“Sebuah wabah penyakit berbahaya di akhir zaman yang, dalam istilah psikologinya, disebut dengan ‘star syndrome'”.
Oleh: Admin*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Saudaraku yang dikasihi Allah SWT. Salah satu tanda dari sekian banyak tanda akhir zaman adalah penyakit ingin populer yang menjangkiti banyak orang, terutama para penggiat medsos yang ingin memiliki pengikut (follower) terbanyak.
Penyakit ini telah dipicu oleh ketertarikan seseorang dengan akses akun medsosnya yang di dalamnya terdapat indikator ‘viewer’, ‘liker’, ‘subscriber’, dll. Dari indikator itu, ia dapat melihat seberapa tenar dirinya di mata orang banyak. Dari situ muncullah penyakit yang, dalam istilah psikologinya, disebut dengan ‘star syndrome‘.
Star syndrome merupakan istilah yang cukup awam untuk menggambarkan seseorang yang merasa bahwa dirinya sudah amat sempurna serta lebih baik dari orang lain. Orang-orang yang mengalami hal ini, biasanya sering menganggap dirinya seperti bintang yang mengagumkan serta terkenal.
Ketika merasakan hal seperti ini, seseorang yang mengalami syndrome ini dapat menunjukan sikap yang tidak wajar. Contohnya, mereka tidak dapat menerima kritikan, merasa dirinya adalah sosok yang paling hebat, tidak mau kalah dengan orang lain dan hal lainnya.
Biasanya seseorang yang mengalami syndrome ini butuh akan perhatian serta rasa kagum dari orang lain yang berlebihan, karena kebutuhan inilah mereka menjadi sulit berempati pada orang-orang sekitarnya.
Terkadang, seseorang yang mengalami star syndrome juga dapat membuat hubungan dengan orang terdekatnya menjadi tidak nyaman dan tidak baik.
Orang-orang yang mengalami star syndrome biasanya juga tidak merasa bahagia dan merasa kecewa jika mereka tidak mendapatkan perhatian yang khusus, karena mereka yakin bahwa mereka pantas mendapatkan seluruh perhatian tersebut.
Dulu, star syndrome hanya dialami oleh kalangan selebriti saja, namun seiring dengan berjalannya waktu, pengguna media sosial pun dapat mengalami star syndrome. Terutama bagi pengguna sosial media yang hendak atau telah mencapai sesuatu seperti mendapatkan banyak viewer, liker dan follower. Ketika hal ini berhasil mereka capai, maka ini bisa memicu gejala awal munculnya star syndrome.
Dapat dikatakan pula, bahwa seseorang yang mengalami gejala awal dari star syndrome akan terus ingin mendapatkan perhatian serta akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ketenarannya lagi. Seorang mukmin yang ingin selamat dunia dan akhiratnya harus berusaha menjauhi penyakit hati yang satu ini.
Suka pujian, gila popularitas, pengen dikenal dan selalu ingin ditokohkan adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Apabila tidak segera diobati maka dapat menyebabkan celaka dan kehinaan di Akhirat.
Zaman hari ini sudah lazim di mana-mana orang memburu popularitas atau keterkenalan. Karena dianggap kalau bisa ‘ngetop’ hidup akan lebih enak terutama urusan nyari duit.
Disadari atau tidak, suka dipuji dan dikenal itu telah berubah menjadi satu penyakit yang merusak. Kadang atas nama demi viral, ada yang rela melakukan apapun meski harus kehilangan rasa malu dan melakukan maksiat.
Pepatah Arab dengan akurat menggambarkan hal itu dengan ungkapan:
بَالَ فِي زَمْزَمٍ لِيَشْتَهِرَ
“Dia sengaja mengencingi sumur Zamzam agar bisa terkenal.”
Padahal, dalam tuntunan agama, memburu pujian dan keterkenalan adalah perbuatan tercela. Ingin dipuji dan terkenal dalam kebaikan saja itu tidak baik, apalagi keinginan viral dalam keburukan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ
“Jauhilah oleh kalian suka dipuji, karena dengan dengan pujian seakan kalian disembelih.” (HR Ahmad)
Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari, ada seseorang memuji-muji seorang laki-laki di hadapan Rasulullah ﷺ, maka beliau bersabda:
وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا
“Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu”. Kalimat ini diucapkan oleh Beliau berulang kali.
Imam Munawi rahimahullah menjelaskan, senang dipuji akan menjadi penyakit bagi agama orang yang memuji ataupun yang dipuji. Ini akan mematikan hati, sehingga mati pula agamanya. Juga orang yang dipuji seperti disembelih, karena ia akan tertipu dengan sifat ujub dan sombong.” [Faidh al-Qadir (3/129)]
Bagi mereka yang sudah terpapar penyakit star syndrome (merasa tenar, populer, bintang, mulia), berikut ini kiat-kiat mengobatinya.
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin, menyebutkan di antara cara mengobati penyakit gila popularitas ini yaitu:
حُبُّ الْجَاهِ مِنَ الْمُهْلِكَاتِ فَيَجِبُ عَلَاجُهُ وَإِزَالَتُهُ عَنِ الْقَلْبِ، وَمَنْ فَهِمَ الْآخِرَةَ…صَغِرَ الْجَاهَ مِنْ عَيْنَيْهِ، إِلَّا أَنَّ ذَلِكَ إِنَّمَا يُصْغِرُ فِي عَيْنِ مَنْ يَنْظُرُ إِلَى الْآخِرَةِ، كَأَنَّهُ يُشَاهِدُهَا، وَيَسْتَحْقِرُ الْعَاجِلَةَ، وَيَكُوْنُ الْمَوْتُ كَالْحَاصِلِ بَيْنَ يَدَيْهِ، …وَيَتَفَكَّرُ فِي الْأَخْطَارِ الَّتِيْ يَسْتَهْدِفُ لَهَا أَرْبَابُ الْجَاهِ، فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ جَاهٍ مَحْسُوْدٍ، وَمَقْصُوْدٍ بِالْإِيْذَاءِ، وَخَائِفٌ عَلَى الدَّوَامِ عَلَى جَاهِهِ…
“Cinta pujian dan popularitas merupakan penyakit yang mematikan yang harus segera disembuhkan dari hati seseorang. Siapa yang telah memahami hakikat akhirat, maka akan menjadi remeh baginya popularitas.
Demikianlah, keinginanan untuk terkenal bisa dilemahkan dengan mengingat Akhirat. Seakan-akan akhirat itu bisa ia saksikan. Membayangkan dekatnya ajal dan kematian yang sudah ada di hadapannya.
Lalu ia merenungkan puncak pencapaian dari sebuah popularitas (yang tidak ada apa-apa di sana). Bahkan setiap pemilik kepopuleran akan didengki. Orang lain akan berusaha mencelakainya. Lalu diapun akan terus menerus dalam ketakutan dalam kepopulerannya..”
Selain itu, hendaknya seorang mukmin banyak-banyak berdoa dengan kalimat berikut:
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعُجُبِ وَالرِّيَآءِ وَحُبِّ الظُّهُوْرِ، وَضِيْقِ الصُّدُوْرِ، وَظُلْمَةِ الْقُبُوْرِ، وَالْخِزْيِ يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ
Allãhumma innã na’ûdzu bika minal ‘ujubi war-riyã’i wa hubbidz dzuhûri, wa dhîqish shudûri, wadzh-dzhulumãtil qubûri, wal-khizyi yaumil ba’tsi wan-nusyûr.
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari penyakit ujub, riya’ dan ingin dikenal. Kami juga berlindung kepada-Mu dari sempitnya dada, gelapnya alam kubur dan kerugian pada hari kebangkitan dan perhimpunan.”
Ãmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.