Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Saudaraku terkasih yang dirahmati Allah SWT, inilah beberapa peringatan Allah SWT dalam Hadits Qudsiy Rasulullah SAW kepada manusia. Kumpulan Hadits Qudsiy ini terdapat dalam Kitab “Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah” karya Imam al-Ghazali.
Inilah artikel bagian keempat alias bagian akhir “Peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsi” yang terdiri dari Peringatan Ketiga Puluh Satu sampai dengan Peringatan Ketiga Puluh Delapan.
********
PERINGATAN KETIGA PULUH SATU
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! بِقَدْرِ مَيْلِكَ إِلَى الدُّنْيَا وَمَحَبَّتِيْ مِنْ قَلْبِكَ، فَإِنِّيْ لَا أَجْمَعُ حُبِّيْ وَحُبُّ الدُّنْيَا فِيْ قَلْبٍ وَاحِدٍ أَبَدًا، يَا بْنَ آدَمَ! تَوَرَّعْ تَعْرِفْنِيْ، وَتَجَوَّعْ تَرَنِيْ، وَتَجَرَّدْ لِعِبَادَتِيْ تَصِلْ إِلَيَّ، وَأَخْلِصْ مِنَ الرِّيَاءِ عَمَلِكَ أَلْبَسُكَ مَحَبَّتِيْ، وَتَفَرَّغْ لِذِكْرِيْ أَذْكُرُكَ عِنْدَ مَلَائِكَتِيْ. يَا بْنَ آدَمَ! فِيْ قَلْبِكَ غَيْرُ اللّٰهِ وَتَرْجُوْ غَيْرَ اللّٰهِ، اِلَى مَتَى تَقُوْلُ اللّٰهَ تَعَالَى وَتَخَافُ غَيْرَ اللّٰهِ؟ وَلَوْ عَرَفْتَ حَقًّا لَمَا هَمَّكَ غَيْرُ اللّٰهِ، وَلَمْ تَخَفْ إِلَّا اللّٰهِ، وَلَمْ تُفَتِّرْ لِسَانَكَ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ، فَإِنَّ الْاِسْتِيْصَالَ عَنِ الْإِصَرَارِ بِتَوْبَةِ الْكَاذِبِيْنَ. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ خِفْتَ مِنَ النَّارِ كَمَا خِفْتَ مِنَ الْفَقْرِ لَأَغْنَيْتُكَ مِنْ حَيْثُ لَمْ تَحْتَسِبْ. يَا بْنَ آدَمَ! وَلَوْ رَغِبْتَ فِي الْجَنَّةِ كَمَا تَرْغَبُ فِي الدُّنْيَا أَسْعَدْتُكَ فِي الدَّارَيْنِ، وَلَوْ ذَكَرْتُمُوْنِيْ كَمَا يَذْكُرُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا لَسَلَّمْتُ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ بُكْرَةً وَعَشِيًّا، وَلَوْ أَحْبَبْتُمْ عِبَادَتِيْ كَمَا تُحِبُّوْنَ الدُّنْيَا لَأَكْرَمْتُكُمْ كِرَامَةَ الْمُرْسَلِيْنَ، فَلَا تَمْلِئُوْا قُلُوْبَكُمْ بِحُبِّ الدُّنْيَا، فَزَوَالُهَا قَرِيْبٌ ۞ ».
“Wahai Manusia! Kedudukanmu di sisi-Ku akan ditentukan oleh seberapa besar kegandrunganmu pada dunia dan kecintaanmu pada-Ku.
Aku tak mungkin memadukan cinta kepada-Ku dan cinta pada harta dalam satu hati.
Wahai manusia! Berhati-hatilah dalam menjalankan hukum, maka engkau akan dapat mengenal-Ku. Berlapar-laparlah engkau, maka engkau dapat melihat-Ku. Konsentrasikanlah hidupmu untuk ibadah kepada-Ku. Bersihkan amal perbuatanmu dari sikap pamer, maka Aku akan menyelubungimu dengan cinta kasih-Ku. Ingatlah selalu kepada-Ku, maka Aku akan selalu menyebutmu dihadapan para malaikat-Ku.
Wahai manusia! Yang ada di dalam hatimu selain Allah dan engkau berharap pada selain Allah. Lantas sampai kapankah engkau akan menyebut nama Allah, sementara engkau takut pada selain Allah?.
Andaikata engkau sungguh-sungguh kenal pada Allah, niscaya engkau tak akan pernah merasa berduka oleh selain Allah dan tidak akan pernah merasa takut kecuali pada Allah. Dan mulutmu tidak akan pernah berhenti menyebut-nyebut nama Allah.
Sesungguhnya sikap tidak mau menghentikan perbuatan jelek adalah pertobatan orang-orang pendusta.
Wahai manusia! Andaikata engkau takut pada api neraka sebagaimana engkau takut pada kemiskinan, niscaya akan Kucukupi kebutuhan hidupmu melalui cara-cara yang tak terjangkau oleh otakmu.
Wahai manusia! Andaikata engkau tergila-gila pada surga sebagaimana engkau tergila-gila pada dunia, maka Aku akan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Andaikata engkau selalu mengingat-Ku sebagaimana engkau mengingat sesamamu, maka para malaikat akan memohonkan kesejahteraan dan ketentraman hidup untukmu, pagi dan sore.
Andaikata engkau tergila-gila dalam beribadah kepada-Ku sebagaimana engkau tergila-gila pada dunia, maka Aku akan memberikan kemuliaan kepadamu sebagaimana kemuliaan para rasul. Oleh sebab itu, janganlah kau penuhi hatimu dengan gila pada dunia, karena tak lama lagi dunia ini akan hancur”;
PERINGATAN KETIGA PULUH DUA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالَى : « صَبْرُكَ عَلَى قَلِيْلٍ مِنَ الْمَعْصِيَةِ أَيْسَرُ عَلَيْكَ مِنْ صَبْرِكَ عَلَى كَثِيْرٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، (إِنَّ عَذابَها كَانَ غَرَامًا ۞ [الفرقان : 65])، وَصَبْرُكَ عَلَى قَلِيْلٍ مِنَ الطَّاعَةِ يُعْقِبُكَ رَاحَةً طَوِيْلَةً فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ. يَا بْنَ آدَمَ! عَلَيْكَ بِالثِّقَةِ بِمَا ضَمِنْتَ لَكَ قَبْلَ أَنْ أَطْعَمَ رِزْقُكَ لِغَيْرِكَ، وَازْهَدْ فِي الدُّنْيَا مِنْ قَبْلُ أَنْ أَزْهَدَ فِيْكَ، وَتَخَلَّصْ مِنَ الشُّبُهَاتِ قَبْلَ أَنْ تَفْنَى حَسَنَاتُكَ يَوْمَ الْحِسَابِ، وَاعْمُرْ قَلْبَكَ بِذِكْرِ الْآخِرَةِ، فَلَيْسَ لَكَ مَسْكَنٌ غَيْرُ الْقَبْرِ. يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ اِشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَارَعَ إِلَى الْخَيْرَاتِ، وَمَنْ خَافَ النَّارَ كَفَّ عَنِ الشَّرِّ، وَمَنْ نَهَى نَفْسَهُ عَنِ الشَّهَوَاتِ نَالَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى. وَيَا مُوْسَى بْنِ عِمْرَانَ! إِذَا أَصَابَتْكَ مُصِيْبَةٌ وَأَنْتَ عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ فَلَا تَلُوْمَنَّ إِلَّا نَفْسُكَ. يَا مُوْسَى! اَلْفَقْرُ مِنَ الْحَسَنَاتِ هُوَ الْمَوْتُ الْأَكْبَرُ. يَا مُوْسَى! مَنْ لَمْ يُشَاوِرْ نَدَمَ، وَمَنْ اِسْتَخَارَ لَا يَنْدَمْ ۞ ».
“Kesanggupanmu untuk meninggalkan sedikit maksiat saja adalah lebih ringan dibanding dengan kesanggupanmu untuk menanggung siksa di neraka Jahanam yang tak terbilang banyaknya. ‘Sesungguhnya siksa neraka Jahanam itu amat dahsyat’.
Sedangkan kesanggupanmu untuk melaksanakan sedikit saja dari perintah Allah akan menyebabkan ketentraman dan kenikmatan hidup selamanya.
Wahai manusia! Percayalah dengan sungguh-sungguh atas jaminan yang Kuberikan padamu sebelum memberikan rezekimu pada orang lain.
Hindari kegilaan pada dunia sebelum Ku-jauhkan dunia darimu. Bersihkan dirimu dari sesuatu yang tidak jelas status hukumnya, sebelum amal kebajikanmu terhapus di hari pertanggung-jawaban amal kelak.
Bangunlah hatimu dengan banyak mengingat akhirat, karena sesungguhnya tak ada tempat tinggal untukmu selain kuburan.
Wahai manusia! Barangsiapa tergila-gila pada surga, maka ia akan segera melakukan kebajikan. Barangsiapa yang takut pada siksa api neraka, maka ia akan meninggalkan keburukan. Barangsiapa menahan diri dari kesenangan dunia, maka ia akan meraih kedudukan yang tinggi.
Wahai Musa ibn ‘Imran! Jika sebuah cobaan menimpamu, sedangkan engkau dalam keadaan kotor, maka janganlah kau mencela selain pada dirimu sendiri.
Wahai Musa! Kefakiran itu adalah salah satu kebajikan. Ia adalah kematian yang agung.
Wahai Musa! Barangsiapa yang enggan minta pendapat pada orang lain, ia akan menyesal kemudian. Barangsiapa memohon petunjuk (istikharah) pada Allah, ia tak akan pernah menyesal”;
PERINGATAN KETIGA PULUH TIGA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالَى عَزَّ وَجَلَّ : « مَنْ طَلَبَ السُّمْعَةَ بِعَمَلِهِ كَانَ كَمَنْ يَنْقُلُ الْمَاءَ عَلَى ظَهْرِهِ إِلَى الْجَبَلِ، يَنَالُهُ التَّعْبَ وَالنَّصَبَ وَلَا يَقْبَلُ مِنْ عَمَلِهِ شَيْءٌ، وَكُلَّمَا اتَّحَدَ بِالْمَاءِ لَا يَلِيْنُ . يَا بْنَ آدَمَ! اِعْلَمْ أَنِّيْ لَمْ أَقْبَلْ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ خَالِصًا لِوَجْهِيْ، فَطُوْبَى لِلْمُخْلِصِيْنَ! يَا بْنَ آدَمَ! إِذَا رَأَيْتَ الْفَقْرَ مُقَبَّلًا فَقُلْ : مَرْحَبًا بِشَعَائِرِ الصَّالِحِيْنَ، وَإِذَا رَأَيْتَ الْغِنَى مُقَبَّلًا فَقُلْ : ذُنُوْبٌ عُجِّلَتْ عُقُوْبَةً، وَإِذَا رَأَيْتَ الضَّيْفَ مَحْبُوْسًا هُنَاكَ فَقُلْ : أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا بْنَ آدَمَ! الْمَالُ لِيْ، وَأَنْتَ عَبْدِيْ، وَالضَّيْفُ رَسُوْلِيْ، أَمَّا تَخْشَى أَنَّ أُسْلُبَكَ نِعْمَتِيْ؟ اَلرِّزْقُ رِزْقِيْ، وَالشُّكْرُ لَكَ، وَنَفْعُهُ عَائِدٌ عَلَيْكَ، أَفَلَا تَحْمَدُنِيْ عَلَى مَا أَنْعَمْتُ عَلَيْكَ؟ يَا بْنَ آدَمَ! ثَلَاثُ وَاجِبَاتٍ عَلَيْكَ : زَكَاةُ مَالِكَ، وَصِلَةُ رَحْمِكَ، وَأمْرُ عَائِلَتِكَ وَأَضْيَافِكَ، فَإِذَا لَمْ تَفْعَلْ مَا أَوْجَبْتُهُ عَلَيْكَ جَعَلْتُكَ نَكَالًا لِلْعَالَمِيْنَ. يَا بْنَ آدَمَ! إِذَا لَمْ تَرْعَ حَقَّ جَارِكَ كَمَا تَرْعَى حَقَّ عِيَالِكَ لَمْ أَنْظُرْ إِلَيْكَ، وَلَمْ أَقْبَلْ عَمَلَكَ، وَلَمْ أَسْتَجِبْ لِدُعَائِكَ. يَا بْنَ آدَمَ! لَا تَتَّكِلْ عَلَى مَخْلُوْقٍ مِثْلِكَ فَأَتْكِلُكَ إِلَيْهِ، وَلَا تَتَكَبَّرْ عَلَى خَلْقِيْ فَإِنَّ أَوَّلَكَ مِنْ نُطْفَةٍ، وَإِنِّيْ أَخْرَجْتُهَا مِنْ مَخْرَجِ الْبَوْلِ، (مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرائِبِ ۞ [الطارق : 6−7])، وَلَا تَنْظُرْ إِلَى مَا حَرَّمْتُ عَلَيْكَ، فَإِنَّ الدُّوْدَ أَوَّلُ مَا يَأْكُلُ مِنْكَ عَيْنَيْكَ، وَاعْلَمْ أَنَّكَ مُحَاسَبٌ عَلَى النَّظْرَةِ وَالْمَحَبَّةِ، وَاذْكُرْ مَقَامَكَ غَدًا بَيْنَ يَدَيَّ، فَإِنِّيْ لَا أَغْفُلُ عَنْ سَرِيْرَتِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ، إِنِّيْ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ۞ ».
“Barangsiapa gila publikasi dalam beramal tak ada bedanya dengan orang yang menggendong air untuk dipindahkan ke atas gunung. Ia hanya memperoleh payah dan capek. Amal perbuatannya tertolak sama sekali. Tatkala gunung itu telah menyatu dengan air, sedikit pun gunung itu tidak meleleh.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa Aku tidak akan pernah menerima amal perbuatan yang tidak didorong untuk mencari keridlaan-Ku semata. Amat beruntung orang-orang yang ikhlas!
Wahai manusia! Apabila orang miskin datang kepadamu, maka sambutlah ia dengan ucapan: “Selamat datang tanda-tanda keagungan orang-orang saleh”. Jika yang datang kepadamu orang kaya, sambutlah dengan ucapan: “Telah datang dosa-dosa yang mempercepat siksaan”. Jika engkau melihat tamu tertahan di sana, ucapkanlah: “Aku berlindung pada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.
Wahai manusia! Harta kekayaan itu adalah milik-Ku. Engkau adalah hamba-Ku dan tamu itu adalah utusan-Ku. Tidak takutkah engkau jika Aku mencabut nikmat-Ku?
Rejeki itu adalah milik-Ku. Syukur itu adalah hakmu. Tetapi keuntungannya akan kembali pada dirimu jua. Tidakkah engkau akan memuji-Ku atas segala nikmat yang Aku berikan padamu?
Wahai manusia! Ada tiga kewajiban bagimu: pertama, mengeluarkan zakat, kedua, menyambung ikatan tali persaudaraan, ketiga, mengurus keperluan keluarga dan tamumu.
Apabila engkau tidak melaksanakan segala yang Ku-bebankan padamu, maka Aku mengadzabmu agar menjadi pelara bagi orang lain.
Wahai manusia! Jika engkau tidak menjaga hak tetanggamu sebagaimana engkau menjaga hak keluargamu, maka Aku tidak akan memperhatikan dirimu, tidak akan menerima amal perbuatanmu dan tidak akan mengabulkan permohonanmu.
Wahai manusia! Jika engkau berserah diri pada makhluk sesamamu, maka Aku akan menyerahkan urusanmu kepada dia.
Janganlah engkau congkak pada makhluk-Ku, karena sesungguhnya awal kejadianmu hanyalah setetes sperma yang Aku keluarkan melalui jalan kencing diantara tulang sulbi dan tulang dada.
Janganlah engkau memandang segala sesuatu yang Ku-haramkan, karena sesungguhnya organ tubuhmu yang pertama kali akan dimakan ulat adalah kedua belah matamu.
Ketahuilah! Engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas pandangan mata dan cinta. Ingatlah selalu pada kedudukanmu di sisi-Ku kelak, karena tak sekejap pun Aku melupakan segala rahasiamu yang tersembunyi dalam hidupmu.
Aku Maha Mengetahui segala apa yang tersimpan dalam lubuk hati”.
PERINGATAN KETIGA PULUH EMPAT
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : « يَا بْنَ آدَمَ! اَخْدِمْنِيْ، فَإِنِّيْ أَحُبُّ مَنْ خَدَمَنِيْ، وَأُسْتُخِدَمَ لَهُ عِبَادِيْ، فَإِنَّكَ لَا تَدْرِيْ قَدْرَ مَا عَصَيْتَنِيْ فِيْمَا مَضَى مِنْ عُمْرِكَ، وَلَا قَدْرَ مَا تَعْصِيْنِيْ فِيْمَا بَقِيَ مِنْهُ، فَلَا تَنْسَ ذِكْرِيْ، فَإِنِّيْ فَعَّالٌ لِمَا أُرِيْدُ، وَاعْبُدْنِيْ، فَإِنَّكَ عَبْدٌ ذَلِيْلٌ وَأَنَا رَبٌّ جَلِيْلٌ. لَوْ أَنَّ إِخْوَانَكَ وَمُحِبِّيْكَ مِنْ بَنِيْ آدَمَ وَجَدُوْا رَائِحَةَ ذُنُوْبِكَ، وَاطَّلِعُوْا مِنْكَ عَلَى مَا أَعْلَمَهُ مِنْهَا، لَمَا جَالَسُوْكَ وَلَا قَارِبُوْكَ، فَكَيْفَ وَهِيَ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ زَائِدَةٍ، وَعُمْرُكَ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ فِيْ نُقْصَانٍ مُنْذُ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ! يَا بْنَ آدَمَ! لَيْسَ مَنْ اِنْكَسَرَ مَرْكَبَهُ وَعَادَ عَلَى لَوْحٍ مِنْ خَشْبٍ، وَأَحَاطَتْهُ الْأَمْوَاجُ فِي الْبَحْرِ بِأَعْظَمِ مُصِيْبَةٍ مِنْكَ؛ فَكُنْ مِنْ ذُنُوْبِكَ عَلَى وَيَقِيْنٌ وَمِنْ عَمَلِكَ عَلَى خَطْرٍ. يَا بْنَ آدَمَ! إِنِّيْ أَنْظُرُ إِلَيْكَ بِالْعَافِيَةِ، وَأَسْتُرُ عَلَيْكَ ذُنُوْبَكَ، وَأَنَا غَنِيٌّ عَنْكَ وَأَنْتَ إِلَيَّ بِالْمَعَاصِيْ مَعَ حَاجَتِكَ إِلَيَّ. يَا بْنَ آدَمَ! تُدَارِيْ إِلَى مَتَى؟ تَعْمُرُ الدُّنْيَا وَهِيَ فَانِيَةٌ، وَتُخْرِبُ الْآخِرَةَ وَهِيَ بَاقِيَةٌ. يَا بْنَ آدَمَ! تُدَارِيْ خَلْقِيْ وَتَخَافُهُمْ خَوْفًا مِنْ مَقْتِهِمْ. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ اِسْتَغَفُرْوَا لَكَ لَكَانَ يَنْبَغِيْ لَكَ أَنْ تَبْكِيْ عَلَى ذُنُوْبِكَ، لِأَنَّكَ لَا تَدْرِيْ عَلَى أَيِّ حَالٍ تَلْقَانِيْ. يَا مُوْسَى بْنِ عِمْرَانَ! اِسْمَعْ مَا أَقُوْلُ، وَالْحَقُّ أَقُوْلُ : إِنَّهُ لَا يُؤْمِنُ بِيْ عَبْدٌ مِنْ عِبَادِيْ حَتَّى يَأْمَنَ النَّاسُ مِنْ شَرِّهِ وَظُلْمِهِ وَكَيْدِهِ وَنَمِيْمَتِهِ وَبَغْيِهِ وَحَسَدِهِ. يَا مُوْسَى، (وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شاءَ فَلْيَكْفُرْ ۞ [الكهف : 29]) ۞ ».
“Wahai manusia! Layanilah Aku. Karena Aku sangat mencintai orang yang melayani Aku dan Aku akan memerintahkan hamba-hamba-Ku untuk melayani dia.
Engkau tidak tahu berapa banyak dosa yang telah engkau perbuat selama usiamu yang telah berlalu, dan tidak tahu juga seberapa banyak lagi dosa yang akan engkau perbuat dalam sisa usiamu.
Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau melupakan Aku. Sesungguhnya Aku Maha Kuasa melakukan apa yang Ku-kehendaki.
Berbaktilah pada-Ku! Dirimu hanyalah hamba yang hina-dina. Sedangkan Aku adalah Tuhan yang Maha Agung.
Andaikata teman-teman dan kekasihmu mampu mencium bau busuk dan melihat dosa-dosamu, niscaya mereka tidak pernah sudi duduk bersamamu dan tidak akan sudi juga berdekatan denganmu. Lantas bagaimana, padahal setiap hari dosa-dosamu kian menumpuk, sementara usiamu sejak lahir dari perut ibumu terus berkurang.
Wahai manusia! Orang yang pecah perahunya dan pulang kembali dengan selapis kayu belaka dalam gelombang lautan yang dahsyat, tidaklah lebih besar bencananya dibandingkan dengan apa yang terjadi pada dirimu. Oleh karena itu, yakinlah engkau pada dosa-dosamu dan ragulah pada amal perbuatanmu.
Wahai manusia! Aku memandangmu dengan pandangan penuh ampunan. Aku tutupi seluruh dosamu. Aku sama sekali tidak butuh kepadamu, sedangkan engkau bersama dosa-dosamu sangat butuh kepada-Ku.
Wahai manusia! Hingga kapankah engkau akan sadar? Susah payah engkau membangun dunia padahal dunia ini akan binasa. Engkau hancurkan akhirat padahal akhirat itu akan kekal selamanya.
Wahai manusia! Engkau kenal pada ciptaan-Ku, lalu engkau teramat takut pada murkanya.
Wahai manusia! Andaikata seluruh penghuni langit dan bumi memohonkan ampun dosa-dosamu pada-Ku, masih sangat layak engkau meratapi dosa-dosamu. Engkau tak pernah tahu dalam keadaan bagaimanakah engkau akan menghadap-Ku.
Wahai Musa Ibn ‘Imran! Simaklah kata-kata-Ku. Tidaklah sempurna keimanan seseorang sehingga orang lain aman dari kejelekan, kebejatan, tipu daya, adu-domba, kesewenang-wenangan dan iri dengkinya.
Wahai Musa! Katakanlah. Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa mau ingkar silah ia ingkar”.
PERINGATAN KETIGA PULUH LIMA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : « يَا بْنَ آدَمَ! إِنَّكَ أَصْبَحْتَ بَيْنَ نِعْمَتَيْنِ، لَا تَدْرِيْ أَيُّهُمَا أَعْظَمُ ضِدِّكَ، أَذُنُوْبُكَ الْمَسْتُوْرَةُ عَنِ النَّاسِ أَمِ الثَّنَاءُ وَالْحَسَنُ عَلَيْكَ وَلَوْ عَلِمَ النَّاسُ مِنْكَ مَا أَعْلَمُهُ، مَا سَلِّمُوْا عَلَيْكَ، وَأَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ الْعَافِيَةُ، وَغِنَاكَ عَنْهُمْ، وَحَاجَتُهُمْ إِلَيْكَ، وَكَفَّ أَذَاهُمْ عَنْكَ. فَاحْمَدْنِيْ وَاعْرَفْ قَدْرَ نِعْمَتِيْ عَلَيْكَ، وَأَخْلِصْ عَمَلَكَ مِنَ الرِّيَاءِ، وَتَزَوَّدْ كَزَادِ الْمُسَافِرِ الْخَائِفِ، وَاجْعَلْ خَيْرَكَ تَحْتَ عَرْشِيْ. يَا بْنَ آدَمَ! قُلُوْبُكُمُ الْقَاسِيَةُ تَبْكِيْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ، وَأَعْمَالُكُمْ تَبْكِيْ مِنْ أَبْدَانِكُمْ، وَأَبْدَانُكُمْ تَبْكِيْ مِنْ أَلْسِنَتِكُمْ، وَأَلْسِنَتِكُمْ تَبْكِيْ مِنْ أَعْيُنِكُمْ. يَا بْنَ آدَمَ! خَزَائِنِيْ لَا تَنْفُذُ أَبَدًا، فَبِقَدْرِ مَا تُنْفِقُ أُنْفِقُ عَلَيْكَ، وَبِقَدْرِ مَا تُمْسِكُ أُمْسِكُ عَلَيْكَ، وَإِنَّمَا بُخْلُكَ عَلَى الْمَسَاكِيْنِ بِمَا رَزَقْتُكَ لِسُوْءِ ظَنِّكَ وَخَوْفِكَ الْفَقْرِ، وَعَدَمُ ثِقَتِكَ فِيَّ، لِأَنِّيْ جَعَلْتُ أَصْلَ خَلَقْتُكَ الْاِهْتِمَامُ بِالرِّزْقِ، فَإِذَا اِهْتَمَمْتَ بِالرِّزْقِ وَرَزَقْتُكَ، فَأَنْفِقْ وَلَا تَبْخُلُ بِرِزْقِيْ عَلَى عِبَادِيْ، فَقَدْ ضَمِنْتُ لَكَ الْخَلْفُ، وَوَعَدْتُكَ الْأَجْرُ، فَلَمْ تَشُكُّ فِيْ كِتَابِيْ؟ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقُ بِوَعْدِيْ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقُ بِأَنْبِيَآئِيْ، فَقَدْ جَحَدَ رُبُوْبِيَّتِيْ، وَمَنْ جَحَدَ رُبُوْبِيَّتِيْ كَبَبْتُهُ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ ۞ ».
“Engkau ada di antara dua kenikmatan yang tidak engkau ketahui yang manakah sesungguhnya yang merupakan musuhmu yang paling besar.
Apakah dosa-dosamu yang tak terlihat oleh orang lain ataukah pujian dan sanjungan kepadamu? Andaikata orang-orang mengetahui dosa-dosamu yang Aku ketahui, sudah pasti mereka tidak akan sudi lagi menerima kehadiranmu.
Itulah nikmat-Ku. Dan yang lebih besar dari nikmat itu adalah kesehatan di mana engkau tidak membutuhkan pertolongan mereka, dan bahkan merekalah yang butuh bantuanmu sehingga engkau terlindung dari perbuatan jelek mereka. Karena itulah memujilah pada-Ku.
Kenalilah Aku sebanyak nikmat yang Aku berikan padamu. Bersihkan perbuatanmu dari rasa pamer. Berbekallah seperti bekal sang musafir yang dihantui kekhawatiran. Jadikanlah amal kebajikanmu memenuhi luas ‘Arsy-Ku.
Wahai manusia! Hatimu yang keras membatu akan menangis karena amal perbuatanmu. Amal perbuatanmu akan menangis juga karena ragamu. Ragamu akan menangis juga karena lantaran mulutmu. Dan mulutmu akan menangis juga karena matamu.
Wahai manusia ! Kekayaan-Ku tidak akan pernah habis selamanya. Sebanyak engkau berinfak, sebanyak itu pula aku memberi rezeki padamu. Seberapa pula tingkat kekikiranmu sekadar itu pula Aku menahan rezekimu.
Sikap kikirmu pada orang miskin karena prasangkamu yang jelek, tercekam oleh perasaan takut miskin dan tidak percaya kepada-Ku.
Persoalan rezeki adalah persoalan asal kejadianmu. Jika engkau mendambakan rezeki, lalu Aku memberi padamu, maka dermakanlah dan jangan kikir pada hamba-hamba-Ku. Aku jamin ganti untukmu dan Aku janjikan pahala untukmu. Lantas mengapakah engkau masih juga ragu pada kitab-Ku?
Barangsiapa yang tidak percaya pada janji-Ku dan tidak percaya pada para nabi-Ku, ia benar-benar menentang pada ketuhanan-Ku. Barang siapa yang membangkang pada ketuhanan-Ku, dia akan Ku-jerumuskan ke dalam api neraka”.
PERINGATAN KETIGA PULUH ENAM
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! أَنَا اللّٰهُ لَآ إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُوْنِيْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنَ. يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ عَادَى لِيْ وَلِيًّا، فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِالْمُحَارَبَةِ. وَاشْتَدَّ غَضَبِيْ عَلَى مَنْ ظَلَمَ مَنْ لَيْسَ لَهُ نَاصِرٌ غَيْرِيْ، مَنْ رَضِيَ بِمَا قَسَمْتُ لَهُ، بَارَكْتُ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا رَاغِمَةً وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيْدُهَا ۞ ».
“Wahai manusia! Aku-lah Allah. Tiada Tuhan kecuali Aku. Maka sembahlah Aku, bersyukurlah pada-Ku dan janganlah ingkar.
Wahai manusia! Barangsiapa yang menyakiti hati kekasih-Ku, ia benar-benar menantang perang dengan-Ku. Aku sangat murka pada orang yang berbuat aniaya pada orang yang menjadikan-Ku sebagai pembelanya.
Barangsiapa menerima dengan hati lapang atas segala pemberian-Ku, Aku akan memberkati rejekinya dan akan menuangkan harta berlimpah-ruah, meski dia tak pernah mendambakan”.
PERINGATAN KETIGA PULUH TUJUH
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : « يَا بْنَ آدَمَ! ضَعْ يَدَكَ عَلَى صَدْرِكَ فَمَا أَحْبَبْتَهُ لِنَفْسِكَ، فَأَحَبَّهُ لِغَيْرِكَ. يَا بْنَ آدَمَ! جَسَدُكَ ضَعِيْفٌ، وَلِسَانُكَ خَفِيْفٌ وَقَلْبُكَ جَبَّارٌ. يَا بْنَ آدَمَ! غَايَتُكَ الْمَوْتُ، فَاعْمَلْ لَهُ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكَ . يَا بْنَ آدَمَ! لَمْ أَخْلُقْ عُضْوًا مِنْ أَعْضَائِكَ حَتَّى خَلَقْتُ لَهُ رِزْقًا. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ خَلَقْتُكَ أَبْكَمُ لَتَحَسَّرْتَ عَلَى الْبَصَرِ، وَلَوْ خَلَقْتُكَ أَصَمُّ لَتَحَسَّرْتُ عَلَى السَّمْعِ، فَاعْرَفْ قَدْرَ نِعْمَتِيْ عَلَيْكَ، وَاشْكُرْ لِيْ وَلَا تَكْفُرْنِيْ فَإِلَيَّ الْمَصِيْرُ. يَا بْنَ آدَمَ! مَا قَسَمْتُهُ لَكَ فَلَا تَتْعَبْ فِي طَلَبِهِ، وَكُلُّ مَا قَسَمْتُهُ لَكَ فَهُوَ يَطْلُبُكَ حَتَّى تَسْتَوْفِيْهِ. يَا بْنَ آدَمَ! لَا تَحْلُفْ بِيْ كَاذِبًا، فَمَنْ حَلَفَ بِيْ كَاذِبًا أَدْخَلْتُهُ النَّارَ. يَا بْنَ آدَمَ! إِذَا أَكَلْتَ رِزْقِيْ، فَاتَّبِعْ طَاعَتِيْ. يَا بْنَ آدَمَ! لَا تُطَالِبُنِيْ بِرِزْقِ غَدٍ، فَإِنِّيْ لَا أُطَالِبُكَ بِعَمَلِ غَدٍ. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ تَرَكْتَ الدُّنْيَا لِأَحَدٍ مِنْ عِبَادِيْ، لَتَرَكْتُهَا عَلَى أَنْبِيَآئِيْ حَتَّى يَدْعُوْا عِبَادِيْ إِلَى طَاعَتِيْ، وَإِلَى إِقَامَةِ أَمْرِيْ. يَا بْنَ آدَمَ! اِعْمَلْ لِنَفْسِكَ قَبْلَ نُزُوْلِ الْمَوْتِ بِكَ، وَلَا تَغُرَّنَّكَ الْخَطِيْئَةَ، فَإِنَّ عَلَى آثَارِهَا السَّفَرُ، وَلَا تَلْهَكُ الْحَيَاةَ وَطُوْلُ الْأَمَلِ عَنِ التَّوْبَةِ، فَإِنَّكَ تَنْدَمُ عَلَى تَأْخِيْرِهَا حِيْنَ لَا يَنْفَعُكَ النَّدَمُ. يَا بْنَ آدَمَ! إِذَا لَمْ تُخْرِجْ حَقِّيْ مِنَ الْمَالِ الَّذِيْ رَزَقْتُكَ إِيَّاهُ، وَمَنَعْتَ مِنْهُ الْفُقَرَاءُ حُقُوْقَهُمْ، سَلَّطَ عَلَيْكَ جَبَّارٌ يَأْخُذُهُ مِنْكَ، وَلَا أَثِيْبَكَ عَلَيْهِ. يَا بْنَ آدَمَ! إِنْ أَرَدْتَ رَحْمَتِيْ فَالْزَمْ طَاعَتِيْ، وَإِنْ خَشِيْتَ عَذَابِيْ فَاحْذَرْ مِنْ مَعْصِيَتِيْ. يَا بْنَ آدَمَ! رَضِيْتُ مِنْكَ بِالْعَمَلِ الْقَلِيْلِ، وَأَنْتَ لَا تَرْضَى بِالرِّزْقِ الْكَثِيْرِ. يَا بْنَ آدَمَ! إِذَا كَسَبْتَ الْمَالَ فَاذْكُرِ الْحِسَابَ، وَإِذَا جَلَسْتَ عَلَى الطَّعَامِ فَاذْكُرِ الْجَائِعَ، وَإِذَا دَعَتْكَ نَفْسُكَ عَلَى الْقَدْرَةِ عَلَى الضَّعِيْفِ فَاذْكُرْ قَدْرَةَ اللّٰهِ عَلَيْكَ، وَلَوْ شَآءَ لَسَلَّطَهُ، وَإِذَا نَزَلَ بِكَ بَلَاءٌ فَاسْتَعِنْ بِلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَإِذَا مَرِضْتَ فَعَالِجْ نَفْسَكَ بِالصَّدَقَةِ، وَإِذَا أَصَابَتْكَ مُصِيْبَةٌ فَقُلْ : إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ۞ ».
“Wahai manusia! Letakkanlah tanganmu di atas dadamu. Maka apa yang kau senangi, akan Kujadikan orang lain senang juga.
Wahai manusia ! Ragamu lemah. Mulutmu ringan. Sedangkan hatimu angkuh.
Wahai manusia! Tujuan akhirmu adalah kematian. Oleh karena itu, berbuatlah untuk menyongsong kematian sebelum kematian itu datang padamu.
Wahai manusia! Aku tidak menciptakan satu organ dari seluruh organ tubuhmu sebelum menciptakan rezeki untukmu.
Wahai manusia! Andaikata Aku ciptakan dirimu buta, niscaya engkau tidak akan punya penglihatan. Jika Kuciptakan engkau tuli, niscaya engkau tidak akan punya pendengaran.
Kenalilah Aku sebanyak nikmat yang Kuberikan. Bersyukurlah dan jangan ingkar pada-Ku. Hanya kepadaku engkau akan kembali.
Wahai manusia! Apa yang telah Ku-tetapkan pembagiannya untukmu, maka engkau tak perlu mencari dengan susah-payah. Segala apa yang telah Ku-tetapkan pembagiannya untukmu, ia akan mencarimu hingga terpenuhi kebutuhanmu.
Wahai manusia! Janganlah engkau bersumpah bohong pada-Ku. Barangsiapa bersumpah bohong pada-Ku, maka Aku akan memasukkan dia ke dalam api neraka.
Wahai manusia! Jika engkau mau makan rezeki-Ku, maka patuhlah pada-Ku.
Wahai manusia! Janganlah engkau mencari rezeki untuk esok, karena Aku tak pernah mengharap amal perbuatanmu hari esok.
Wahai manusia! Aku mau menerima amalmu yang sedikit, sedangkan engkau tak pernah mau menerima dengan hati lapang atas pemberian-Ku yang tak terhingga.
Wahai manusia! Andaikata Ku-berikan dunia ini pada salah seorang hamba-Ku, sudah pasti akan Ku-berikan pada para nabi-Ku sehingga mereka mengajak para hamba-Ku untuk patuh kepada-Ku dan menegakkan agama-Ku.
Wahai manusia! Beramallah untuk kebaikanmu sendiri sebelum kematian datang menjemputmu. Jangan sampai engkau terpedaya oleh sesuatu yang hina, karena di atas jejaknya akan meninggalkan bekas-bekas yang menempel pada kulit.
Kehidupan dan angan-angan yang membumbung jangan sampai melalaikan dirimu dari bertobat. Karena menunda-nunda pertobatan akan membuatmu menyesal pada saat penyesalah sudah tidak berguna lagi.
Wahai manusia! Jika engkau tak mau mengeluarkan hak-Ku dari harta yang Ku-berikan padamu dan hak orang-orang fakir, maka Aku akan menjadikanmu jatuh dalam kekuasaan seorang penguasa despotic (sewenang-wenang) yang akan merampas harta kekayaanmu. Dan Aku tak akan memberi imbalan pahala padamu.
Wahai manusia! Jika engkau mengharap rahmat-Ku, maka tetaplah dalam tunduk pada-Ku. Jika engkau takut siksa-Ku, maka takutlah engkau berbuat durjana pada-Ku
Wahai manusia! Jika dunia datang kepadamu, ingatlah pada kematian. Jika engkau berduka karena dosa, ingatlah pada tobat. Jika engkau mencari harta, ingatlah pada pertanggungjawaban amal di akhirat. Jika engkau menghadapi hidangan, ingatlah pada orang yang kelaparan.
Jika engkau tergoda oleh keinginan mengeksploitasi orang kecil, ingatlah pada kekuasan Allah, yang seandainya Ia berkehendak niscaya akan menjadikan orang kecil itu memegang kekuasaan atas dirimu.
Jika sebuah cobaan menimpamu, mintalah pertolongan kepada-Ku dengan membaca lã haula walã quwwata illã billãhi al-‘aliyyil ’adzîm. Jika engkau sakit, sembuhkanlah dengan sedekah. Jika engkau tertimpa bencana, katakanlah innã lillãhi wa innã ilaihi rãji’ûn”.
PERINGATAN KETIGA PULUH DELAPAN
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : « يَا بْنَ آدَمَ! اِفْعَلِ الْخَيْرَ، فَإِنَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ وَيَقُوْدُ إِلَيْهَا، وَاجْتَنِبِ الشَّرَّ فَإِنَّهُ مِفْتَاحُ النَّارِ وَيَقُوْدُ إِلَيْهَا. يَا بْنَ آدَمَ! اِعْلَمْ أَنَّ الَّذِيْ تَبْنِيْهِ لِلْخَرَابِ، وَأَنَّ عُمْرَكَ لِلْخَرَابِ وَجَسَدَكَ لِلتُّرَابِ، وَمَا جَمَعْتَهُ لِلْوَرَثَةِ، فَالنَّعِيْمُ لِغَيْرِكَ، وَالْحِسَابُ عَلَيْكَ، وَالْعِقَابُ لَكَ وَالنَّدَمُ، وَالصَّاحِبُ لَكَ فِي الْقَبْرِ الْعَمَلِ، فَحَاسِبْ نَفْسَكَ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُ، وَالْزِمْ طَاعَتِيْ، وَاحْذَرْ مَعْصِيَتِيْ، وَارْضَ بِمَا آتَيْتُكَ، وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ. يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ أَذْنَبَ ذَنْبًا وَهُوَ ضَاحِكٌ أَدْخَلْتُهُ النَّارَ وَهُوَ بَاكٍ، وَمَنْ جَلَسَ بَاكِيًا مِنْ خَشْيَتِيْ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ وَهُوَ ضَاحِكٌ. يَا بْنَ آدَمَ! كَمْ مِنْ غَنِيٍّ يَتَمَنَّى الْفَقْرَ يَوْمَ حِسَابِهِ، وَكَمْ مِنْ جَبَّارٍ أَذَلَّهُ الْمَوْتُ، وَكَمْ مِنْ حُلْوٍ مَرَّهُ الْمَوْتُ، وَكَمْ مِنْ مَسْرُوْرٍ بِنِعْمَتِهِ كَدَّرَهَا عَلَيْهِ الْمَوْتُ، وَكَمْ مِنْ فَرْحَةٍ أََوْرَثَتْ حَزَنًا طَوِيْلًا. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ تَعْلَمُ الْبَهَائِمَ مَا تَعْلَمُوْنَ مِنَ الْمَوْتِ، لَاَمْتَنَعَتْ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ حَتَّى تَمُوْتَ جُوْعًا وَعَطْشًا. يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ لَمْ يُقَدِّرْ عَلَيْكَ إِلَّا الْمَوْتُ وَشِدَّتُهُ لَكَانَ يَجِبُ عَلَيْكَ أَنْ لَا تَهْدَأْ بِاللَّيْلِ، وَلَا تُقِرُّ بِالنَّهَارِ، فَكَيْفَ وَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ؟ يَا بْنَ آدَمَ! اِجْعَلْ سِرَّهُ وَرَاءَكَ بِمَا تَنَالُهُ مِنَ النِّعَمِ فِي آخِرَتِكَ، وَلْيَكُنْ أَسَفَكَ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنْهَا خَيْرَاتٌ، وَمَا آتِيْكَ مِنْ دُنْيَاكَ فَلَا تَفْرَحُ بِهِ، وَمَا فَاتَكَ مِنْهَا فَلَا تَأْسَ عَلَيْهِ. يَا بْنَ آدَمَ! مِنَ التُّرَابِ خَلَقْتُكَ، وَإِلَى التُّرَابِ أُعِيْدُكَ، وَمِنَ التُّرَابِ أَبْعَثَكَ، فَوَدِّعِ الدُّنْيَا وَتُهَيِّأْ لِلْمَوْتِ، وَاعْلَمْ أَنِّيْ إِذَا أَحْبَبْتُ عَبْدًا زَوَيْتُ عَنْهُ الدُّنْيَا وَاسْتَعْمَلْتُهُ لِلْآخِرَةِ، وَأَرَيْتُهُ عُيُوْبَ الدُّنْيَا فَيَحْذِرُهَا، وَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِيْ، وَإِذَا بَغِضْتُ عَبْدًا أَشْغَلْتُهُ عَنِّيْ بِالدُّنْيَا وَاسْتَعْمَلْتُهُ بِعَمَلِهَا، فَيَكُوْنُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأُدْخِلُهُ النَّارَ. يَا بْنَ آدَمَ! كُلُّ عُمْرٍ فَانٍ وَإِنْ طَالَ وَالدُّنْيَا كَفِيْءُ الظُّلَالِ، [يَمْكُثُ] قَلِيْلًا ثُمَّ يَذْهَبُ فَلَا يَعُوْدُ إِلَيْكَ. يَا بْنَ آدَمَ! أَنَا الَّذِيْ خَلَقْتُكَ، وَأَنَا الَّذِيْ رَزَقْتُكَ، وَأَنَا الَّذِيْ أَحْيَيْتُكَ، وَأَنَا الَّذِيْ أَمَيْتُكَ، وَأَنَا الَّذِيْ أَبْعَثَكَ، وَأَنَا الَّذِيْ أُحَاسِبُكَ، فَإِنْ عَمِلْتَ شَرًّا رَأَيْتُهُ، مَعَ أَنَّكَ لَا تَمْلِكُ لِنَفْسِكَ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُوْرًا. يَا بْنَ آدَمَ! أَطِعْنِيْ وَاخْدُمْنِيْ وَلَا تَهْتَمُّ بِالرِّزْقِ، فَقَدْ كَفَيْتُكَ أَمْرَهُ، وَلَا تَحْمِلْ هَمَّ شَيْءٍ قَدْ كَفَيْتُهُ. يَا بْنَ آدَمَ! كَيْفَ تَحْمِلُ أَمْرَ شَيْءٍ لَمْ يُقَدِّرْ لَكَ وَلَمْ تُدْرِكُهُ، كَمَا أَنَّكَ لَمْ تَأْخُذْ ثَوَابَ عَمَلٍ لَمْ تَعْمَلْهُ. يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ كَانَ سَبِيْلُهُ الْمَوْتُ فَكَيْفَ يَفْرَحُ بِالدُّنْيَا؟ وَمَنْ كَانَ بَيْتُهُ الْقَبْرُ فَكَيْفَ يَسُرُّ فِيْ بَيْتِهِ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا؟ يَا بْنَ آدَمَ! رِزْقٌ قَلِيْلٌ وَأَنْتَ شَاكِرٌ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ [وَأَنْتَ] غَيْرُ شَاكِرٍ. يَا بْنَ آدَمَ! خَيْرُ مَالِكَ مَا قَدَّمْتَهُ، وَشَرُّ مَالِكَ مَا خَلَّفْتَهُ فِي الدُّنْيَا، فَقَدِّمْ لِنَفْسِكَ خَيْرًا تَجِدُهُ عِنْدِيْ قَبْلَ أَنْ يَأْخُذَكَ الْمَوْتُ. يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ كَانَ مَهْمُوْمًا فَأَنَا الَّذِيْ فَرَّجَتْ هَمَّهُ، وَمَنْ كَانَ مُسْتَغْفِرًا فَأَنَا الَّذِيْ أَغْفَرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ تَائِبًا فَأَنَا الَّذِيْ نَهْيَتُهُ، وَمَنْ كَانَ عَارِيًا فَأَنَا الَّذِيْ كِسْوَتُهُ، وَمَنْ كَانَ خَائِفًا فَأَنَا الَّذِيْ أَمَّنَ خَوْفَهُ، وَمَنْ كَانَ جَائِعًا فَأَنَا الَّذِيْ أَشْبَعَهُ، وَإِذَا كَانَ عَبْدِيْ عَلَى طَاعَتِيْ وَأَرْضَى أَمْرِيْ يَسَّرْتُ لَهُ أَمْرَهُ وَشَدَدْتُ أَزَرَهُ، وَشَرَحْتُ صَدْرَهُ. يَا مُوْسَى! مَنْ اِسْتَغْنَى بِأَمْوَالِ الْفُقُرُاءِ وَالْيَتَامَى أَفْقَرْتُهُ فِي الدُّنْيَا وَعَذَّبْتُهُ فِي الْآخِرَةِ، وَمَنْ تَجَبَّرَ عَلَى الْفُقَرَاءِ وَالضُّعَفَاءِ أَعْقَبْتُ بِنَآءَهُ الْخَرَابُ، وَأَسْكَنْتُهُ النَّارَ (إِنَّ هَذَا لَفِيْ الصُّحُفِ الْأُوْلَى، صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى ۞ [الأعلى : 18−19]) ۞ ».
“Wahai manusia! Berbuatlah baik, karena ia adalah kunci pintu surga yang akan membawamu ke sana. Tinggalkanlah keburukan, karena ia adalah kunci pintu neraka yang akan menyeretmu ke sana.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa apa yang engkau bangun itu akhirnya akan hancur. Usiamu akan habis. Ragamu akan ditimbuni tanah. Dan apa yang engkau kumpulkan akan menjadi milik para ahli waris. Dengan demikian, kenikmatan itu akan menjadi milik orang lain, sedangkan pertanggungjawaban akan menjadi tanggungjawabmu. Bagian yang kau dapat hanyalah siksa dan penyesalan. Sedangkan yang akan menjadi temanmu dalam kubur hanyalah amal perbuatanmu. Oleh karena itu, introspeksilah sebelum kau dimintai pertanggungjawaban.
Tetaplah patuh kepada-Ku. Hindari larangan-Ku. Terimalah dengan senang hati segala yang Ku-berikan. Masuklah engkau dalam kelompok orang-orang yang bersyukur.
Wahai manusia! Barangsiapa melakukan dosa dengan tertawa riang, maka Aku akan memasukkan ke dalam neraka sambil menangis duka.
Wahai manusia! Betapa banyak orang kaya yang berharap menjadi miskin pada saat hari perhitungan amal. Tidak sedikit orang yang berkuasa menjadi tak bernilai apa-apa karena kematian. Tidak sedikit sesuatu yang manis berubah menjadi pahit karena kematian. Betapa banyak orang yang berbahagia atas kenikmatan yang diraihnya akhirnya terkoyak-koyak oleh kematian. Tidak sedikit sebuah kebahagiaan yang menyebabkan duka panjang.
Wahai manusia! Andaikata binatang-binatang itu tahu pada kematian yang kau ketahui, niscaya mereka tidak akan mau makan dan minum hingga mereka mati dalam kelaparan dan kehausan.
Wahai manusia! Jika hanya beratnya kematian yang membebanimu, seharusnya engkau tidak bernyenyak tidur pada malam hari dan bersenang-senang pada siang hari. Lantas bagaimana, padahal rangkaian setelah kematian jauh berat lagi?
Wahai manusia! Rahasia kematian itu, simpanlah di belakangmu dengan kenikmatan yang kau peroleh untuk bekal menuju akhirat. Dan kecewalah engkau pada kebaikan-kebaikan yang terlewatkan. Janganlah engkau berbahagia dengan harta kekayaan yang Ku-berikan dan jangan pula engkau berputus asa karena harta.
Wahai manusia! Dari tanah engkau Aku ciptakan. Ke dalam tanah Aku akan memulangkanmu. Dari tanah Aku akan membangkitkan engkau kembali. Karena itu, tinggalkanlah dunia. Bersiap-siaplah untuk menyongsong kematian.
Ketahuilah! Apabila Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjauhkan dunia dari dirinya dan Aku akan menggiatkan dia dalam amal-amal keakhiratan. Aku akan memperlihatkan cacat dunia kepadanya, sehingga ia berhati-hati dan dengan rahmat-Ku dia akan melakukan amal penghuni surga.
Apabila Aku murka pada seorang hamba, maka Aku memberi kesibukan urusan dunia yang membuat dia lupa pada-Ku dan Aku menggiatkan dia dalam amal keduniawian. Maka ia akan termasuk dalam kelompok penghuni neraka. Karena itu, Aku akan memasukkan dia ke dalam api neraka.
Wahai manusia! Usia itu akhirnya akan habis juga walaupun lama. Dunia ini hanyalah seperti fatamorgana. Diam sejenak, kemudian pergi dan tak kembali lagi.
Wahai manusia! Aku-lah yang menciptakan dirimu. Aku-lah yang memberi rezeki padamu. Aku-lah yang menghidupkan dan mematikanmu. Aku-lah yang membangkitkan kembali dirimu. Aku-lah yang akan meminta pertanggungjawaban darimu. Jika engkau melakukan perbuatan jelek, Aku mengetahui. Sedangkan dirimu tak memiliki kekuatan sama sekali atas dirimu, baik memberi kemelaratan, kenikmatan, kematian, kehidupan, dan kebangkitan kembali.
Wahai manusia! Patuhlah kepada-Ku. Jangan engkau mementingkan rezeki, karena sesungguhnya telah Aku penuhi. Janganlah sampai engkau terbebani oleh persoalan yang telah Ku–cukupi.
Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau akan menanggung persoalan yang tidak engkau kuasai dan tidak juga engkau ketahui, tak ubahnya seperti engkau akan mengambil imbalan pahala amal perbuatan yang tidak engkau kerjakan.
Wahai manusia! Barangsiapa yang akhir perjalanannya adalah kematian, bagaimana ia dapat berbahagia dengan dunia? Barangsiapa yang akhir tempat tinggalnya adalah kubur, bagaimana ia bersuka ria dalam rumahnya di dunia?
Wahai manusia! Rezeki yang sedikit, tetapi engkau syukuri adalah lebih baik dari pada rejeki yang berlimpah ruah, namun tidak engkau syukuri.
Wahai manusia! Hartamu yang terbaik adalah harta yang kau bawa menghadap pada-Ku. Hartamu yang terjelek adalah harta yang kau tinggal di dunia. Untuk itu, bersegeralah engkau melakukan kebajikan sebelum maut merenggutmu, maka engkau akan menemukan kebajikan itu berada di sisi-Ku.
Wahai manusia! Barangsiapa dilanda duka, Aku-lah yang membebaskannya. Barangsiapa yang memohon ampun, Aku-lah yang akan memberikan ampun. Barangsiapa yang bertobat, Aku-lah yang akan menghindarkan dia dari perbuatan durjana. Barangsiapa yang telanjang, Aku-lah yang memberi pakaian kepadanya. Barangsiapa yang merasa ketakutan, Aku-lah yang memberikan keamanan kepadanya. Barangsiapa yang lapar, Aku-lah yang mengenyangkan.
Jika hamba-Ku patuh dan menerima atas segala keputusan-Ku, maka Aku memberikan kemudahan atas segara urusannya dan mengukuhkan kekuatannya serta melapangkan dadanya.
Wahai Musa! Barangsiapa yang mencari kekayaan dari harta fakir miskin dan anak yatim, maka Aku akan menjadikan ia fakir dan akan menyiksanya di akhirat. Barangsiapa yang menjajah orang-orang miskin dan rakyat jelata, maka Aku akan membalas dengan menghancurkan kekuasaan yang dia bangun dan kelak Aku akan menempatkannya di neraka. Sesungguhnya ini benar-benar termuat dalam kitab-kita terdahulu, yaitu kitab Ibrahim dan Musa.”[]
*********
Saudaraku yang dirahmati Allah SWT, demikianlah bagian akhir (keempat) dari artikel “Peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsi” yang terdiri dari Tiga Puluh Delapan Bab. Tulisan tersebut diambil dari sumber aslinya “Majmû’atu Rasãili al-Imãm Ghazãliy” (Himpunan Risalah Imam Ghazali), Kitab ke-25 Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat, berkat dan taufiq kepada kita, agar lurus hati dan pikiran kita sehingga hanya tertuju kepada-Nya, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Wallãhu A’lamu bish-Shawãb
Referensi: Kitab Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah, Peringatan-peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsy, Imam Al-Ghazali, Penerjemah: Ilyas Siraj, S.H., M.Ag.; Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2005.