Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Saudaraku terkasih yang dirahmati Allah SWT, inilah beberapa peringatan Allah SWT dalam Hadits Qudsiy Rasulullah SAW kepada manusia. Kumpulan Hadits Qudsiy ini terdapat dalam Kitab “Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah” karya Imam al-Ghazali.
Inilah artikel bagian kedua “Peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsi” yang terdiri dari Peringatan Kesebelas sampai dengan Peringatan Kedua Puluh.
********
PERINGATAN KESEBELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَآ أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّمَا الدُّنْيَا دَارٌ لِمَنْ لَا دَارَ لَهُ، وَمَالٌ لِمَنْ لَا مَالَ لَهُ، وَلَهَا يَجْمَعُ مَنْ لَا عَقْلَ لَهُ، وَبِهَا يَفْرَحُ مَنْ لَا فَهْمَ لَهُ، وَعَلَيْهَا يَحْرُصُ مَنْ لَا تَوَكَّلَ لَهُ، وَيَطْلُبُ شَهَوَاتِهَا مَنْ لَا مَعْرِفَةَ لَهُ، فَمَنْ أَرَادَ نِعْمَةً زَائِلَةً، وَحَيَاةً مُنْقَطِعَةً، فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ وَعَصَا رَبَّهُ، وَنَسِيَ الْآخِرَةَ وَغَرَّتْهُ دُنْيَاهُ، وَأَرَادَ ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَ هَذَا، (إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ ۞ [سورة الأنعام : 120]). يَا بْنَ آدَمَ! رَاعُوْنِيْ وَتَاجِرُوْنِيْ، وَعَامِلُوْنِيْ وَأَسْفِلُوْنِيْ فِي رَبْحِكُمْ عِنْدِيْ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطْرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، وَلَا تَنْفُدُ خَزَائَنِيْ وَلَا تَنْقُصُ، وَأَنَا الْوَهَّابُ الْكَرِيْمُ ۞ » .
“Wahai manusia! Dunia ini sesungguhnya adalah tempat bagi orang yang tuna wisma dan harta bagi orang yang papa. Tempat berkumpulnya orang yang tidak waras. Karena dunia, orang-orang yang tidak mengerti bersuka-ria. Pada dunia, orang-orang yang tidak berserah diri pada Tuhan memburu. Pada kesenangan hidup, orang-orang yang tidak mengenal dunia berlomba-lomba.
Maka barangsiapa yang mendambakan kenikmatan yang semu dan hidup sementara, sesungguhnya ia telah berbuat aniaya pada dirinya dan durhaka pada Tuhannya. Ia melupakan kehidupan akhirat dan terpedaya oleh kemilau dunia. Ia sesungguhnya menghendaki dosa yang nampak dan yang tidak nampak.
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat dosa akan dibalas sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan”. (QS. Al-An’am: 120).
Wahai manusia! Berdaganglah engkau kepada-Ku. Tapi rendahkanlah dalam memungut laba, karena disisi-Ku ada imbalan yang tak mungkin dilihat mata, yang tak mungkin didengar telinga dan tak mungkin tergambar dalam benak seorang hamba.
Kekayaan-Ku tak akan pernah habis dan tak akan pernah berkurang. Aku adalah Sang Maha Pemberi lagi Maha Pemurah”.
PERINGATAN KEDUA BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! (اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوْا بِعَهْدِيْ أُوْفِ بِعَهْدِكُمْ، وَإِيَّايَ فَارْهَبُوْنَ ۞ [سورة البقرة : 40]) كَمَا لَا تَهْتَدِي السَّبِيْلَ إِلَّا بِدَلِيْلٍ، كَذَلِكَ لَا طَرِيْقَ إِلَى الْجَنَّةِ إِلَّا بِعَمَلٍ، وَكَمَا لَا يَجْمْعُ الْمَالَ إِلَّا بِنَصْبٍ، كَذَلِكَ لَا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلَّا بِالصَّبْرِ عَلَى عِبَادَتِيْ، فَتُقَرِّبُوْا إِلَى اللهِ بِالنَّوَافِلِ، وَاطْلُبُوْا رِضَائِيْ بِرِضَا الْمَسَاكِيْنَ عَنْكُمْ، وَارْغَبُوْا إِلَى رَحْمَتِيْ بِمَجَالِسِ الْعُلَمَآءِ، فَإِنْ رَحْمَتِيْ لَا تُفَارِقُهُمْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا مُوْسَى، اِسْمَعْ مَا أَقُوْلُ، فَالْحَقُّ أَنَّهُ مَنْ تَكَبَّرَ عَلَى مِسْكِيْنٍ حَشَرْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى صُوْرَةِ الذَّرِّ، وَمَنْ تَوَاضَعَ لَهُ رَفَعْتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ تَعَرَّضَ الهُتْكَ سِرِّ مِسْكِيْنٍ حَشَرْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غَيْرَ مَسْتُوْرِ سِرِّهِ، وَمَنْ أَهَانَ فَقِيْرًا فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِالْمُحَارَبَةِ، وَمَنْ يُؤْمِنُ بِيْ صَافَحَتْهُ الْمَلَائِكَةُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۞ ».
“Wahai manusia! “Ingatlah pada nikmat-Ku yang Ku-berikan padamu. Penuhilah perjanjian yang kau ikat dengan-Ku, Aku akan memenuhi janji yang Ku-ikat denganmu. Hanya kepada-Ku engkau kembali.” (QS. Al-Baqarah: 40)
Sebagaimana tidak mungkin engkau dapat menemukan arah jalan tanpa petunjuk, maka demikian pula engkau tidak akan menemukan jalan ke surga kecuali dengan amal perbuatan. Sebagaimana harta yang tidak mungkin terkumpul tanpa jerih payah, demikian pula engkau tidak akan masuk surga tanpa kesabaran dalam menghamba kepada-Ku. Maka mendekatlah kepada Allah dengan ibadah sunah.
Carilah keridhoan-Ku dengan menyertai para ulama. Karena rahmat-Ku tak sekejap pun terpisah dari mereka. Allah berfirman:
“Wahai manusia!! Dengarkanlah apa yang Kukatakan. Barangsiapa yang sombong pada orang miskin, sungguh akan Aku kumpulkan di hari kiamat kelak dalam bentuk semut kecil. Barangsiapa yang merendahkan diri dan santun pada orang miskin, maka dia akan Aku muliakan di dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang membeberkan rahasia orang miskin, maka kelak dihari kiamat akan Aku kumpulkan dalam keadaan terbeber rahasianya. Barangsiapa yang merendahkan orang miskin, maka ia sungguh menantang perang dengan-Ku.
Barangsiapa yang beriman kepada-Ku, malaikat akan menyalaminya di dunia dan di akhirat.”
PERINGATAN KETIGA BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! كَمْ مِنْ سِرَاجٍ قَدْ أَطْفَأَتْهُ رِيْحُ الْهَوَى، وَكَمْ مِنْ عَابِدٍ قَدْ أَفْسَدَهُ الْعُجُبُ، وَكَمْ مِنْ غَنِيٍّ أَفْسَدَهُ الْغِنَاءُ، وَكَمْ مِنْ فَقِيْرٍ أَفْسَدَهُ الْفَقْرُ، وَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ أَفْسَدَتْهُ الْعَافِيَةُ، وَكَمْ مِنْ عَالِمٍ أَفْسَدَهُ الْعِلْمُ، وَكَمْ مِنْ جَاهِلٍ أَفْسَدَهُ الْجَهْلُ، فَلَوْ لَا مَشَايِخُ رُكَّعٍ، وَشَبَابُ خُشَّعٍ، وَأَطْفَالُ رُضَّعٍ، وَبَهَائِمُ رُتَّعٍ، لَجَعَلْتُ السَّمَآءَ مِنْ فَوْقِكُمْ حَدِيْدًا، وَالْأَرْضَ صَفْصَفًا، وَالتُّرَابَ رَمَادًا، وَلَمَا أَنْزَلْتُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَآءِ قِطْرَةً، وَلَمَا أَنْبَتْتُ فِي الْأَرْضِ مِنْ حَبَّةٍ، وَلَصَبَبْتُ عَلَيْكُمُ الْعَذَابَ صَبًّا ۞ ».
“Wahai manusia! Betapa banyak lampu yang padam oleh hembusan angin. Betapa banyak orang yang ahli ibadah celaka karena kesombongan dan pamer. Betapa banyak orang yang kaya celaka karena kekayaannya. Betapa banyak orang yang miskin celaka karena kefakirannya. Betapa banyak orang yang sehat celaka karena kesehatannya. Betapa banyak orang yang berilmu celaka karena ilmunya. Betapa banyak orang yang bodoh celaka karena kebodohannya.
Andaikata tidak ada orang-orang tua yang selalu ruku’, pemuda-pemuda yang khusyu’, anak-anak kecil yang menetek, dan binatang-binatang ternak yang berkeliaran mencari rerumputan, niscaya Aku akan mengubah langit menjadi besi, bumi menjadi batu licin yang kering kerontang dan debu menjadi kerikil. Setetes pun tidak akan pernah Ku-turunkan air hujan dari langit. Tak sebutir bijipun akan Ku-tumbuhkan di bumi. Dan sungguh akan Ku-curahkan siksa kepadamu.”
PERINGATAN KEEMPAT BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! اُطْلُبُوْنِيْ بِقَدْرِ حَاجَتِكُمْ إِلَيَّ، وَاعْصُوْنِيْ بِقَدْرِ صَبْرِكُمْ عَلَى النَّارِ، وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى آجَالِكُمُ الْمُسْتَأْخِرَةِ، وَأَرْزَاقِكُمُ الْحَاضِرَةِ، وَذُنُوْبِكُمُ الْمُسْتَتِرَةِ وَ (كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ، لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ۞ [سورة القصص : 88 ، سورة الرحمن : 26 ، 27] ) ۞ » .
“Wahai manusia! Carilah Aku sesuai dengan kadar kebutuhanmu kepada-Ku. Berbuatlah durhaka kepada-Ku menurut kadar kesabaranmu pada siksa api neraka. Janganlah engkau memandang pada ajalmu yang masih tertunda. Jangan pula engkau memandang pada rejekimu yang kau raih hari ini dan dosa-dosamu yang tersembunyi.
“Segala sesuatu akan hancur kecuali Dzat-Nya. Di tangan-Nya kekuasaan untuk memutuskan tergenggam. Kepada-Nya pula engkau akan dipulangkan kembali.” (QS. Al-Qashash: 88, QS. Ar-Rahman: 26-27)”
PERINGATAN KELIMA BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! إِنْ صَلُحَ دِيْنُكُمْ وَلَحْمُكُمْ وَدَمُكُمْ، صَلُحَ عَمَلُكُمْ وَلَحْمُكُمْ وَدَمُكُمْ، وَإِنْ فَسَدَ دِيْنُكُمْ فَسَدَ عَمَلُكُمْ وَلَحْمُكُمْ وَدَمُكُمْ فَلَا تَكُنْ كَالْمِصْبَاحِ يَحْرُقُ نَفْسَهُ وَيَضِيْءُ لِلنَّاسِ، وَأَخْرِجْ حُبَّ الدُّنْيَا مِنْ قَلْبِكَ، فَإِنِّي لَا أَجْمَعُ حُبَّ الدُّنْيَا وَحُبِّيْ فِي قَلْبٍ وَاحِدٍ أَبَدًا، وَارْفُقْ بِنَفْسِكَ فِي جَمْعِ الرِّزْقِ، فَإِنَّ الرِّزْقَ مَقْسُوْمٌ، وَالْحَرِيْصَ مَحْرُوْمٌ، وَالْبَخِيْلَ مَذْمُوْمٌ، وَالنِّعْمَةَ لَا تَدُوْمُ، وَاْلاِسْتِقْصَاءَ شُؤْمٌ، وَالْأَجَلَ مَعْلُوْمٌ، وَالْحَقَّ مَعْلُوْمٌ، وَخَيْرَ حِكْمَةِ اللهِ الْخُشُوْعُ، وَخَيْرَ الْغِنَاءِ الْقَنَاعَةُ، وَخَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَخَيْرَ مَا أَتَى فِي الْقُلُوْبِ الْيَقِيْنُ، وَخَيْرَ مَا أَعْطَيْتُمُ الْعَافِيَةَ ۞ ».
“Wahai manusia! Jika agamamu, dagingmu dan darahmu baik, maka amal perbuatanmu, dagingmu dan darahmu akan baik juga. Jika rusak agamamu, maka akan rusak pula amal perbuatanmu, dagingmu dan darahmu.
Oleh karena itu, janganlah engkau seperti lampu yang menerangi orang lain, namun membakar dirinya sendiri. Lemparkanlah jauh-jauh kecintaan pada dunia dari lubuk hatimu, karena Aku tidak mungkin selamanya akan mengumpulkan cinta pada dunia dan cinta pada-Ku dalam satu hati.
Berlakulah belas-kasih pada dirimu sendiri dalam mengumpulkan harta kekayaan, karena rezeki telah ditentukan bagiannya. Orang yang memburu harta kekayaan hanyalah akan menemui kegagalan.
Orang kikir akan tercela. Kenikmatan hanyalah sementara. Memikirkan suatu masalah sampai keakar-akarnya adalah tercela. Ajal pun telah ditentukan. Kebenaran telah nyata. Sebaik-baik hikmah Allah adalah khusyuk. Sebaik-baik kekayaan adalah menerima apa adanya. Sebaik-baik bekal adalah takwa. Sebaik-baik apa yang datang pada hati adalah keyakinan dan sebaik-baik apa yang Aku berikan untukmu adalah kesehatan”.
PERINGATAN KEENAM BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « (يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ۞ [سورة الصف : 2])، وَكَمْ تَقُوْلُوْنَ وَتُخْلِفُوْنَ، وَكَمْ تَنْهَوْنَ عَمَّا لَسْتُمْ عَنْهُ تَنْتَهُوْنَ، وَكَمْ تَأْمُرُوْنَ وَلَا تَفْعَلُوْنَ، وَكَمْ تَجْمَعُوْنَ مَا لَا تَأْكُلُوْنَ، وَكَمْ تَوْبَةً يَوْمًا بَعْدَ يَوْمٍ تُؤَخِّرُوْنَ، عَامًا بَعْدَ عَامٍ ثُمَّ لَمْ تَنْظُرُوْنَ، أَعِنْدَكُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَمَانٌ؟ أَمْ بِيَدِكُمْ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ؟ أَمْ تَحَقَّقْتُمُ الْفَوْزَ بِالْجِنَانِ؟ أَمْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الرَّحْمٰنِ رَحْمَةٌ؟ أَبْطَرَتْكُمُ النِّعَمُ، وَأَفْسَدَكُمُ الْإِحْسَانُ، وَغَرَّكُمْ مِنَ الدُّنْيَا طُوْلُ الْأَمَلِ، وَلَا تَغْتَنِمُوا الصِّحَّةَ وَالسَّلَامَةَ، فَأَيَّامُكُمْ مَعْلُوْمَةٌ، وَأَنْفَاسُكُمْ مَعْدُوْدَةٌ، وَقَدِّمُوْا لِأَنْفُسِكُمْ لِمَا بَقِيَ فِي أَيْدِيْكُمْ، يَا بْنَ آدَمَ! إِنَّكَ تُقَدِّمُ عَلَى عَمَلِكَ، وَإِنَّ كُلَّ يَوْمٍ يَهْدُمُ مِنْ عُمْرِكَ، مِنْ يَوْمِ خَرَجْتَ مِنْ بَطْنِ أُمِّكَ، وَتَدْنُوْ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ قَبْرِكَ حَتَّى تَدْخُلَهُ، يَا بْنَ آدَمَ! مِثْلُكُمْ فِي الدُّنْيَا كَمِثْلِ الذَّبَابِ، كُلَّمَا وَقَعَ فِي الْعَسَلِ اِنْتَشَبَ فِيْهِ، فَكَذَلِكَ أَنْتَ، لَا تَكُنْ كَالْحَطَبِ الَّذِيْ يَحْرِقُ نَفْسَهُ لِغَيْرِهِ بِالنَّارِ ۞ ».
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa engkau mengatakan sesuatu yang tidak engkau perbuat”. (QS. Ash-Shaf: 2). Betapa banyak engkau berkata-kata dan betapa banyak pula engkau mengkhianatinya. Betapa banyak engkau mencegah orang lain agar tidak melakukan perbuatan keji, padahal engkau sendiri melakukannya. Betapa banyak engkau memerintahkan pada orang lain untuk berbuat kebajikan, padahal engkau sendiri tidak melakukannya.
Betapa banyak engkau mengumpulkan harta benda, padahal engkau tidak mungkin akan memakan semuanya. Betapa banyak kesempatan taubat engkau tunda hari demi hari dan tahun demi tahun, tanpa mau merenungkan sama sekali, apakah engkau akan terhindar dari kematian? Apakah engkau dapat lolos dari siksa api neraka? Ataukah engkau sangat yakin akan meraih kenikmatan di surga? Apakah di antara engkau dan Sang Pengasih terdapat rahmat?
Kenikmatan telah membuatmu angkuh dan sombong. Kebaikan telah menyebabkan engkau celaka. Angan-angan yang membumbung tinggi telah menjadikan engkau terpikat oleh dunia.
Engkau menyia-nyiakan kesehatan dan kesejahteraan, padahal hari-harimu jelas berlalu dan nafasmu telah ditentukan batasnya. Beramallah untuk kebaikanmu dengan apa yang tersisa dalam hidupmu.
Wahai manusia! Sesungguhnya engkau tidak menghiraukan amal perbuatanmu. Padahal setiap hari usiamu terus berkurang sejak engkau keluar dari perut ibumu. Hari demi hari engkau kian dekat pada kuburanmu hingga akhirnya engkau memasukinya.
Wahai manusia! Kehidupanmu di dunia laksana lalat. Ketika terjatuh ke dalam madu, maka lengket melekat. Karena itu janganlah engkau seperti kayu bakar yang membakar dirinya dengan apa untuk yang lain”.
PERINGATAN KETUJUH BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! اِعْمَلْ كَمَا أَمَرْتُكَ، وَانْتَهِ عَمَّا نَهَيْتُكَ عَنْهُ، أَجْعَلُكَ حَيًّا لَا تَمُوْتُ أَبَدًا، وَأَنَا حَيٌّ لَا أَمُوْتُ أَبَدًا، وَإِذَا قُلْتُ لِلشَّيْءِ كُنْ فَيَكُوْنُ، يَا بْنَ آدَمَ! إِنْ كَانَ قَوْلُكَ مَلِيْحًا، وَعَمَلُكَ قَبِيْحًا، فَأَنْتَ رَئِيْسُ الْمُنَافِقِيْنَ، وَإِذَا كَانَ ظَاهِرُكَ مَلِيْحًا وَبَاطِنُكَ قَبِيْحًا، فَأَنْتَ مِنَ الْهَالِكِيْنَ، يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ (وَمَا يَخْدَعُوْنَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ ۞ [سورة البقرة : 9]). يَا بْنَ آدَمَ! لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ تَوَاضَعَ لِعَظَمَتِيْ، وَقَطَعَ النَّهَارَ بِذِكْرِيْ، وَكَفَّ نَفْسَهُ عَنِ الشَّهَوَاتِ مِنْ أَجْلِيْ، فَإِنِّي آوِيُ الْغَرِيْبَ وَأُؤَمِّنُ الْفَقِيْرَ، وَأُكْرِمُ الْيَتِيْمَ، وَأَكُوْنُ لَهُ كَالْأَبِ الرَّحِيْمِ، وَلِلْأَرَامِلِ كَالزَّوْجِ الْعَطُوْفِ الشَّفُوْقِ، فَمَنْ كَانَتْ هَذِهِ صِفَتُهُ كُنْتُ مُجِيْبًا لَهُ، إِذَا دَعَانِيْ شَيْئًا أَسْتَجِيْبُهُ، وَإِذَا سَأَلَنِيْ أَعْطَيْتُهُ ۞ ».
“Wahai manusia! Berbuatlah sebagaimana Aku memerintahkan kepadamu. Hindarilah perbuatan yang Aku larang, maka Aku akan menjadikan engkau hidup selamanya.
Aku adalah Dzat yang hidup, tidak akan pernah mati selamanya. Apabila Aku mengatakan pada sesuatu: “jadilah engkau”, maka sesuatu itu akan jadi.
Wahai manusia! Jika perkataanmu indah menawan, sementara perbuatanmu buruk, maka engkau adalah gembong orang-orang munafik. Jika lahirmu indah menawan, sedangkan batinmu buruk, maka engkau termasuk orang yang celaka, yaitu orang yang menipu Allah, padahal justru Allah yang menipu mereka.
“Tiadalah mereka menipu kecuali pada dirinya sendiri, hanya saja mereka tidak menyadarinya”. (QS. Al-Baqarah: 9)
Wahai manusia! Tidaklah akan masuk surga kecuali orang yang menundukkan diri pada keagungan-Ku, mengisi seluruh hari-harinya dengan mengingat-Ku dan menahan hawa nafsunya demi Aku.
Aku yang memberi tempat tinggal pada pelancong, yang memberikan rasa aman pada orang fakir, yang menyantuni anak yatim laksana seorang ayah yang penuh kasih sayang dan yang menyantuni para janda sebagaimana seorang suami yang mencintai dan menyayanginya.
Barangsiapa berkepribadian dengan sifat-sifat ini, jika ia memohon kepada-Ku, Aku akan mengabulkan segala permohonannya. Dan jika ia meminta sesuatu kepada-Ku, maka Aku akan memberi segala apa yang dia minta”.
PERINGATAN KEDELAPAN BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! إِلَى مَنْ تَشْكُوْنِيْ وَلَيْسَ لِمِثْلِيْ تَشْكُوْ؟ وَإِلَى مَتَى تَنْسَوْنِيْ وَلَمْ أَسْتَوْجِبُ مِنْكُمْ ذَلِكَ؟ وَإِلَى مَتَى تَكْفُرُوْنِيْ وَلَسْتُ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ؟ وَإِلَى مَتَى تَجْحَدُ نِعْمَتِيْ؟ وَإِلَى مَتَى تَسْتَخِفُّ بِكِتَابِيْ، وَلَمْ أُكَلِّفُكَ مَا لَا تَطِيْقُ؟ وَإِلَى مَتَى تَجْفُوْنِيْ؟ وَإِلَى مَتَى تَجْحَدُوْنِيْ وَلَيْسَ لَكُمْ رَبٌّ غَيْرِيْ؟ وَإِذَا مَرِضْتُمْ فَأَيِّ طَبِيْبٍ مِنْ دُوْنِيْ يَشْفِيْكُمْ؟ فَقَدْ شَكَوْتُمُوْنِيْ وَسَخَطْتُمْ قَضَائِيْ، وَأَنَا الَّذِيْ أَرْسَلْتُ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا فَقُلْتُمْ مَطَرْنَا بِهَذَا النُّجُمِ، فَقَدْ كَفَرْتُمُوْنِيْ وَآمَنْتُمْ بِالنُّجُمِ، وَأَنَا الَّذِيْ أَنْزَلْتُ عَلَيْكُمْ رَحْمَتِيْ قَدْرًا مَقْدُوْرًا مَكْيُوْلًا مَعْدُوْدًا مَوْزُوْنًا مَقْسُوْمًا، فَإِذَا جَآءَ أَحَدُكَمْ قُوْتُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، قَالَ : أَنَا بِشَرٍّ وَلَسْتُ بِخَيْرٍ، فَقَدْ جَحَدَ نِعْمَتِيْ، وَمَنْ مَنَعَ الزَّكَاةَ مِنْ مَالِهِ فَقَدْ اِسْتَخَفَّ بِكِتَابِيْ، وَإِذَا عَلِمَ بِوَقْتِ الصَّلَاةِ لَمْ يَفْرَغْ لَهَا فَقَدْ غَفَلَ عَنِّيْ ۞ ».
“Wahai manusia! Kepada siapa engkau akan mengadukan diri-Ku, padahal tak ada satupun yang menyamai diri-Ku sebagai tempat pengaduanmu?
Sampai kapankah engkau akan melupakan diri-Ku, padahal sama sekali Aku tak menuntut apa-apa darimu? Sampai kapankah engkau kufur kepada-Ku, padahal Aku tidak pernah berbuat aniaya pada para hamba? Sampai kapankah engkau meremehkan kitab-Ku, padahal Aku tidak pernah memberi beban kewajiban yang melebihi dari kemampuanmu? Sampai kapankah engkau menentang-Ku? Sampai kapan pula engkau membangkang kepada-Ku, padahal tidak ada Tuhan selain Aku?
Bila engkau sakit, dokter manakah selain diri-Ku yang mampu menyembuhkanmu? Engkau mengadukan kesusahanmu kepada-Ku, namun engkau tidak mau menerima surat takdir-Ku.
Akulah yang mengirim air hujan yang lebat. Lalu engkau katakan, kita dihujani oleh bintang ini. Sungguh engkau telah kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang.
Akulah yang menurunkan rahmat-Ku dalam berbagai ukuran. Apabila engkau memperoleh makanan untuk tiga hari, engkau berkata: Aku dalam keadaan sial, tidak dalam keadaan mujur.
Maka sesungguhnya engkau telah mengingkari nikmat-Ku. Barangsiapa membangkang untuk mengeluarkan zakat dari sebagian harta kekayaannya, sesungguhnya ia meremehkan kitab-Ku.
Apabila ia menemui waktu shalat, tapi ia tidak menunaikannya, maka ia sungguh-sungguh melupakan diri-Ku”.
PERINGATAN KESEMBILAN BELAS
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! اِصْبِرْ وَتَوَاضَعْ أَرْفَعْكَ، وَاشْكُرْنِيْ أَزِدْكَ، وَاسْتَغْفِرْنِيْ أَغْفُرْ لَكَ، وَإِذَا دَعَوْتَنِيْ أَسْتَجِيْبُ لَكَ، وَتُبْ إِلَيَّ أَتُبْ عَلَيْكَ، وَاسْأَلْنِيْ أُعْطِكَ، وَتَصَدَّقْ أُبَارِكْ لَكَ فِي رِزْقِكَ، وَصِلْ رَحِمَكَ أَزِدْ فِي أَجَلِكَ، وَاطْلُبْ مِنِّي الْعَافِيَةَ بِطُوْلِ الصِّحَّةِ، وَالسَّلَامَةَ فِي الْوَحْدَةِ، وَالْإِخْلَاصِ فِي الرَّغْبَةِ، وَالْوَرَعِ إِلَى اللهِ فِي التَّوْبَةِ، وَالْغِنَاءِ فِي الْقَنَاعَةِ، يَا بْنَ آدَمَ! كَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْعِبَادَةِ مَعَ الشَّبُعِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي حُبِّ اللهِ مَعَ حُبِّ الْمَالِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْخَوْفِ مَعَ خَوْفِ الْفَقْرِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْوَرَعِ مَعَ الْحِرْصِ عَلَى الدُّنْيَا؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي مَرْضَاةِ اللهِ بِغَيْرِ الْمَسَاكِيْنِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي الرِّضَا مَعَ الْبُخْلِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي الْجَنَّةِ مَعَ حُبِّ الدُّنْيَا وَمَعَ الْمَدَحِ؟ وَكَيْفَ تَطْمَعُ فِي السَّعَادَةِ مَعَ قِلَّةِ الْعِلْمِ؟ ۞ ».
“Wahai manusia! Bersabarlah dan merunduklah, maka Aku akan mengangkat derajatmu. Bersyukurlah kepada-Ku, Aku akan menambah nikmat-Ku. Mohon ampunlah kepada-Ku, Aku akan mengampunimu.
Bila engkau berdo’a pada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Bertobatlah pada-Ku, Aku akan memberi pertobatan padamu. Mintalah pada-Ku, Aku akan memberi apa yang engkau minta. Bersedekahlah, Aku akan memberi keberkahan dalam rejekimu. Sambunglah tali persaudaraan, Aku akan menambah usiamu. Mintalah dari-Ku kesehatan dengan kesehatan yang langgeng, kesejahteraan dalam keguyuban, ikhlas dalam mengharap ridha, wara’ dalam pertaubatan dan kecukupan dalam menerima apa adanya atas karunia ilahi.
Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau berharap akan tekun beribadah sementara perutmu dalam keadaan kekenyangan? Bagaimana mungkin engkau akan cinta pada Allah sementara engkau cinta pada harta? Bagaimana mungkin engkau akan takut pada Allah sementara engkau takut kefakiran? Bagaimana mungkin engkau akan menjalankan hukum Allah dengan sangat konsisten sementara engkau masih tergila-gila memburu harta?
Bagaimana mungkin engkau akan dapat hidup dalam damai sementara engkau memupuk sifat kikir? Bagaimana mungkin engkau mendambakan hidup di surga kelak sementara engkau gandrung pada dunia dan sanjungan? Bagaimana mungkin engkau berharap akan meraih kebahagiaan hidup dalam keadaan engkau sangat miskin pengetahuan?”
PERINGATAN KEDUA PULUH
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَآ أَيُّهَا النَّاسُ! لَا عَيْشَ كَالتَّدْبِيْرِ، وَلَا وَرَعَ كَالْكَفِّ عَنِ الْأَذَى، وَلَا حُبَّ أَرْفَعُ مِنَ الْأَدَبِ، وَلَا شَفِيْعَ كَالتَّوْبَةِ، وَلَا عِبَادَةَ كَالْعِلْمِ، وَلَا صَلَاةَ كَالْخَشْيَةِ، وَلَا ظَفِرَ كَالصَّبْرِ، وَلَا سَعَادَةَ كَالتَّوْفِيْقِ، وَلَا زَيْنَ أَزْيَنُ مِنَ الْعَقْلِ، وَلَا رَفِيْقَ آنَسُ مِنَ الْحِلْمِ، يَا بْنَ آدَمَ! تُفَرِّغُ لِعِبَادَتِي أَمْلَأُ قَلْبَكَ غِنًى، وَأُبَارِكُ فِي رِزْقِكَ، وَأُحِلُّ فِي جِسْمِكَ رَاحَةٌ، وَلَا تَغْفُلُ عَنْ ذِكْرِيْ، فَإِنْ غَفَلْتَ أَمْلَأُ قَلْبَكَ فَقْرًا، وَبَدَنَكَ تَعْبًا وَنَصَبًا، وَصَدْرَكَ هَمًّا، وَلَوْ أَبْصَرْتَ مَا بَقِيَ مِنْ عُمْرِكَ لَزَهَدْتَ فِيْمَا بَقِيَ مِنْ أَمَلِكَ، يَا بْنَ آدَمَ! بِعَافِيَتِيْ قَوَيْتَ عَلَى طَاعَتِيْ، وَبِتَوْفِيْقِيْ أَدَّيْتَ فَرِيْضَتِيْ، وَبِرِزْقِيْ قَوَيْتَ عَلَى مَعْصِيَتِيْ، وَبِمَشِيْئَتِيْ تَشَآءُ مَا تَشَآءُ، وَبِإِرَادَتِيْ تُرِيْدُ مَا تُرِيْدُ لِنَفْسِكَ، وَبِنِعْمَتِيْ قُمْتَ وَقَعَدْتَ وَرَجَعْتَ، وَبِكَنَفِيْ أَمْسَيْتَ وَأَصْبَحْتَ، وَفِيْ فَضْلِيْ عِشْتَ، وَفِيْ نِعْمَتِيْ تَقَلَّبْتَ، وَبِعَافِيَتِيْ تَجَمَّلْتَ، ثُمَّ تَنْسَانِيْ وَتَذْكُرُ غَيْرِيْ، فَلِمَ لَا تُؤَدِّيْ حَقِّيْ وَشُكْرِيْ؟ ۞ ».
“Wahai manusia! Tak ada kehidupan yang lebih bermakna sebagaimana halnya menjalankan peraturan agama. Tiada sikap konsisten dalam menjalani aturan Tuhan yang lebih utama sebagaimana halnya menjaga diri dari menyakiti orang lain.
Tiada cinta yang lebih luhur dibanding dengan kesopanan. Tiada penyelamat yang lebih utama ketimbang pertobatan. Tiada ibadah yang utama sebagaimana ilmu. Tiada sembahyang yang lebih utama sebagaimana halnya rasa takut kepada Allah.
Tiada keberuntungan yang sangat bernilai seperti halnya kesabaran. Tiada kebahagiaan sempurna seperti pertolongan Tuhan. Tiada perhiasan yang lebih indah daripada akal. Tiada cinta kasih yang melebihi sifat santun.
Wahai manusia! Konsentrasikan seluruh hidupmu untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan, memberkati rezekimu dan memberi kesegaran pada fisikmu.
Janganlah engkau sampai melupakan Aku. Sebab jika engkau melupakan diri-Ku, maka Aku memenuhi hatimu dengan kefakiran, fisikmu akan merasa kepayahan dan keletihan dan dadamu akan sesak dalam kesusahan.
Andai engkau memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada usiamu yang masih tersisa, niscaya engkau tidak akan membiarkan angan-anganmu terus membumbung.
Wahai manusia! Dengan kesehatan yang Kuberikan, engkau lantas kuat menjalankan perintah-Ku. Dengan pertolongan-Ku, engkau mampu menunaikan kewajiban yang Ku-bebankan padamu. Dengan rezeki-Ku, engkau lantas kuat berbuat durhaka kepada-Ku. Dengan kehendak-Ku, engkau menghendaki apa yang kau kehendaki.
Dengan nikmat-Ku, engkau mampu berdiri, duduk dan pulang kembali. Dengan perlindungan-Ku, engkau bisa menjalani hari-harimu. Dalam karunia-Ku, engkau hidup. Dengan nikmat-Ku, engkau berpaling.
Dengan kesehatan yang Kuberikan, engkau mempertampan diri. Kemudian engkau melupakan Aku dan mengingat yang lain. Mengapa tidak engkau penuhi hak-Ku dan mengapa pula engkau tidak mau bersyukur kepada-Ku?
*********
Semoga Allah SWT memberikan rahmat, berkat dan taufiq kepada kita, agar lurus hati dan pikiran kita sehingga hanya tertuju kepada-Nya, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Wallãhu A’lamu bish-Shawãb
Referensi: Kitab Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah, Peringatan-peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsy, Imam Al-Ghazali, Penerjemah: Ilyas Siraj, S.H., M.Ag.; Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2005.