Home / Agama / Kajian / Nafas adalah Zaman

Nafas adalah Zaman

“Zaman adalah kondisi yang berlaku dari berbagai kejadian, tiada dari satu tarikan nafas yang kau keluarkan setiap saat dari semua waktu di hidupmu kecuali bagi Allah ada satu takdir bagimu yang berlaku.”

Oleh: Admin*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.

Sahabatku yang dikasihi Allah SWT, kehidupan manusia hakikatnya adalah kumpulan nafas-nafas. Dalam sebuah penelitian disebutkan, manusia menarik nafas 23.000 kali sehari. Proses bernafas inilah yang secara syari’at menjadikan manusia dapat bergerak dan terus hidup.

Guru kami, Syaikh Ahmad ibnu ‘Athaillah Assakandary, berkata:

مَا مِنْ نَفْسٍ تُبْدِيْهِ – إِلَّا وَلَهُ قَدْرٌ فِيْكَ يُمْضِيْهِ .

Artinya: “Tidaklah dari setiap desahan nafas yang engkau hembuskan, kecuali ia memiliki catatan takdir yang harus dijalani.”

Setiap tarikan nafas yang kita lakukan, sesungguhnya telah tercatat dalam catatan Tuhan sebagai sebuah ketentuan hidup yang harus kita lakoni. Semua sudah dalam genggaman qadhã dan qadar Tuhan.

Ketika seorang muslim meyakini prinsip ini dalam hatinya, maka ia akan lebih enjoy menjalani hidupnya, sebab ia yakin bahwa proses kehidupan yang dijalani tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

Dalam hikmah ini, seakan Syaikh Ibnu Athaillah ingin menyampaikan kepada para salik bahwa sesungguhnya segala gerak tubuh, hembusan nafas, bahkan pergerakan hati tidak lepas dari pengawasan Allah SWT.

Prinsip ini adalah dasar akidah seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki keyakinan semacam ini selalu mengukur dengan tolak ukur syariat setiap akan melakukan sesuatu.

Ia tidak akan gundah menghadapi kegetiran, dan tidak akan jumawa dalam menghadapi kenikmatan. Ia sadar bahwa semua hal tersebut merupakan ketetepan Allah Swt.

Syaikh Yusri hafidzhahullah Ta’ala wa ra’ah dalam kajian Kitab Al-hikam menjelaskan bahwa nafas merupakan ciri waktu dan zaman, maka nafas artinya zaman walaupun pendek.

Zaman adalah kondisi yang berlaku dari berbagai kejadian, tiada dari satu tarikan nafas yang kau keluarkan setiap saat dari semua waktu di hidupmu kecuali bagi Allah ada satu takdir bagimu yang berlaku. Karenanya, harus bagimu untuk mengetahui takdir Allah dengan cara mengenal dirimu sendiri, sehingga engkau laksanakan dengan benar takdir Allah itu.

Jika dirimu sedang dalam kemaksiatan, maka engkau harus segera bertaubat. Jika Allah menempatkanmu dalam kenikmatan, maka engkau harus bersyukur. Jika Allah menempatkanmu dalam ujian, maka engkau harus bersabar dan jangan mengeluh.

Oleh sebab itu, harus bagimu untuk melihat Allah SWT (dengan mata hati) pada setiap sesuatu, baik ketika diberi dan dicegah, diapit dan dibentangkan. Begitu juga ketika dirimu dimuliakan dan dihinakan, dalam kebutuhan dan kefakiran dan pada semua hal dan keadaan.

Engkau harus menjaga hak Allah pada setiap hembusan nafas, yaitu setiap saat dari umurmu, walaupun umurmu panjang.

Sahabatku, semoga Allah SWT melimpahkan kesadaran kepada kita akan hakekat kejadian dan takdir kita dengan cara menyadari akan Wujud Allah SWT di alam semesta. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

اَللّٰهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu” (Riwayat Abu Daud)

Wallãhu A’lamu bish-Shawãb

__________

* Source: Dari berbagai sumber

 

About admin

Check Also

Amalan Nisfu Sya’ban Berjama’ah

“Salah satu amalan yang sudah mentradisi di Indonesia adalah membaca Surat Yasin tiga kali pada ...