Home / Agama / Kajian / Peristiwa Isra Mi’raj dalam ‘Sentuhan’ IPTEK

Peristiwa Isra Mi’raj dalam ‘Sentuhan’ IPTEK

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ آيَاتِنَاۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ۞ 

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [QS. Al-Isra’ [17]: 1]

Isra Mi’raj adalah perjalanan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil al-Aqsha dan kemudian dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha dengan tujuan menerima wahyu Allah SWT.

Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan dan menggemparkan dunia. Karena saat itu belum terdapat peralatan-peralatan teknologi canggih dan modern, sehingga belum bisa dibuktikan dengan fakta dan kebenaran ilmiah. Peristiwa tersebut dianggap tidak ilmiah dan tidak logis atau tidak masuk akal.

Selain itu juga, karena pemikiran manusia biasa waktu itu belum sampai menyentuh hal yang sejauh itu dan Rasulullah SAW juga dianggap bermimpi saja. Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semua anggapan-anggapan yang tidak mempercayai adanya peristiwa tersebut sudah bisa ditepis dan dibantahkan.

Perjalanan Isra’ Mi’raj juga merupakan perjalanan yang sangat dahsyat dan ajaib, dikarenakan atas kehendak Allah SWT dan Rasulullah SAW hanya diperjalankan saja, bukan melakukan perjalanan sendiri sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 1 di atas.

Ketika peristiwa itu dikabarkan, maka sebagian orang murtad dari yang awalnya beriman dan membenarkan beliau.

Namun ketika hal ini mereka sampaikan kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, dan bertanya: “Apa pendapatmu tentang sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisrakan malam tadi ke Baitul Maqdis?” Dia (Abu Bakar) menjawab: “Apakah ia berkata demikian?” Mereka berkata: Ya. Dia menjawab: “Jika ia mengatakan itu, maka sungguh ia telah (berkata) jujur.” Mereka berkata: “Apakah engkau membenarkannya bahwasanya dia pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang sebelum subuh?” Dia menjawab: “Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan) yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit (yang datang) di waktu pagi maupun sore.”

Subhanallah….! Karena hal itulah, Abu Bakar diberi nama ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).
[HR al-Hakim dari Aisyah radhiyallahu anha. Shahih lighairih menurut al-Albani dalam ash-Shahihah (I: 306).]

Peristiwa Isra dan Mi’raj merupakan suatu peristiwa yang fenomenal, sejak zaman Nabi Muhammad SAW menyampaikan peristiwa tersebut hingga zaman Modern saat ini. Secara logika peristiwa itu memang tidak masuk diakal. Bahkan orang-orang kafir menyebutnya sebagai imajinasi dari Nabi Muhammad belaka.

Akan tetapi setelah melalui kajian-kajian Ilmu Pengetahuan modern saat ini, justru peristiwa Isra Mi’raj merupakan suatu terobosan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Pada zaman modern saat ini, itu bukanlah hal yang mustahil. Jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha itu dapat ditempuh oleh pesawat tempur superjet seperti F-16 hanya dalam waktu +/- 2 jam saja.

Kemudian peristiwa Mi’raj yaitu peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju langit yang ke tujuh (Sidratul Muntaha), hingga saat ini manusia belum ada yang mampu menempuh jarak tersebut secara fisik.

Dalam ilmu Fisika Kuantum yang dipelopori oleh Albert Einstein bahwa peristiwa tersebut mungkin saja dapat dijelaskan secara ilmiah. Meskipun hal tersebut baru hanya dituliskan secara teoritis di atas kertas.

Berbagai penemuan, penelitian, fakta ilmiah, dan kajian ilmu pengetahuan serta teknologi modern setidaknya sudah bisa ‘menyentuh’ dan menemukan kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut.

Setidaknya, dari peristiwa Isra Mi’raj tersebut beberapa hal dapat dibeberkan, antara lain:

1. Allah SWT Maha Berkehendak, siapapun yang dikehendaki-Nya akan mampu mengalami peristiwa yang keluar dari kelaziman umum. Sesuatu yang terjadi pada peristiwa Isra’ Mi’raj ini merupakan kehendak dari Allah SWT dan Rasulullah SAW hanya diperjalankan saja bukan melakukan perjalanan sendiri.

2.Perjalanan tersebut menggunakan kecepatan cahaya yang kecepatannya sekitar 300.000 km/s. Bukan perjalanan biasa. Isra’ jika dilakukan dengan perjalanan biasa maka akan menempuh waktu yang sangat lama, karena jarak antara kedua kota Mekkah dan Yerussalem sangatlah jauh. Sedangkan Mi’raj adalah bukan perjalanan luar angkasa melainkan perjalanan menembus batas dimensi, jika dilakukan dengan perjalanan luar angkasa maka akan menempuh waktu yang sangat lama pula. Bahwa untuk menempuh bintang terdekat dari bumi saja dan bahkan menggunakan pesawat ulang-alik yang merupakan pesawat tercepat di dunia, maka akan menempuh waktu kurang lebih 428 tahun. Waktu itu tidak cukup bagi umur kehidupan kita yang hanya berkisar kurang lebih maksimal 100 tahun saja.

3. Sebelum berangkat untuk diperjalankan Isra’ Mi’raj, hati Rasulullah SAW dibelah dan dioperasi dengan sinar laser oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, diletakkan di penampan emas dan disucikan dengan air zam-zam.

4. Hati Rasulullah SAW diletakkan di penampan emas, karena emas merupakan logam mulia dan superkonduktor yang memiliki hambatan sangat rendah sekali.

5. Disucikan dengan air zam-zam, karena air ini sangat mulia dan sangat bagus kualitasnya. Kandungan molekul-molekulnya sangat bagus karena berisikan energi doa dan dzikir para Nabi dan Rasul.  Penelitian ilmiah di Jepang saat ini membuktikan bahwa air yang dikasih ucapan kata-kata positif dan bagus, maka molekul-molekul air tersebut akan berubah menjadi sangat bagus dan sebaliknya.

6. Badan Rasulullah diubah menjadi badan cahaya karena akan menempuh perjalanan yang sangat cepat. Jika tidak diubah menjadi badan cahaya, maka badan Rasulullah akan hancur tercerai berai karena ikatan atom dan molekul akan lepas.

7. Perjalanan Isra’ Mi’raj ini dilakukan pada malam hari, karena jika dilakukan pada siang hari akan sangat membahayakan badan cahaya dan keselamatan Rasulullah SAW. Badan cahaya Rasulullah SAW akan mengalami interferensi cahaya sinar matahari. Hal ini karena salah satu dari sifat gelombang adalah dapat diinterferensikan.

8. Teori yang memungkinkan pada peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

9. Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir, bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Mega Electron Volt) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

10. Sebaliknya, jika ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

11. Alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. Secara umum, alam terbentuk atas materi dan energi. Atau bisa juga dikatakan materi adalah bentuk energi yang termampatkan. Sebagaimana konsep kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya energi dapat berubah menjadi materi. Setiap objek berwujud yang ada dalam alam semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi-materi sub-mikroskopik yang kita kenal dengan istilah atom, proton dan neutron serta dikelilingi elektron.

12. Pasangan materi adalah anti materi. Materi adalah objek bermassa positif, sedangkan antimateri atau antipartikel adalah objek bermassa negatif. Materi dan energi bukan berpasangan, walaupun keduanya bisa saling menjelma. Materi jika bertemu dengan antimateri dalam kondisi tertentu akan menjelma menjadi foton (annihilasi). Foton tidak memiliki massa namun memiliki energi dan momentum.

13. Annihilasi atau proses pemusnahan terjadi ketika massa antimateri menghapus massa materi, sehingga keduanya lenyap dan menjelma menjadi 2 foton gamma dengan massa yang bernilai nol. Sebaliknya, pada proses penciptaan (creation), jika foton berada pada medan tertentu, maka foton akan berproses menjadi materi. Proses ini bisa berlangsung berulang-ulang seperti siklus.

Dari semua fakta-fakta ilmiah di atas, masihkah kita ragu dengan kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut? Jika kita masih ragu, maka kita tak ubahnya manusia yang hidup di zaman dahulu yang belum tersentuh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Oleh: Yusrin

 

About admin

Check Also

Hati yang Mati

“Salah satu kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak ...