Sebagai orang Muslim, saya sangat bangga dengan lahirnya Pancasila. Bagi saya, Pancasila adalah anugerah terbesar bagi bangsa Indonesia yang diberikan Tuhan melalui para pendiri bangsa. Berkat Pancasila, Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, bahasa, agama, adat-istiadat, dan ribuan pulau masih tetap bersatu dan utuh.
Indonesia adalah negara paling heteregon di dunia, yang terbukti mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Semua itu berkat adanya Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Saya sangat bangga dengan Indonesia dan Pancasila.
Sebagai seorang muslim, bagi saya nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan, nilai-nilai pancasila sangat selaras dengan ajaran Islam.
Jika kita tinjau sejarah, Nabi Muhammad membangun negeri Madinah dengan membuat sebuah konsensus, kesepakatan, serta perjanjian yang disebut dengan piagama Madinah. Dalam konteks bernegara, Nabi Muhammad membuat Piagam Madinah untuk menjembatani kepentingan dari seluruh penduduk Madinah yang pada saat itu tidak hanya terdiri dari orang Islam.
Ada tiga kelompok besar dari seluruh penduduk kota Madinah, yaitu umat Yahudi, kaum Anshar, dan Muhajjirin. Secara kuantitas, jumlah penduduk Yahudi dengan Muslim hampir seimbang. Oleh sebab itu, karena di Madinah penduduknya tidak semua bergama Islam, Nabi Muhammad membuat Piagam Madinah, sebagai pedoman dalam bernegara. Nabi Muhammad ingin hal-hak semua warga Madinah yang terdiri dari Yahudi dan Muslim bisa terpenuhi.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam membangun negara Madinah kemudian ditiru oleh para pendiri bangsa Indonesia yang terdiri dari perwakilan masing-masing agama serta para pejuang. Soekarno, para ulama, serta perwakilan dari masing-masing agama di Indonesia bersepakat untuk membuat kesepakatan bersama, yang kemudian menjadi ideologi dan pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila ini adalah pedoman bangsa, pemersatu, sekaligus pelindung hak-hak seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, bahasa, tradisi, serta agama. Dari kesepakatan bersama itu, kemudian lahirlah Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila jika ditelisik sebenarnya sama dengan nilai-nilai yang terkandung dala Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi Muhammad beserta penduduk Madinah. Ada tiga poin utama dari nilai Pancasila yang selaras dengan nilai-nilai dalam piagam Madinah.
Pertama, ke-Tuhanan dan Ketauhidan. Nabi Muhammad tidak memaksakan umat Yahudi di Madinah untuk masuk agama Islam. Artinya, Nabi Muhammad menghargai agama Yahudi. Piagam Madinah juga mampu melindungi dan mengatur perikehidupan bernegara yang multi-etnis dan berbeda-beda agama. Hak-hak orang Yahudi wajib dilindungi, tidak hanya orang muslim.
Kaitannya dengan ke-Tuhanan yang maha esa yang terdapat dalam sila pertama Pancasila, sebagai umat beragama, sudah selayaknya kita menghargai umat beragama lain. Mereka pun sama seperti kita, memiliki Tuhan yang Esa. Hanya saja, mungkin terdapat perbedaan dalam mempersepsikan Tuhan yang Esa tersebut. Yang pasti, kita wajib menghargai semua agama dan pemeluknya yang telah disahkan di Indonesia.
Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Salah satu butir dari piagam madinah adalah “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya”. Dalam konteks pancasila, sebagai warga negara Indonesia wajib untuk menjunjung tinggi kemanusian, membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan tanpa melihat latar belakang agamanya apa. Muslim wajib melindungi hak-hak non-muslim, begitu pun sebaliknya selama tidak ada yang saling menzalimi satu sama lain.
Ketiga, Nasioalisme. Dalam konteks pancasila, nasionalisme tercermin dalam sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia wajib bersatu, menghadapi dan menghalau serangan dari luar yang mencoba memporak-porandakan keutuhan NKRI. Apapun yang mencoba mengusik kedaulatan NKRI, seluruh rakyat wajib bersatu dan bersama-sama menghalaunya.
Konsep nasionalisme juga terdapat di dalam Piagam Madinah. Salah satu butir dalam piagam madinah berbunyi “Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib”. Artinya, penduduk Madinah yang menyepakati Piagam Madinah wajib bersatu, memiliki jiwa nasioalisme terhadap negara Madinah (Yastrib). Selurh penduduk Madinah wajib bersatu, menjaga kedaulatan negara, dan bersama-sama bahu membahu menghadapi siapapun yang mencoba menyerang negara Madinah.
Beberapa poin yang saya paparkan di atas adalah sedikit dari keselarasan antara Pancasila dengan Piagam Madinah. Sangat picik dan bodoh sekali jika masih ada yang mengatakan bahwa Pancasila adalah produk kafir dan Toghut. Sebagai muslim, saya sangat bangga dengan adanya Pancasila di Indonesia, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. saya pun sangat yakin Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran agama lain di Indonesia.
- Oleh: Saefudin Achmad
- Source: Seword