“Sesungguhnya jodoh kita bersama pasangan hidup kita itu akibat ruh-ruh diantara pasangan hidup itu telah menyatu dan tidak berselisih satu dengan yang lainnya di alam ruh”
Oleh: H. Derajat*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Sahabatku yang sangat aku kasihi, sekedar untuk merefresh ingatan kita maka aku mengungkap sebuah hadist dari Rasulullah yang mulia:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَة
“Dunia adalah hiasan, dan sebaik-baik hiasan dunia adalah wanita sholehah.” (H.R Muslim)
Dalam satu ceramah singkatnya Syekh Akbar Muhammad Fathurahman, seorang Mursyid Tarekat Idrisiyyah bahwa seorang suami hanya perlu merubah akhlaknya sendiri untuk mendapatkan istri yang baik:
Perkataan Syekh Fathurahman agar tidak repot mendapatkan istri sholehah tentunya sesuai dengan hadist yang menyebutkan tentang takdir manusia termasuk jodoh. Takdir ini telah ditetapkan oleh Allah SWT, bahkan sebelum manusia menjadi penduduk bumi. Berikut riwayat hadist tentang jodoh:
كَتَبَ اللّٰهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”. (HR. Muslim)
Sahabatku, sesungguhnya jodoh kita bersama pasangan hidup kita itu akibat ruh-ruh diantara pasangan hidup itu telah menyatu dan tidak berselisih satu dengan yang lainnya di alam ruh.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, tertulis bahwa jodoh merupakan cerminan dari diri sendiri;
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di dalam Al Qur’an pada Surah An-Nur [24] ayat 26, Allah Ta’ala telah berfirman :
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۞
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”
Walhasil, apabila kita ingin memperbaiki keshalehan suami/istri kita maka mulailah dengan memperbaiki diri kita sendiri dan tentu hasilnya mendapatkan jodoh terbaik dalam hidup ini. Sesungguhnya perceraian itu akibat dari ruh kita di zaman azali memang sudah berselisih dan tidak sejalan, demikian yang dapat dikaji dari pelajaran ini.
_____________
* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita