Home / Agama / Thariqat/Tasawwuf / Pecinta (Muhibbin) – bagian (2)

Pecinta (Muhibbin) – bagian (2)

Hayyunah (yang suluknya berada dalam pendampingan (irsyad) Abdul Wahid ibn Zaid pernah berkata,

”Siapa yang cinta kepada Allah akan dibuat melupakan selain-Nya. Siapa yang dibuat melupakan selain-Nya akan dilanda keresahan yang mendalam. Siapa yang resah akan merindukan-Nya. Siapa yang merindukan-Nya akan merasakan keperihan yang menghunjam. Siapa yang telah merasakan perih akan merasa hatinya retak. Siapa yang merasa hatinya retak akan sampai kepada-Nya. Siapa yang sampai kepada-Nya akan terhubung dengan-Nya. Siapa yang terhubung dengan-Nya akan mengenal-Nya. Siapa yang mengenal-Nya akan dekat kepada-Nya. Siapa yang dekat kepada-Nya pastilah ia senantiasa terjaga dan lekat padanya nuansa kesedihan.”

(Sumber : Rabi’ah al-’Adawiyah, Fi Mihrab al-Hubb al-Ilahi, Ma’mun Gharib; Rabi’ah al-’Adawiyah, Cinta Allah dan Kerinduan Spiritual Manusia, 2012)

Ibrahim al-Khawwas rahimahullah suatu saat bertemu dengan Nabi Khidir, yang dianggap sebagai pembantu para pencari Allah yang tengah kebingungan. Biasanya, Nabi Khidir datang untuk mengarahkan para pencari Allah untuk tetap bersetia pada jalannya atau mungkin mengubah jalan agar lebih mudah menjangkau-Nya.

Tentu sebuah anugerah tak terhingga jika seorang pencari Allah bersua dengan Nabi Khidir. Nabi Musa a.s saja, yang dianggap sebagai orang tercerdas pada masanya, mendapatkan bantuan Khidir untuk tampil sebagai  orang yang rendah hati.

Namun, apa yang terjadi kala Ibrahim Al-Khawwas bersua dengan Nabi Khidir? Di tengah gurun yang tiada seorang pun di sana, Nabi Khidir menyapa Ibrahim Al-Khawwas.Katanya, ”Hai Ibrahim, aku ingin bersahabat denganmu.”

Alih-alih menyetujui hal ini, Ibrahim Al-Khawwas berkata, ”Tidak!” Nabi Khidir bertanya lagi, ”Mengapa kau tidak mau?” Jawab Ibrahim Al-Khawwas, ”Allah itu Pencemburu. Aku takut, kala aku bersahabat denganmu, hatiku malah intim denganmu. Alih-alih mendapatkan cinta-Nya, aku justru akan kehilangan kasih sayang-Nya; dan aku tidak mau sedikit pun kehilangan hal tersebut.“ (Sumber: “Allah Pun Cemburu”, 2012)

“Junayd al-Baghdadi pernah berkata, ”Terdapat 3 hijab kalangan awam, yang membuat mereka terpisah dari Allah. Tiga hijab tersebut adalah makhluk, dunia, dan nafsu diri. Dan bagi kalangan khusus, terdapat 3 hijab untuk orang yang sungguh-sungguh mencintai Allah. Tiga hijab tersebut adalah pamer amalan, mencari pahala, dan pamer nikmat.”

“Yang disebut cobaan bukanlah penderitaan hidup atas direnggutnya kebahagiaan demi kebahagiaan atau diberikannya beban demi beban. Cobaan adalah kelalaian atas Sang Pemberi Cobaan.” (Junayd al-Baghdadi).[]

Source: Demi Maha Cinta

About admin

Check Also

Kitab Rahasia-Rahasia Puasa

”Selama syahwat itu subur, maka hilir mudik setan pada diri manusia senantiasa ada. Selama pengaruh ...