Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Saudaraku terkasih yang dirahmati Allah SWT, inilah beberapa peringatan Allah SWT dalam Hadits Qudsiy Rasulullah SAW kepada manusia. Kumpulan Hadits Qudsiy ini terdapat dalam Kitab “Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah” karya Imam al-Ghazali.
********
PERINGATAN PERTAMA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! عَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالْمَوْتِ كَيْفَ يَفْرَحُ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالْحِسَابِ كَيْفَ يَجْمَعُ الْمَالَ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالْقَبْرِ كَيْفَ يَضْحَكُ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالْآخِرَةِ كَيْفَ يَسْتَرِيْحُ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالدُّنْيَا وَزَوَالِهَا كَيْفَ يَطْمَئِنُّ إِلَيْهَا، وَعَجِبْتُ لِمَنْ هُوَ عَالِمٌ بِاللِّسَانِ جَاهِلٌ بِالْقَلْبِ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ يُطْهِرُ بِالْمَاءِ وَهُوَ غَيْرُ طَاهِرٍ بِالْقَلْبِ، وَعَجِبْتُ لِمَنْ يَشْتَغِلُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ وَهُوَ غَافِلٌ عَنْ عُيُوْبِ نَفْسِهِ، أَوْ لِمَنْ يَعْلَمُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى مُطَّلِعٌ عَلَيْهِ كَيْفَ يَعْصِيْهِ، أَوْ لِمَنْ يَعْلَمُ أَنَّهُ يَمُوْتُ وَحْدَهُ، وَيَدْخُلُ الْقَبْرَ وَحْدَهُ، وَيُحَاسَبُ وَحْدَهُ، كَيْفَ يَسْتَأْنِسُ بِالنَّاسِ، لَآ إِلَهَ إِلَّا أَنَا حَقًّا، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدِيْ وَرَسُوْلِي ۞ ».
“Wahai manusia! Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi ia hidup bersuka-ria. Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggung jawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi ia asyik mengumpulkan harta benda. Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak. Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani kehidupan dengan bersantai-santai. Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.
Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral. Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor. Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya sendiri.
Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi segala perilakunya, tapi ia berbuat durjana. Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu dimintai pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih dari orang lain.
Sungguh tiada Tuhan kecuali Aku dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku”
PERINGATAN KEDUA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « شَهِدْتُ نَفْسِيْ، أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَحْدِيْ، لَا شَرِيْكَ لِيْ، مُحَمَّدٌ عَبْدِيْ وَرَسُوْلِيْ، مَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِيْ، وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلَآئِيْ، وَلَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِيْ، وَلَمْ يَقْنَعْ بِعَطَآئِيْ، فَلْيَعْبُدْ رَبًّا سِوَائِيْ، وَمَنْ أَصْبَحَ حَزِيْنًا عَلَى الدُّنْيَا فَكَأَنَّمَا أَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَيَّ، وَمَنْ اِشْتَكَى عَلَى مُصِيْبَةٍ فَقَدْ شَكَانِيْ، وَمَنْ دَخَلَ عَلَى غَنِيٍّ فَتَوَاضَعَ لَهُ مِنْ أَجْلِ غِنَآئِهِ ذَهَبَ ثُلُثًا دِيْنُهُ، وَمَنْ لَطَمَ وَجْهَهُ عَلَى مَيِّتٍ فَكَأَنَّمَا أَخَذَ رَمْحًا يُقَاتِلُنِيْ بِهِ، وَمَنْ كَسَرَ عُوْدًا عَلَى قَبْرٍ فَكَأَنَّهُ هَدَمَ بَابَ كَعْبَتِيْ بِيَدِهِ، وَمَنْ لَمْ يُبَالِ مِنْ أَيِّ بَابٍ يِأْكُلُ، مَا يُبَالِيْ مِنْ أَيِّ بَابٍ يُدْخِلُهُ اللهُ تَعَالَى جَهَنَّمَ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي الزِّيَادَةِ فِي دِيْنِهِ فَهُوَ فِي النُّقْصَانِ، وَمَنْ كَانَ فِي النُّقْصَانِ فَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ، وَمَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ أَوْرَثَهُ اللهُ تَعَالَى عِلْمٌ مَا لَمْ يَعْلَمْ، وَمَنْ أَطَالَ أَمَلُهُ لَمْ يُخْلِصْ عَمَلُهُ ۞ ».
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Aku. Tiada sekutu bagi-Ku. Dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku.
Barangsiapa tidak mau menerima suratan nasib yang telah Aku putuskan, tidak bersabar atas segala cobaan yang Aku berikan, tidak mau berterimakasih atas segala ni’mat yang Aku curahkan, dan tidak mau menerima apa adanya atas segala yang Aku berikan, maka sembahlah Tuhan selain Aku.
Barangsiapa yang susah karena urusan dunia, sama saja ia marah kepada-Ku. Barangsiapa mengadukan musibah yang menimpa dirinya (pada orang lain), ia sungguh-sungguh berkeluh-kesah pada-Ku.
Barangsiapa menghadap pada orang kaya dengan menundukan diri karena kekayaannya, maka lenyaplah dua pertiga agamanya. Barangsiapa menampar mukanya atas kematian seseorang, maka ia sama saja dengan mengambil sebuah tombak untuk memerangi Aku.
Barangsiapa memecah kayu di atas kubur, maka ia sama saja dengan merobohkan pintu Ka’bah-Ku. Barangsiapa tidak peduli terhadap cara mendapatkan makanan, berarti ia tidak memperdulikan dari pintu mana Allah akan memasukannya ke dalam neraka jahanam.
Barangsiapa tidak bertambah tingkat penghayatan agamanya, sungguh ia dalam keadaan selalu berkurang. Barangsiapa yang terus menerus dalam keadaan berkurang, kematian adalah jauh lebih baik baginya. Barangsiapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah akan menganugerahkan ilmu yang belum ia ketahui.
Barangsiapa yang angan-angannya membumbung tinggi, maka amal perbuatannya akan keruh”
PERINGATAN KETIGA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! اِقْنَعْ تَسْتَغْنِ، وَاتْرُكِ الْحَسَدَ تَسْتَرِحْ، وَاجْتَنِبِ الْحَرَامَ تُخْلِصْ دِيْنَكَ، وَمَنْ تَرَكَ الْغَيْبَةَ ظَهَرَتْ لَهُ مَحَبَّتِيْ، وَمَنْ اِعْتَزَلَ النَّاسَ سَلِمَ مِنْهُمْ، وَمَنْ قَلَّ كَلَامُهُ كَمَلَ عَقْلُهُ، وَمَنْ رَضِيَ بِالْقَلِيْلِ فَقَدْ وَثَقَ بِاللهِ تَعَالَى، يَا بْنَ آدَمَ! أَنْتَ بِمَا تَعْلَمُ لَا تَعْمَلُ، فَكَيْفَ تَطْلُبُ عِلْمَ مَا لَا تَعْلَمْ؟ يَا بْنَ آدَمَ! تَعْمَلُ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ لَا تَمُوْتُ غَدًا، وَتَجْمَعُ الْمَالَ كَأَنَّكَ مُخَلِّدٌ أَبَدًا، يَا دُنْيَا اَحْرِمِي الْحَرِيْصَ عَلَيْكَ، وَابْتَغِي الزَّاهِدَ فِيْكَ، وَكُوْنِيْ حُلْوَةً فِي عَيْنِ النَّاظِرِيْنَ ۞ ».
“Wahai manusia! Terimalah anugerah yang Kuberikan dengan lapang dada, maka engkau tidak akan berharap pada pemberian orang lain. Tinggalkanlah rasa dengki, maka engkau akan terhindar dari kegelisahan hidup. Hindari perbuatan haram, maka engkau aman dari kerancuan dalam beragama.
Barangsiapa mampu menjaga diri dari membicarakan kejelekan orang lain, maka kecintaan-Ku akan Kuanugerahkan kepadanya. Barangsiapa mengisolasikan diri dari kerumunan orang, maka ia akan terhindar dari pengaruh jeleknya. Barangsiapa mampu membatasi diri dari berbicara yang tidak ada gunanya, itu menandakan kematangan akalnya. Barangsiapa menerima dengan lapang dada atas pemberian Allah yang sedikit, maka ia penuh percaya kepada Allah.
Wahai manusia! Jika engkau tidak melaksanakan ilmu yang telah engkau ketahui, maka bagaimana mungkin engkau akan dapat mencari ilmu yang belum engkau ketahui. Wahai manusia! Bekerjalah di dunia seakan engkau tidak akan mati esok. Kumpulkanlah harta seolah engkau akan hidup kekal di dunia.
Wahai dunia! Jangan kau beri orang yang memburu dirimu. Carilah orang yang menghindar darimu. Jadilah kamu laksana manisan bagi mata orang yang memandangmu”
PERINGATAN KEEMPAT
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! مَنْ أَصْبَحَ حَزِيْنًا عَلَى الدُّنْيَا لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا، وَفِي الدُّنْيَا إِلَّا كَدًّا، وَفِي الْآخِرَةِ إِلَّا جُهْدًا، وَأَلْزَمَ اللهُ تَعَالَى قَلْبَهُ هَمًّا لَا يَنْقَطِعْ عَنْهُ أَبَدًا، وَشُغْلًا لَا يَفْرَغُ عَنْهُ أَبَدًا، وَفَقْرًا لَا يَنَالُ غِنًى أَبَدًا، وَآمَالًا تُشْغِلْهُ أَبَدًا، يَا بْنَ آدَمَ! تَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عُمْرِكَ وَأَنْتَ لَا تَدْرِيْ، وَآتَيْكَ كُلَّ يَوْمٍ بِرِزْقِكَ وَأَنْتَ لَا تَحْمَدُ، فَلَا بِالْقَلِيْلِ تَقْنَعْ، وَلَا بِالْكَثِيْرِ تَشْبَعْ، يَا بْنَ آدَمَ! مَا مِنْ يَوْمٍ إِلَّا وَيَأْتِيْكَ رِزْقُكَ مِنْ عِنْدِيْ، وَمَا مِنْ لَيْلَةٍ إِلَّا وَيَأْتِيْنِي الْمَلَائِكَةُ مِنْ عِنْدِكَ بِعَمَلٍ قَبِيْحٍ، تَأْكُلُ رِزْقِيْ وَتَعْصِيْنِيْ، وَأَنْتَ تَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجْيْبُ لَكَ، وَخَيْرِيْ إِلَيْكَ نَازِلٌ، وَشَرُّكَ إِلَيَّ وَاصِلٌ، فَنِعْمَ الْمَوْلَى أَنَا لَكَ! وَبِئْسَ الْعَبْدِ أََنْتَ لِيْ! تَسْتَلِّنِيْ مَا أُعْطِيْكَ، وَأَسْتُرُ عَلَيْكَ سُوْأَةً بَعْدَ سُوْأَةٍ فَضِيْحَةٍ، وَأَنَا أَسْتَحْيِيْ مِنْكَ وَأَنْتَ لَا تَسْتَحِيْ مِنِّيْ، تَنْسَانِيْ وَتَذْكُرُ غَيْرِيْ، وَتَخَافُ النَّاسَ وَتَأْمَنُ مِنِّيْ، وَتَخَافُ مَقْتَهُمْ وَتَأْمَنُ غَضَبِيْ ۞ ».
“Wahai manusia! Barangsiapa berduka karena persoalan dunia, maka ia hanya akan kian jauh dari Allah, kian nestapa di dunia dan semakin menderita di akhirat. Allah akan menjadikan hati orang tersebut dirundung duka selamanya, kebingungan yang tak berakhir, kepapaan yang berlarut-larut dan angan-angan yang selalu mengusik ketenangan hidupnya.
Wahai manusia! Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rezeki kepadamu, sementara engkau tak pernah memuji-Ku. Dengan pemberian yang sedikit engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.
Wahai manusia! Setiap hari Aku mendatangkan rezeki untukmu, sementara setiap malam malaikat datang kepada-Ku dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rezeki-Ku, namun engkau tak segan-segan pula berbuat durjana kepada-Ku. Aku kabulkan jika engkau memohon kepada-Ku. Kebaikan-Ku tak putus-putus mengalir untukmu. Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepada-Ku tiada henti.
Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagi-Ku. Kau raup segala apa yang Kuberikan untukmu. Kututupi kejelekan demi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan. Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tak pernah merasa malu kepada-Ku. Engkau melupakan diri-Ku dan mengingat yang lain. Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepada-Ku engkau merasa aman-aman saja. Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli”
PERINGATAN KELIMA
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! لَا تَكُنْ مِمَّنْ يُقَصِّرُ التَّوْبَةَ، وَيُطَوِّلُ الْأَمَلَ، وَيَرْجُو الْآخِرَةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ، يَقُوْلُ قَوْلَ الْعَابِدِيْنَ وَيَعْمَلُ عَمَلَ الْمُنَافِقِيْنَ، إِنْ أُعْطِيَ لَمْ يَقْنَعْ، وَإِنْ مُنِعَ لَمْ يَصْبِرْ، يَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَلَا يَفْعَلُهُ، وَيَنْهَى بِالشَّرِّ وَلَمْ يَنْتَهِ عَنْهُ، يُحِبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَيْسَ مِنْهُمْ، وَيَبْغَضُ الْمُنَافِقِيْنَ وَهُوَ مِنْهُمْ، يَقُوْلُ مَا لَا يَفْعَلُ، وَيَفْعَلُ مَا لَا يُؤْمَرُ، وَيَسْتَوْفِيُ مَا لَا يُوْفِيُ، يَا بْنَ آدَمَ! مَا مِنْ يَوْمٍ جَدِيْدٍ إِلَّا وَالْأَرْضُ تُخَاطِبُكَ فِيْ قَوْلِهَا تَقُوْلُ لَكَ : يَا بْنَ آدَمَ! تَمْشِيْ عَلَى ظَهْرِيْ، ثُمَّ تَحْزَنُ فِي بَطْنِيْ، وَتَأْكُلُ الشَّهَوَاتِ عَلَى ظَهْرِيْ، وَيَأْكُلُكَ الدُّوْدُ فِيْ بَطْنِيْ، يَا بْنَ آدَمَ! أَنَا بَيْتُ الْوَحْشَةِ، وَأَنَا بَيْتُ الْمُسَاءَلَةِ، وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْدَةِ، وَأَنَا بَيْتُ الظُّلْمَةِ، وَأَنَا بَيْتُ الْحَيَّاتِ وَالْعَقَارِبِ، فَاعْمُرْنِيْ وَلَا تُخَرِّبْنِيْ ۞ ».
“Wahai manusia! Jangan engkau menjadi orang yang terlambat dalam bertobat, membumbung angan-angan dan mengharap kenikmatan hidup di akhirat tanpa amal. Berkata seperti ahli ibadah, beramal seperti orang munafik. Jika diberi karunia tidak pernah mau menerima apa adanya. Jika tidak diberi tidak mau bersabar. Mengajak berbuat baik pada orang lain tapi ia sendiri mengabaikannya. Mencegah orang lain agar tidak berbuat nista, sementara ia sendiri melakukannya. Mencintai orang yang suka berbuat baik, namun ia sendiri tidak termasuk didalamnya. Membenci orang yang bersikap hipokrit, padahal ia termasuk didalamnya. Mengatakan sesuatu yang tidak ia perbuat dan melakukan apa yang ia cegah. Menuntut orang lain memenuhi janji, namun ia sendiri mengkhianatinya.
Wahai manusia! Dalam setiap pergantian hari, sesungguhnya bumi selalu berkata kepadamu. Wahai manusia! Engkau berjalan diatas punggungku. Kemudian jenazahmu ditaruh di dalam perutku. Engkau makan sesuka hatimu diatas punggungku dan setelah itu ulat-ulat memakan bangkaimu didalam perutku.
Wahai manusia! Sungguh aku ini adalah sarang binatang buas, rumah saling menuntut, rumah tempat tinggal bersama, rumah kegelapan, sarang ular dan kalajengking. Maka hendaknya engkau membangun diriku, bukan justru memporak-porandakan diriku”
PERINGATAN KEENAM
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! مَا خَلَقْتُكُمْ لِأَسْتَكْثِرُ بِكُمْ مِنْ قِلَّةٍ، وَلَا لِأَسْتَأْنِسُ بِكُمْ مِنْ وَحْشَةٍ، وَلَا لِأَسْتَعِيْنُ بِكُمْ عَلَى أَمْرٍ عَجَزْتُ عَنْهُ، وَلَا لِجَلْبِ مَنْفَعَةٍ، وَلَا لِدَفْعِ مُضِرَّةٍ، بَلْ خَلَقْتُكُمْ لِتَعْبُدُوْنِيْ طَوِيْلًا، وَتَشْكُرُوْنِيْ كَثِيْرًا، وَتُسَبِّحُوْنِيْ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ، وَجَنَّكُمْ وَإِنْسَكُمْ، وَصَغِيْرَكُمْ وَكَبِيْرَكُمْ، وَحُرَّكُمْ وَعَبْدَكُمْ، اِجْتَمِعُوْا عَلَى طَاعَتِيْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِيْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ، وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ، إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ، يَا بْنَ آدَمَ! كَمَا تُؤْذِيْ يُؤْذِى بِكَ، وَكَمَا تَعْمَلُ يَعْلَمُ بِكَ ۞ ».
“Wahai manusia! Aku tidak menciptakanmu karena Aku menginginkan agar yang sedikit menjadi banyak karenamu, tidak karena Aku ingin menjadikan luluhnya binatang buas karenamu, tidak karena Aku ingin meminta pertolonganmu dalam urusan yang Aku tak mampu, tidak karena Aku ingin menarik keuntungan bagi-Ku atau pula untuk menolak yang membahayakan bagi diri-Ku. Aku menciptakanmu, agar tiada henti menyembah-Ku, bersyukur sebanyak mungkin dan menyucikan-Ku pagi dan sore.
Wahai manusia! Andai manusia yang pertama dan yang paling akhir diantara kalian, seluruh jin dan manusia, baik tua maupun muda, baik yang merdeka maupun hamba berkumpul semua tunduk dan patuh kepada-Ku, setitik tepung pun tidak akan menambah kebesaran singgasana kekuasaan-Ku.
Barangsiapa berjihad dijalan Allah, sesungguhnya ia berjuang untuk kebaikan dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak butuh sama sekali terhadap alam semesta.
Wahai manusia! Sebagaimana engkau menyakiti, engkau akan disakiti. Sebagaimana engkau berbuat, engkau akan diperlakukan”
PERINGATAN KETUJUH
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! يَا عَبِيْدُ الدِّيْنَارِ وَالدَّرَاهِمِ! إِنِّيْ خَلَقْتُهُمَا لَكُمْ لِتَأْكُلُوْا بِهِمَا رِزْقِيْ، وَتَلْبَسُوْا بِهِمَا ثِيَابِيْ، وَتُسَبِّحُوْنِيْ وَتُقَدِّسُوْنِيْ، ثُمَّ تَأْخُذُوْنَ كِتَابِيْ وَتَجْعَلُوْنَهُ وَرَاءَكُمْ، وَتَأْخُذُوْنَ الدِّيْنَارَ وَالدَّرَاهِمَ وَتَجْعَلُوْنَهَا فَوْقَ رُءُوْسِكُمْ، وَرَفَعْتُمْ بُيُوْتَكُمْ وَخَفَضْتُمْ بُيُوْتِيْ، فَلَا أَنْتُمْ أَخْيَارٌ وَلَا أَنْتُمْ أَحْرَارٌ، أَنْتُمْ عَبِيْدُ الدُّنْيَا، وَاجْتِمَاعٌ مِثْلُكُمْ كَمِثْلِ الْقَبْوْرِ الْمُجَصِّصَةِ، يَرَى ظَاهِرُهَا مَلِيْحًا وَبَاطِنِهَا قَبِيْحًا، وَكَذَا تُصْلِحُوْنَ لِلنَّاسِ وَتُحِبُّوْنَ إِلَيْهِمْ بِأَلْسِنَتِكُمُ الْحُلْوَةِ، وَأَفْعَالُكُمُ الْجَمِيْلَةِ، وَتُبَاعِدُوْنَ بِقُلُوْبِكُمُ الْقَاسِيَةِ وَأَحْوَالِكُمُ الْخَبِيْثَةِ، يَا بْنَ آدَمَ! أَخْلِصْ عَمَلَكَ وَاسْأَلْنِيْ! فَإِنِّيْ أُعْطِيْكَ أَكْثَرُ مِمَّا يَطْلُبُ السَّائِلُوْنَ ۞ »
“Wahai manusia! Wahai budak-budak uang! Aku menjadikan uang agar engkau dapat menikmati rejeki-Ku, mengenakan pakaian-Ku dan agar kalian selalu membaca tasbih serta mensucikan diri-Ku. Tetapi ternyata kalian semua mengambil kitab suci-Ku, lalu engkau taruh dibelakangmu dan engkau mengambil uang lalu engkau tempatkan diatas kepalamu.
Kau agung-agungkan rumahmu dan kau remehkan rumah-Ku. Sungguh engkau bukanlah manusia-manusia pilihan, bukan orang-orang yang merdeka. Tapi engkau adalah budak dunia. Sekumpulan manusia semacam dirimu laksana sebuah kuburan yang dibangun dengan tembok. Sepintas, jika dilihat dari luar, nampak cantik molek, tapi didalamnya jelek. Begitu pula dengan sikapmu, sepintas kalian berbuat bajik, simpatik dan penuh kasih pada orang lain dengan mulutmu yang manis dan perbuatanmu yang indah memikat. Namun itu pula engkau sesungguhnya hatimu keras dan kasar serta budi pekertimu yang nista.
Wahai manusia! Bersihkan perbuatanmu dari noda, lalu mintalah kepada-Ku! Sungguh Aku akan memberi kepadamu lebih banyak lagi dari apa yang diminta oleh para peminta”.
PERINGATAN KEDELAPAN
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! مَا خَلَقْتُكُمْ عَبَثًا، وَلَا خَلَقْتُكُمْ سَدًّى، وَمَا أَنَا بِغَافِلٍ، وَإِنِّيْ بِكُمْ خَبِيْرٌ، وَلَنْ تَنَالُوْا مَا عِنْدِيْ إِلَّا بِالصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُوْنَ فِي رِضَائِيْ، وَالصَّبْرُ لَكُمْ عَلَى طَاعَتِيْ أَيْسَرُ لَكُمْ مِنَ الصَّبْرِ عَلَى مَعْصِيَتِيْ، وَتَرْكُ الذَّنْبِ أَيْسَرُ لَكُمْ مِنْ اِعْتِذَارِيْ مِنْ حُرِّ النَّارِ، وَعَذَابُ الدُّنْيَا أََيْسَرُ لَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْآخِرَةِ، يَا بْنَ آدَمَ! كُلُّكُمْ ضَآلٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، وَكُلُّكُمْ مَسِيْءٌ إِلَّا مَنْ عَصَمْتُهُ، وَتُوْبُوْا إِلَيَّ أَرْحَمُكُمْ، وَلَا تَهْتِكُوْا أَسْرَارَكُمْ عِنْدَ مَنْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ سِرَّكُمْ ۞ ».
“Wahai manusia! Aku menciptakan kamu sekalian tidaklah main-main. Tidak pula tanpa tujuan. Sungguh Aku bukanlah pelupa. Aku sesungguhnya mengetahui gerak-gerikmu. Engkau tidaklah akan memperoleh karunia-Ku kecuali dengan sabar atas segala apa yang tidak engkau sukai dalam mencari keridhoan-Ku. Bagi kamu, sabar dalam patuh dan tunduk kepada-Ku lebih ringan daripada sabar dalam durhaka. Meninggalkan dosa jauh lebih ringan bagimu daripada pembebasan-Ku kepadamu dari panas api neraka. Siksa dunia lebih ringan bagimu dibanding daripada siksa di akhirat.
Wahai manusia! Kamu sekalian adalah orang yang sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk. Kamu sekalian adalah orang yang melakukan perbuatan jelek, kecuali yang Aku lindungi. Mintalah ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengasihimu. Janganlah kalian mengungkap rahasia kejelekanmu dihadapan Dzat yang Maha Mengetahui segala rahasia.”
PERINGATAN KESEMBILAN
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « يَا بْنَ آدَمَ! لَا تَلْعَنُوا الْمَخْلُوْقِيْنَ فَتُرَدُّ اللَّعْنَةُ عَلَيْكُمْ، يَا بْنَ آدَمَ! اِسْتَقَامَتِ السَّمَاوَاتُ فِي الْهَوَاءِ بِلَا عَمْدٍ بِاسْمِ وَاحِدٍ مِنْ أَسْمَآئِيْ، وَلَمْ تَسْتَقِمْ قُلُوْبَكُمْ بِأَلْفِ مَوْعِظَةٍ مِنْ كِتَابِيْ، يَآ أَيُّهَا النَّاسُ! كَمَا لَا يَلِيْنُ الْحَجَرَ فِي الْمَآءِ، كَذَلِكَ لَا تُؤَثِّرُ الْمَوْعِظَةَ فِي الْقُلُوْبِ الْقَاسِيَةِ، يَا بْنَ آدَمَ! كَيْفَ تَشْهَدُوْنَ أَنَّكُمْ عِبَادُ اللهِ ثُمَّ تَعْصُوْنَهُ؟ وَكَيْفَ تَزْعُمُوْنَ أَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَأَنْتُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ، وَتَقُوْلُوْنَ بِأَلْسِنَتِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُوْنَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللهِ عَظْيْمٌ ۞ ».
“Wahai manusia! Janganlah kamu mengutuk para mahluk, karena kutukanmu justru akan mencelakakan dirimu sendiri. Wahai manusia! Langit tegak berdiri di angkasa hanya cukup dengan satu nama diantara nama-nama-Ku tanpa tiang penyangga. Sementara hatimu tidak pernah bisa tegak lurus dengan seribu nasihat dari kitab-Ku.
Wahai manusia! Sebagaimana sebongkah batu yang tidak bisa luluh di dalam air, suatu nasihat tidak berpengaruh sama sekali pada hati yang keras. Wahai manusia! Bagaimana engkau bisa menyatakan diri sebagai hamba Allah, sementara kamu berbuat durjana. Bagaimana engkau bisa yakin akan kematian, sementara engkau membencinya. Dengan mulutmu engkau mengatakan sesuatu yang tidak engkau ketahui, engkau menganggapnya enteng, padahal di sisi Allah amatlah besar”.
PERINGATAN KESEPULUH
Allãh Ta’ãla berfirman:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : « ( يَآ أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جآءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفآءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ ۞ [سورة يونس : 57] )، فَلِمَ لَا تُحْسِنُوْنَ إِلَّا لِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْكُمْ، وَلَا تَصِلُوْنَ إِلَّا مَنْ وَصَلَكُمْ، وَلَا تُكَلِّمُوْنَ إِلَّا مَنْ كَلَّمَكُمْ، وَلَا تُطْعِمُوْنَ إِلَّا مَنْ أَطْعَمَكُمْ، وَلَا تُكْرِمُوْنَ إِلَّا مَنْ أَكْرَمَكُمْ؟ وَلَيْسَ لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ، إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ، اَلَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِلَى مَنْ أَسَآءَ إِلَيْهِمْ، وَيَصِلُوْنَ مَنْ قَطَعَهُمْ، وَيَعْفُوْنَ عَمَّنْ حَرَّمَهُمْ، وَيَأْتَمِنُوْنَ مَنْ خَانَهُمْ، وَيُكَلِّمُوْنَ مَنْ هَجَرَهُمْ، وَيُكْرِمُوْنَ مَنْ أَهَانَهُمْ، وَإِنِّيْ بِكُمْ لَخَبِيْرٌ ۞ ».
“Wahai manusia! Telah datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu dan obat bagi hati. Lalu mengapa kamu tidak sudi berbuat baik, kecuali kepada orang yang berbuat baik kepadamu, tidak mau menyambung tali silaturahim, kecuali kepada orang yang mengunjungimu, tidak mau bercakap-cakap kecuali kepada orang yang mau bicara kepadamu, tidak mau memberi makan selain pada orang yang memberi makan kepadamu dan tidak mau menghormat selain pada orang yang menghormatimu.
Tidak ada keutamaan bagi seseorang yang merasa lebih utama daripada orang lain. Seorang Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang tetap berbuat baik terhadap orang yang melakukan keburukan kepadanya, menyambung tali silaturahim kepada mereka yang memutuskannya, mengampuni orang yang berbuat salah kepadanya, memenuhi janji pada orang yang mengkhianatinya, tetap mau bicara dengan orang yang tidak mau akur pada dirinya, tetap menghormati orang yang merendahkanya.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui pada semua perbuatanmu!”
*********
Semoga Allah SWT memberikan rahmat, berkat dan taufiq kepada kita, agar lurus hati dan pikiran kita sehingga hanya tertuju kepada-Nya, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Wallãhu A’lamu bish-Shawãb
Referensi: Kitab Al-Mawã’idz fi Al-Ahãdîts al-Qudsiyyah, Peringatan-peringatan Ilahi Dalam Hadits Qudsy, Imam Al-Ghazali, Penerjemah: Ilyas Siraj, S.H., M.Ag.; Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2005.