., bertanya lagi: “Di mana aku akan mendapatkanmu pada hari kiamat nanti, wahai bapakku?”
Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku”.
Fatimah RA., bertanya lagi: “Jika sekiranya tidak aku dapati engkau di telaga?”
Baginda SAW bersabda: “Kamu akan menjumpaiku di atas shirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: “Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: “Aamiin”.
Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Allah Ta’ala. Dia berfirman: “Niscaya kamu akan ikuti kata-kata pada apa yang kamu sembah.”
Setiap umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka jahanam melebarkan tengkuknya, lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang.
Apabila seruan dari tengah ‘Arsy terdengar, maka manusia yang menyembah-Nya datang beriring. Sebagian di antara orang yang berdiri di situ berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW!”
Allah Ta’ala berfirman kepada mereka: “Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”
Mereka berkata: “Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selain-Nya.”
Mereka ditanya lagi: “Apakah kamu mengenal Tuhan kamu?”
Mereka menjawab: “Maha Suci diri-Nya! Tiada yang kami kenal selainNya.”
Ketika ahli neraka dimasukkan ke dalam neraka untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi pukulan dan jeritan mereka. Lalu malaikat Zabaniah mencela mereka. Mereka berkata: “Marilah kita pergi meminta syafa’at kepada Muhammad SAW!”
Manusia saat itu terpecah menjadi tiga kelompok:
1. Kelompok orangtua yang menjerit-jerit.
2. Kelompok Anak-anak muda.
3. Kelompok wanita yang tengah sendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
Mimbar para Nabi didirikan di atas tanah lapang ketika hari kiamat. Mereka semua menginginkan mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak berdekatan dengan tempat terjadinya kiamat. Ia merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya, Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW.
Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Banyak sekali dari dzuriatmu yang menjadi umat Muhammad SAW, serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?”
Mereka berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengikuti apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami saja. Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Cahaya api neraka juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Karena itu, tolonglah kami agar memohon kepada Allah Ta’ala untuk menghisab kami dengan segera! Sehingga kami pergi ke surga atau neraka.”
Nabi Adam as berkata: “Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Ta’ala: “Dan dosa Adam terhadap Tuhannya karena lalai“. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur panjang dan sangat penyabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri.
Umat Nabi Muhammad SAW berkata: “Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan memutuskan kami, bagi yang ahli surga ke surga dan bagi ahli neraka ke neraka.”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendo’akan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Ta’ala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong semasa hidupku sebanyak tiga kali di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!”
Nabi Musa as berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seseorang tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemauanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku marah karena ia telah menyakitinya, lalu aku pukul lelaki tersebut. Ia jatuh dan mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa Isa as!”
Mereka pergi berjumpa nabi Isa a.s., dan Nabi Isa a.s. berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah melaknat orang-orang Kristian. Mereka telah menjadikan aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Ta’ala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Mariam”.
Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat Nabi Muhammad SAW dia berkata: “Ini umat Nabi Muhammad SAW, mereka telah sesat dari Nabi mereka”.
Suara Mariam telah didengar oleh Nabi Muhammad SAW, lalu Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafa’at kepada Allah Ta’ala”.
Nabi Muhammad SAW berteriak dari atas mimbar, lalu bersabda: “Marilah… mendekatlah kepadaku, wahai umatku! Siapa saja di antara kalian yang beriman tapi tidak melihatku, aku tidak akan pernah lari darimu, namun aku senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala untukmu!”
Umat Nabi Muhammad SAW pun berkumpul di sisinya.
Terdengar suara seruan: “Wahai Adam! Kemarilah kepada Tuhanmu!” Nabi Adam as berkata: “Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta kepadaku”.
Nabi Adam as pergi menemui Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman kepadanya: “Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!”
Nabi Adam as bertanya: “Berapa banyak harus kukirimkan?”
Allah Ta’ala berfirman: “Setiap seribu lelaki kamu antarkan satu orang ke surga dan 999 orang sisanya ke neraka.”
Allah Ta’ala berfirman lagi: “Wahai Adam! Jika sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan kebohongan, niscaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan surga bagi orang yang mentaati-Ku, dan neraka bagi orang yang mendurhakai-Ku, Aku tidak akan mengingkari janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Barangsiapa yang lebih berat kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk masuk surga tanpa perlu berunding dengan-Ku! Sesungguhnya Aku telah menjadikan untuk mereka satu kejahatan dengan satu dosa dan satu kebaikan dengan sepuluh pahala. Agar mereka tahu bahwa sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka kecuali bagi setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
Nabi Adam as berkata: “Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama untuk menghisab dibanding aku. Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!”
Umat Muhammad SAW Diseru Meniti Shirat
Allah Ta’ala menyeru: “Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas shirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.”
Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Siapa saja dari umatmu yang bersamanya ada kebebasan dari Allah Ta’ala, maka dia akan terselamat. Sebaliknya, maka dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!”
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah Ta’ala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melepaskan! Jika tidak, hati mereka akan gemetar apabila melihatmu.”
Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW telah dibagi ke dalam sepuluh kelompok. Nabi Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah aku wahai umatku di atas shirat ini!”
Kelompok pertama berhasil melintasi shirat seperti kilat yang memancar. Kelompok kedua melintasi shirat seperti angin yang kencang. Kelompok ketiga melintasinya seperti kuda yang baik. Kelompok keempat seperti burung yang dewasa. Kelompok kelima dengan berlari. Kelompok keenam berjalan. Kelompok ketujuh berdiri dan duduk, karena mereka dahaga dan penat akan dosa-dosa yang terpikul di atas belakang mereka. Nabi Muhammad SAW berhenti di atas shirat, setiap kali baginda SAW melihat seorang dari umatnya bergelayut di atas shirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali. Kelompok kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!”. Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka! Kelompok kesembilan dan kesepuluh tertinggal di atas shirat. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.
Dikatakan bahwa di pintu surga ada pohon yang memilliki banyak dahan. Jumlah dahannya tak terhingga, hanya Allah Ta’ala saja yang mengetahui. Di atasnya ada anak-anak yang ketika di dunia mereka mati di usia dua bulan (kurang lebih) atau sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu bapaknya, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka masuk ke surga. Mereka memberikan gelas-gelas dan teko serta kain handuk dari sutera. Mereka memberikan itu kepada ibu bapaknya untuk mereka minum karena dahaga di hari kiamat. Mereka memasuki surga bersama-sama.
Sisanya adalah anak-anak yang belum melihat ibu bapaknya. Suara tangisan mereka semakin keras. Mereka berkata: “Aku mengharamkan surga bagi diriku sehingga aku melihat ibu bapakku.”
Anak-anak yang belum melihat ibu bapaknya telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”
Malaikat berkata kepada mereka: “Bapak dan ibu kalian terlalu berat dosanya. Mereka tidak diterima di surga akibat dosa mereka.”
Mereka terus menangis, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Lalu mereka berkata: “Kami akan duduk di pintu surga semoga Allah Ta’ala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka.”
Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka yaitu shirat. Ia dinamakan sebagai “Tempat Teropong”. Kaki-kaki mereka akan tergantung di shirat.
Nabi Muhammad SAW melintasi shirat bersama orang-orang yang shaleh di kalangan terdahulu dan orang yang taat sesudahnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera pepujian yang berada di atas kepalanya.
Apabila bendera baginda mendekati pintu surga, anak-anak akan meninggikan tangisan mereka. Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang terjadi pada anak-anak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis karena berpisah dengan orangtua mereka”. Nabi SAW bersabda: “Aku akan melihat keadaan mereka dan aku akan memberi syafa’at kepada mereka, In syaa Allah”.
Nabi Muhammad SAW memasuki surga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal di dalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita termasuk bagian dari mereka bersama Rasulullah SAW. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.