Fitrah Manusia
Allah menciptakan manusia dengan akal pikiran yang lebih baik dibandingkan makhluk lain. Untuk apa? Supaya manusia lebih mengandalkan akalnya daripada kekuatannya. Tidak seperti hewan yang lebih mengandalkan kekuatan. Allah menginginkan manusia untuk lebih banyak berfikir untuk kebaikan peradaban manusia itu sendiri. Islam dengan Al-Qur’an serta agama-agama dengan segala kitabnya memang tidak perlu lagi dipertanyakan kebenarannya. Tetapi tetap perlu dikaji, dipelajari dan dipahami!
Al-Qur’an itu adalah buku petunjuk bagi umat manusia agar berjalan sesuai ajaran Islam hingga selamat dunia akhirat. Ibaratnya jika anda membeli ponsel keluaran terbaru, anda juga akan mendapatkan buku petunjuk penggunaannya. Pemakaian ponsel harus sesuai dengan buku petunjuk tersebut agar tidak cepat rusak. Tetapi kadangkala salah satu fitur yang ada pada ponsel tersebut tidak berjalan sesuai yang kita inginkan, padahal kita merasa sudah menjalankan semua langkah sesuai buku petunjuknya. Apakah itu berarti buku petunjuknya salah?
Sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran, tentunya kita tidak akan menyalahkan buku petunjuk tersebut. Yang kita lakukan adalah menyalahkan diri sendiri karena mungkin kurang memahami petunjuk-petunjuk yang ada. Selanjutnya kita akan menghubungi orang lain yang lebih mengerti tentang penggunaan ponsel tersebut, apakah itu vendor ponsel baru anda atau teman-teman anda.
Manusia purba memang pernah hidup ratusan juta tahun yang lalu. Tetapi manusia purba ini bukanlah Nabi Adam, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak sampai 8000 tahun yang lalu (sekitar tahun 5872 SM). Manusia purba ini memang disebut Al-Basyar sementara Nabi Adam dan keturunannya disebut Al-Insan atau Bani Adam.
Makhluk sebelum Adam
Unggas Tabirunnasar
Pada saat bumi berumur delapan ribu tahun, keadaanya masih kosong. Di sini sudah terdapat banyak biji sawi putih. Kemudian Allah SWT menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar. Allah SWT berfirman kepada-Nya : “hai unggas tabirunnasar, makanlah olehmu biji sawi itu. Apabila habis biji sawi itu, engkau akan kumatikan.” Sang unggas pun memakan biji-bijian itu. Namun, cara memakannya diatur: pertama, sehari satu biji yang dimakan. Setelah semakin berkurang. maka kini dimakannya hanya satu biji sebulan. Biji sawi itu semakin berkurang saja. Oleh kerana begitu takutnya terhadap kematian, maka sang unggas hanya memakan satu biji dalam setahun. Namun, akhirnya habislah biji-biji sawi itu. Tabirunnasarpun akhirnya mati.
Setelah kematian tersebut,Allah SWT menciptakan makhluk lain sebagai penghuni bumi, yaitu tujuh puluh orang laki-laki. Namun tidak semuanya langsung diciptakan, melainkan satu persatu Allah SWT menciptakannya. Apabila seorang meninggal, maka langsung diciptakan yang lain. Masing-masing dari mereka berumur 70.000 tahun. Setahun pada masa itu sama dengan seribu tahun pada masa sekarang. Tatkala telah mati tujuh puluh lelaki itu, kemudian Allah ciptakan Jin.
Nisnas/Polip
Disebutkan bahwa ada orde Mahluk yang menghuni dan menguasai Bumi sebelum Orde Manusia. Konon dikatakan bahwa mahluk tersebut adalah Bangsa Jin dan Bangsa Nisnas. Mereka hidup satu masa dengan Jin, merekapun hidup satu masa dengan Dinosaurus, apabila anda sering baca-baca pasti anda bisa menemukan hal-hal yang ganjil pada zaman Dinosaurus, hanya ada satu manuskrip di dunia yang sedikit mengupas tentang hal ini, manuskrip ini sekarang tersimpan di suatu chapel di Swedia.
Bangsa Nisnas dipercaya hidup jauh di utara Bumi Dekat dengan Kutub Utara. Salah satu kota tempat terdapatnya peninggalan Bangsa Nisnas ini adalah Sbetzbergen, di kota inilah banyak terdapat peninggalan dari bangsa yang telah musnah ini, seperti lukisan-lukisan manusia bersayap ataupun mahluk setengah hewan.
Mungkin pada jaman tersebut mahluk-mahluk setengah hewan memang eksis di Bumi ini, bahkan mungkin setelah Bangsa ini musnah sisa-sisa dari mereka yang bertahan dianggap dewa oleh orde manusia. Tak heran di berbagai penjuru dunia kita dapat menemukan berbagai artefak atau lukisan manusia setengah binatang bahkan di Indonesia sendiri terdapat artefak manusia setengah binatang seperti manusia Garuda.
Di salah satu candi di Jawa Tengah (berbentuk badan manusia dengan sayap dan kepala burung), sama dengan di Mesir dalam lukisan di dalam Pyramid (berbadan manusia berkepala burung). Atau mungkin mitologi dan legenda dahulunya adalah memang kenyataan, seperti Mitologi yunani yang banyak menyebut dan menggambarkan manusia setengah Hewan, atau legenda dari tanah Jawa yang menceritakan manusia setengah hewan (badan manusia kepalanya Anjing yang lazim di sebut Aul), hampir sama dengan Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuno.
Sbetzbergen sendiri terletak dekat sekali degan lingkar kutub, di sana matahari hanya bersinar sekitar setengah bulan saja dalam satu tahun, jadi selebihnya gelap gulita, kegelapan tersebut hanya diterangi oleh Aurora Borealis. Banyak sekali peninggalan masa lalu yang tidak terlacak disana. Peninggalan-peninggalan masa lalu sebelum manusia menguasai Bumi.
Konon dikisahkan bahwa Bangsa Nisnas ini adalah bangsa yang sangat maju. Bangsa Nisnas ini di berikan kemampuan luar biasa, akal dan pikiran mereka jauh melampaui manusia saat ini, satu kelebihan mereka yang sangat luar biasa yaitu mereka mempunyai kemampuan telepati yang sangat hebat, teknologi mereka sangat maju dan mereka telah membangun kota-kota yang sangat mengah dengan segala teknologi canggih dan tata kota yang sempurna.
Bangsa Nisnas mempunyai postur yang jauh lebih tinggi dari Manusia saat ini, tak heran kuil-kuil dan bangunan yang dibangun oleh mereka begitu besar dan megah. Ras mereka dibagi menjadi beberapa, ada yang sangat mirip dengan manusia namun memiliki sayap, ada yang berbadan manusia berkepala binatang ataupun sebaliknya. Karena kecongkakan, ego dan nafsu, mereka saling berperang antar sesamanya hingga akhirnya bangsa ini dihancurkan oleh Azazel (Azaziel) atas Perintah-Nya, dikarenakan mereka telah lupa atas tugas yang telah diberikan oleh-Nya, hampir semuanya musnah dalam pertempuran dengan pasukan langit yang dipimpin Azazel (Azaziel) yang tersisa hanya sedikit dari mereka dan peninggalan mereka, itupun hanya diketahui oleh manusia-manusia tertentu saja, selain di Sbetzbergen peninggalan merekapun ada di Swedia dan suatu kawasan di Asia.
Al-Basyar Adalah Manusia Sebelum Adam
Al-Basyar ini awalnya diciptakan oleh Allah sama dengan makhluk lainnya. Yaitu hanya dengan mengucap: “Kun Fayakuun”, atau “Jadilah….”. Tidak seperti Nabi Adam yang dibentuk satu demi satu dengan ‘Tangan’-Nya, lalu ditiupkan Ruh-Nya hingga Adam-pun hidup.
Seperti halnya hewan, Al-Basyar tidak memiliki ruh. Jadi jika dia mati, tidak ada ruh yang tertinggal untuk diadili di akhirat. Tetapi Al-Basyar memang memiliki otak yang sekelas Al-Insan. Hanya saja Allah tidak membekali Al-Basyar dengan ilmu pengetahuan seperti halnya Nabi Adam. Al-Basyar mencari tahu sendiri bagaimana caranya membuat api, membuat senjata, membuat tempat perlindungan, berburu dan menyembah azimat. Tetapi pada akhirnya adalah, mereka hidup dari perang yang satu ke perang yang lainnya. Mereka tidak mengerti cara berdiplomasi, karena memang tidak ada buku panduan yang mengajarkan mereka cara berdiplomasi. Sehingga akhirnya Allah mentakdirkan mereka untuk punah puluhan ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam.
Lalu seperti kita tahu, Allah mengatakan niat-Nya untuk menciptakan manusia Al-Insan sebagai khalifah di bumi. Para malaikat mempertanyakan niat tersebut, mengingat keberadaan Al-Basyar di dunia hanyalah menumpahkan darah. Tetapi Allah sudah mempersiapkan segalanya. Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi berbekal ilmu pengetahuan dan berbagai aturan dari Allah. Adam menurunkan ilmu berkebun kepada Qabil dan ilmu beternak kepada Habil. Adam mengajarkan anak-anaknya untuk bersyukur kepada Allah dengan membagi hasil jerih payah mereka kepada makhluk lain. Dan Adam menikahkan anak-anaknya sesuai perintah Allah. Allah membekali Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan, seperti pada Surat Al-Baqarah ayat 31-33 dibawah ini.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Al-Baqarah 2 : 31 – 33)***
***Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
Pendapat Ibnu Abbas
Ibnu Abbas (ra) mengatakan: “Setelah Allah menyempurnakan penciptaan langit dan bumi dengan segala sifatnya, gunung-gunung telah ditancapkan, angin telah dilepaskan, di bumi telah ada binatang-binatang liar dan bermacam-macam burung, maka buah-buahan mengering dan berjatuhan ke bumi dan di bumi tumbuh rerumputan yang satu sama lain saling tumpang tindih. Pada saat itu, bumi mengadukan persoalan tersebut kepada Tuhannya. Atas pengaduan itu, Allah menciptakan umat yang beraneka ragam dan berlainan jenis, yang diberi nama Jin.
Mereka memiliki jiwa dan aktivitas. Lalu mereka bertebaran seperti debu halus karena jumlah mereka yang sangat banyak. Tanah datar, pegunungan, dan berbagai pelosok dunia telah dipenuhi oleh mereka. Mereka menempati permukaan bumi dalam jangka waktu yang dikehendaki oleh Allah. Di antara mereka ada yang putih, hitam, merah, kuning, bercak-bercak, totol-totol, tuli, buta, menawan, jelek, kuat, lemah, perempuan, dan laki-laki. Satu sama lain kawin dan melahirkan keturunan. Mereka disebut Jin karena mereka samar, tidak kelihatan.
Setelah mereka menyesaki bumi dan dunia kian menyempit karena mereka terus bertambah, bertambah pula bencana karena mereka, maka Allah mengirimkan angin topan kepada mereka. Angin tersebut membinasakan mereka. Hanya sedikit dari mereka yang tersisa. Mereka adalah yang pertama kali membuat rumah, membelah batu, memburu burung, dan binatang liar.
Semua itu terus-menerus mereka lakukan dalam waktu yang lama. Kemudian satu sama lain di antara mereka saling berlaku aniaya; akibatnya, mereka saling berperang. Akan tetapi, perangnya bukan menggunakan senjata. Sebagian di antara mereka melenyapkan sebagian yang lain dengan memblokade rumah-rumah sehingga mereka yang terkepung binasa karena lapar dan haus.
Setelah tindakan perusakan yang dilakukan mereka kian memuncak, maka Allah mengirimkan umat yang berasal dari laut kepada mereka yang jasad-jasadnya lebih besar daripada mereka dan bentuknya lebih menakjubkan, yang disebut dengan Bin. Umat tersebut menyerbu mereka sehingga kaum Jin binasa, tidak satu pun yang tersisa.
Jin tinggal di bumi kurang lebih 500 tahun. Setelah itu, bumi dikuasai oleh Bin. Mereka menikah satu sama lain, melahirkan keturunan dan berkembang biak semakin banyak sehingga bumi kian penuh. Sebagian di antara mereka suka membenam ke bumi lapis ketujuh dan menetap di sana untuk beberapa hari. Bagi mereka tidak ada tempat yang terhalang. Mereka adalah yang pertama kali menggali sumur, membuat sungai, dan mengalirkan air dari sumber-sumbernya dan dari laut. Mereka adalah yang pertama kali membuat mesin/roda, membangun jembatan di atas air, menangkapi ikan di lautan, dan memburu binatang-binatang liar di wilayah yang tidak berpenduduk.
Oleh karena itu, semua binatang, baik di daratan maupun di lautan, mengadukan urusan tersebut kepada Allah. Dan kerusakan yang disebabkan oleh mereka kian bertambah. Maka, Allah menciptakan Jan.”
Ibnu Abbas (ra) mengatakan: “Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang dikutuk oleh Allah.
Diriwayatkan bahwa Allah menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jan sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini penuh.
Selanjutnya, di antara mereka timbul kedengkian dan aniaya. Di antara mereka banyak terjadi pertumpahan darah. Sebagian dari mereka mengganggu sebagian lainnya. Atas kejadian ini, bumi mengadu kepada Tuhannya. Maka, ketika itu, kepada mereka Allah mengutus bala tentara malaikat. Dalam rombongan tersebut ada Iblis yang dahulunya bernama ‘Azazil. Dahulunya dia merupakan ketua malaikat. Dia bersama rombongannya mengusir Jan dari bumi. Akibatnya mereka mengungsi ke gunung-gunung dan tinggal di sana dan Iblis merampas bumi dari mereka.
Pada awalnya, si Iblis ini menyembah kepada Allah, baik di bumi maupun di langit. Akan tetapi, kemudian dia ujub dengan dirinya dan dia terasuki ketakaburan (merasa besar). Dalam keadaan demikian, Allah melihat apa yang ada di dalam hatinya, maka Zat Yang Maha Agung berfirman: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Kalimat “man yufsidu fiiha” pada penggalan kalimat di atas lebih tepat jika bukan diartikan sebagai “orang” tetapi akan lebih tepat jika dimaknai sebagai “makhluk”.
Sehingga dari penggalan kisah yang diceritakan Ibnu Abbas (ra) tadi, terungkap sudah pernyataan para malaikat: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu (makhluk) yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…”, maksudnya seperti makhluk-makhluk yang diceritakan terdahulu, yaitu Jin dan Bin. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah.
Manusia menurut Al Qur’an dijadikan khalifah di bumi. Seperti yang diceritakan diatas bahwa sebelum manusia bertugas dibumi telah ada makhluk yang telah bertugas dibumi. Sehingga dengan munculnya manusia tentunya manusia bertugas sebagai pengganti makhuk sebelumnya. Sebagai pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.
Bentuk basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan bahwa makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu banul Jan, anak turun Jin, juga banul Ban anak turun dedemit, maka ketika bumi rusak oleh mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka berlari terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.
Pandangan berikut adalah dari sisi archeology, bahwa berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif. Otak mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok ini dinamakan Neanderthal.
Kemudian datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens. Menurut Wikipedia, Homo Sapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan Neanderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga teori yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homo Sapiens muncul. Tapi yang pasti, Homo Sapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo Sapiens) ada.
Mungkin tidak ada fakta konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori berdasarkan sumber fosil. Namun yang paling penting mungkin sebagai orang Muslim kita percaya ada makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang mengatakan mereka adalah dari kaum Jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua di antaranya dari kaum Jin. Sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging. Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan sebagai “man yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa’: golongan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah” seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam QS. Al-Baqarah: 30. Ini pendapat yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.
Cerita Masa Lampau Sebelum Adam
Dahulu kala, ketika zaman Bani Adam belum ada, sedangkan bumi yang baru dihuni oleh Penghuni Pertama yang diciptakan dari cahaya-Nya. Tuhan telah membuat makhluk baru yang berada di sisi-Nya, yang bernama Abu Jan atau bapak seluruh jin. Abu Jan adalah awal mula dari Banul Jan atau anak Jin baik yang lalu hingga sampai akhir zaman. Banul Jan adalah Penghuni Kedua sebelum Bangsa Manusia lahir ke bumi. Iblis ketika itu belum lahir ke bumi, kelahiran Iblis generasi keempat dari bangsa Jin.
Tuhan bertitah kepada Abu Jan ini: “Dengan apa kamu meminta kepadaku, wahai Abu Jan.”
“Dengan kasih sayang Engkau terhadap hamba ya Tuhan, maka diri Hamba pun akan berkasih sayang dengan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.
“Apa yang kamu minta dari-Ku, wahai Abu Jan. Apakah kamu tahu bahwasanya kamu baru saja Aku ciptakan dari sejenis api. Tubuhmu dari inti api dan ruhmu dari cahaya karena setiap roh yang bernyawa aku ciptakan dari cahaya dari sisi-Ku.”
”Terima kasih oh Tuhanku yang selalu hamba Agungkan. Hamba meminta tubuh hamba tidak bisa dilihat oleh seluruh makhluk, kecuali yang Engkau kehendaki saja yang bisa melihat hamba dan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.
“Akan kukabulkan permintaanmu, selain itu apa lagi wahai Abu Jan?”
“Apakah hamba akan hidup di surga yang hamba tempati saat ini wahai Tuhanku.”
“Kamu bisa menempati surga ini, begitu juga untuk dirimu saja bisa terbang sesuka hatimu dan tinggal sesuka hatimu sampai aku perintahkan dirimu turun ke bumi. Dan ketika itu keturunanmu tidak akan sanggup mendatangi tempat ‘Surga Pengangkatan Makhluk’ hanya dirimu saat ini yang kuat. Setelah kamu menyentuh tanah di bumi, maka kamu menjadi makhluk bumi dan kamupun akan membuat keturunan dan mati di bumi. Namun, hanya kamu seorang yang bisa terbang di langit dunia ketika tinggal di bumi.”
Langit dunia adalah Tata Surya seluruh pelosok jagad raya ini. Singgasana Tuhan berada di luar Tata Surya yang berada di tempat kosong, tidak ada benda apapun. Itulah disebut sebagai Arsy-Nya Tuhan, karena tempatnya sangat tinggi tidak ada makhluk yang bisa ke sana kecuali yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Karena Tuhan Maha Berkehendak, bahkan Iblispun tidak akan sanggup.
“Bolehkah hamba meminta sesuatu ya Tuhanku.”
“Apa itu permintaanmu wahai Abu Jan?”
“Jika hamba Engkau angkat sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi pada masa hamba, maka hamba meminta salah satu keturunan hamba nantinya yang bernama Iblis agar Tuhan berkenan dia tinggal di ‘Surga Pengangkatan Makhluk’. Wahai Tuhanku, jadikanlah dirinya menggantikan hamba dan berikanlah kecerdasannya seperti yang hamba punya saat ini.”
“Baiklah jika nanti Iblis lahir di bumi, maka akan Aku angkat dia di sisi-Ku dan akan aku beri hikmah dari ilmu-Ku sehingga diapun pandai. Kekuatannya seperti Penghuni Pertama dan kecerdasannya melebihi makhluk-Ku yang nanti Aku ciptakan.”
Maka Abu Jan turun dengan kekasihnya, menghasilkan keturunan yang sangat banyak. Sambil beribadah kepada Tuhan, beliau juga menjadi guru bagi anak keturunannya sampai beliau wafat. Setelah keturunan bertambah banyak, generasi inilah yaitu generasi Banul Jan yang kuat-kuat dan cerdas-cerdas. Ilmunya sangat hebat, karena zaman dari Abu Jan sampai Banul Jan yang kuat belum ada pembinasaan dari Tuhan. Jadi ilmu mereka bertambah terus sesuai bertambahnya umur mereka. Ketika generasinya Iblis lahir di bumi, para Banul Jan berkoloni menjadi beberapa bagian. Maka terciptalah delapan kerajaan di bumi dan satu kerajaan di surga, total kerajaan itu adalah delapan kerajaan yang sangat besar dan megah di bumi. Sedangkan Iblis belum mempunyai kerajaan, walaupun dia disebut seorang raja karena dia mendiami ‘Surga Pengangkatan Makhluk’.
Zaman dahulu kala ketika jaman pertengahan Banul Jan, bumi masih kering dan tandus. Zaman ini sendiri ketika bumi belum terbentuk seperti sekarang, seperti air laut yang melimpah dan oksigen yang banyak. Air tawarpun masih sedikit, namun air di laut melimpah tapi tidak semelimpah seperti sekarang yang sangat-sangat melimpah. Bahkan saat ini lautnya lebih luas dibandingkan dengan tanahnya sendiri.
Dahulu oksigen sangat tipis karena Banul Jan adalah makhluk yang menghirup oksigen sangat sedikit. Walau bagaimanapun jika api ingin menyala tetap saja membutuhkan udara walaupun itu sangat sedikit sekalipun. Begitulah kehidupan Banul Jan yang membutuhkan sedikit oksigen untuk bernafas. Berbeda dengan manusia yang boros sekali dengan udara dan air.
Setelah kerajaan terbentuk menjadi delapan kerajaan, yaitu kerajaan kakak-kakaknya Iblis. Karena Iblis sendiri diangkat ke surga seperti permintaan Bapaknya iblis. Kerajaan ini dibagi menjadi delapan wilayah di muka bumi yaitu kerajaan bagian selatan, kerajaan bagian utara, kerajaan bagian timur, kerajaan bagian barat, kerajaan bagian bawah atau dasar bumi karena mereka bisa menembus ke tanah bahkan bermandikan dengan magmapun tidak apa-apa karena tubuhnya lebih panas dibandingkan dengan magma bumi. Kerajaan bagian atas atau langit bumi yaitu yang tinggal di sekitar atmosfer bagian atas bumi. Kerajaan bagian darat atau di atas tanah dan kerajaan di air seperti di laut, danau dan aliran sungai. Dan yang kesembilan kerajaan Iblis yaitu berada di sisi Tuhan tepatnya ‘Surga Pengangkatan Makhluk’, Kerajaan Iblis di luar alam semesta dunia.
Namun sungguh ironi, kerajaan Banul Jan di muka bumi sungguh disayangkan. Mereka sangat suka perang dan saling membantai dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga suka membantai makhluk lain di bumi. Kerajaan satu dengan kerajaan yang lainnya saling menyerang, mereka berkeinginan menguasai kerajaan yang lain. Beribu-ribu tahun kerajaan ini melakukan peperangan dan penindasan dengan kerajaan lain. Ketika terjadi peperangan dari delapan kerajaan ini, Iblis yang keturunannya paling dimuliakan dari mereka lahir ke dunia dan seketika itu juga Iblis diangkat ke surga-Nya Tuhan. Iblis hidup di surga dengan para Penghuni Pertama, karena Penghuni Pertama telah diciptakan dari cahaya. Penghuni Pertama juga menempati dari bumi sampai langit paling atas. Kehidupan mereka mengabdi kepada Tuhannya, salah satunya adalah mengangkat Arsy-Nya agar menggantung. Inilah yang akan ditiru oleh Iblis dengan istana yang menggantung di atas permukaan bumi yang salah satunya berada di Segitiga Bermuda.
Iblis sangat cerdas dan pandai, dia mempunyai kehebatan yang luar biasa tiada tandingannya tentunya selain Tuhan sendiri. Bahkan Penghuni Pertama pun merasa takjub dengan kehebatan yang dimiliki Iblis. Suatu ketika mereka, dua golongan yaitu Iblis dengan Golongan Pertama mengadakan paling lama ibadahnya kepada Tuhan. Misalnya Jika Golongan Pertama kuat puasa satu hari tanpa makan, maka Iblis kuat dalam tujuh hari tanpa makan. Bayangkan ibadah Iblis kepada Tuhannya sungguh alim luar biasa. Karena alimnya dia, maka ilmu-ilmu kegaiban maupun ilmu materi di kuasai Iblis sangat cepat.
Iblis bersumpah di dalam darahnya dan jiwanya, bahwasanya dia akan bersumpah menjadi penghulu bagi seluruh makhluk di alam semesta ini. Dia terus berusaha mencari ilmu-ilmu baru dan mencoba ilmu itu sampai mana keberhasilan dalam mencapai ilmu tersebut. Ilmu Iblis yang paling disukai dari sekian ilmunya adalah ilmu untuk mengetahui masa depan dari alam semesta ini. Bahkan diapun tahu dengan ilmu ini jika nantinya bakalan ada penghulu baru menggantikan bangsanya. Diam-diam dia mempelajari dan mengumpulkan informasi siapa dia sebenarnya dan kehebatan apa yang dimilikinya maupun kelemahan dia itu apa saja. Memang Iblis adalah makhluk yang pandai bahkan dia bisa memprediksi apa yang akan terjadi di bumi bagi kerajaan kakak-kakaknya di bawah sana.
Kerajaan-kerajaan Banul Jan kebanyakan hancur bahkan akan menjadi neraka bagi bangsa Jin yang tidak tahu apa-apa. Mereka adalah bangsa yang bergolong lemah dan menjadi budak dari bangsa Jin yang lebih kuat. Kehancuran mereka adalah peperangan dan penindasan yang tidak akan pernah berakhir. Kezaliman mereka di luar batas, bahkan mereka tidak mengakui jika ada Tuhan yang menciptakan mereka. Sungguh durhaka mereka kepada Tuhannya yang telah mengasihi mereka selama ini yaitu tidak adanya kebinasaan bagi mereka. Tuhan telah marah, bumi bergoyang hebat disebabkan akan hancurnya bumi itu oleh siksaan para Banul Jan yang telah mengotori bumi dari kedurhakaan. Maka Tuhan mengutus Penghuni Pertama untuk menghukum mereka dan membantai mereka.
Delapan kerajaan ini telah diserang dan diporak-porandakan oleh Penghuni Pertama. Seluruh pengikut Delapan Kerajaan ini melarikan diri bahkan ada yang melawan Penghuni Pertama. Namun, bukan tandingannya untuk melawan Penghuni Pertama, mereka telah dikalahkan. Banyak yang mati di antara mereka. Tubuh mereka yang mati dibuang ke tengah laut bahkan ada yang dibuang ke pulau-pulau kecil. Sedangkan Banul Jan yang pintar yang telah melarikan diri bersembunyi di pulau-pulau yang kecil beriklim tropis. Seperti untuk saat ini bersembunyi di wilayah Indonesia karena negaranya berpulau. Untunglah yang bersembunyi ini selamat walaupun tidak mempunyai kerajaan lagi, karena kerajaan mereka hancur luluh. Sedangkan Bangsa Jin yang lemah, mereka di beri kebebasan untuk hidup. Mereka hidup damai dan tenang dengan terlepasnya bangsa Banul Jan yang lebih kuat dan sombong. Walaupun mereka dibantai, akan tetapi dari sebagian golongan yang masih kuat dan sombong bersembunyi dari incaran para Penghuni Pertama. Mereka selalu berpatroli mengitari bumi untuk mengetahui keberadaan para Banul Jan yang durhaka untuk melawan kepada Tuhan. Banul Jan yang pintar pandai sekali berkamuflase sesuai dengan kepandaian mereka yang mengubah bentuk apapun itu. Kebanyakan mereka berubah bentuk menyerupai hewan di masa itu dan juga menyerupai tumbuh-tumbuhan yang rimbun.
Pada waktu Banul Jan yang durhaka dihukum oleh Tuhan Semesta Alam, Iblis ketika itu melihat mereka dari singgasananya yaitu di luar alam semesta. Dia melihat bangsanya yang telah dibantai. Iblis tampak sedih karena walau bagaimanapun, mereka yang menguasai Delapan Kerajaan adalah kakak-kakak Iblis yang sangat pintar dan kuat. Maka sejak saat itu, Iblis bersumpah jika nanti ada bangsa lain yang lebih rendah kemampuan dari dirinya, maka dia tidak akan mengakui sebagai Penghulunya. Karena saat ini Iblis mengakui dirinya sendiri sebagai Penghulu atau Pemimpin bagi seluruh makhluk Tuhan.
Dinasti kerajaan para Banul Jan telah hancur dan musnah. Mereka terpecahbelah menjadi beberapa golongan dan tidak mempunyai pemimpin yang kuat. Mereka menjadi kelompok kerajaan yang kecil-kecil, wilayahnya pun menjadi sempit seperti kelompok suku. Banul Jan yang pintar dan pandai telah musnah, karena kepintaran dan kepandaian bagi mereka ditentukan dengan umur. Barang siapa yang umurnya paling panjang maka dialah yang paling kuat. Karena bagi mereka, setiap detiknya mengasah kemampuan menjadi yang terkuat.
Selama ribuan tahun itu, para Banul Jan yang terkuat telah musnah. Mereka telah tergantikan dengan Bangsa Jin yang lebih kecil kemampuannya dan juga kemampuan kegaibannya tidak seberapa. Mereka adalah generasi yang lemah, karena mereka masih muda dan umurnya tidak panjang lagi sepanjang umurnya Banul Jan yang lama. Jika para penghuni Delapan Kerajaan dahulu umurnya beribu-ribu tahun. Sekarang hanya ribuan tahun, kebanyakan seribu tahun itupun dianggap remaja. Sedangkan umur empat ratus tahun dianggap untuk ukuran manusia sekitar sepuluh sampai empat belas tahun, betapa masih kecilnya mereka.
Untuk menjadi yang terkuat pun susah, karena mereka adalah generasi baru tidak seperti generasi lama. Namun generasi lama yang bisa menyelamatkan diri dari kebinasaan telah bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Sehingga mereka bisa hidup dan selamat, umurnya juga sangat panjang dibandingkan dengan generasi baru dari keturunan Bangsa Jin sekarang. Banul Jan yang selamat ini masa lalunya tidak mempunyai kekuasaan, sekarang mereka bisa bernafas lega karena mereka membawahi jin-jin yang baru lahir dan masih bodoh.
Bangsa Jin sekarang tidak seperti mereka yang ilmunya sangat banyak terutama ilmu kegaiban. Namun tidak ada yang seperti Iblis, apalagi menandingi kekuatannya pada zaman kemusnahan saudaranya. Karena dia adalah satu-satunya penguasa kerajaan yang masih utuh. Apalagi dia menguasai kerajaan di surga bersama dengan Penghuni Pertama. Iblis saat ini adalah golongan Banul Jan yang paling kuat dari penguasa jin setelah kehancuran delapan kerajaan yang berada di muka bumi. Delapan pemimpin kerajaan beserta para menteri dan penduduknya musnah, sebagian kecil saja yang selamat itupun dianggap lemah pada zamannya.
Iblis mengetahui kejadian ini karena dia pandai meramal dan berhitung apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun dia bisa berhitung untuk masa depan nantinya seperti apa. Ramalan Iblis itu jauh dari kesempurnaan karena sifatnya bisa benar dan bisa juga salah, namun ramalan Iblis hebat karena dialah Raja dari segala Raja Jin. Ketika dia sedang meramal untuk masa depan itu, dia masih berada di singgasananya dekat dengan Tuhan dan Penghuni Pertama. Setelah puas dengan ramalan-ramalan yang dia punyai dan yang dia ketahui nantinya seperti apa, maka Iblis turun ke bumi untuk melihat Delapan Kerajaan Banul Jan di bumi yang telah hancur.
Dia telah menemukan kesenangan dan kebahagiaan yang luar biasa berada di bumi. Mulai saat itu yang dinantikannya yaitu ketika kakinya menginjakkan ke bumi, maka Iblis telah meninggalkan tahta kerajaan dan menanggalkan Mahkota Raja di Surga Pengangkatan Makhluk-Nya. Dia merasa bangga di muka bumi karena ada makhluk yang sama dengan dia yang nantinya dapat dijadikan pasukan serta anak buah dari golongannya. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tuhan dan Penghuni Pertama, Iblis membuat kerajaan baru di muka bumi. Kerajaan Iblis menggantung di atas air, kerajaaannya sangat besar dan sangat luar biasa megahnya. Walaupun begitu Tuhan tahu juga karena Tuhan Maha Tahu.
Karena kebesaran dan kekuatan kharisma yang dimiliki Iblis, maka seluruh Jin di muka bumi baik itu Jin masa lampau yang umurnya sangat tua dan mempunyai kehebatan yang tidak patut lagi dipertanyakan. Sampai Jin yang muda-muda yang lemah dan pengalaman hidupnya masih sedikit walaupun itu umurnya ratusan tahun. Seluruh bangsa Jin tunduk dan takluk di hadapan Iblis, mereka berikrar akan selalu setia kepadanya. Mereka pun merasa terhormat jika bersama Iblis, karena Iblis kesohor sebagai keturunan Banul Jan satu-satunya yang berada di luar alam semesta. Seluruh bangsa Jin merasa bangga dan gembira jika mengangkat Iblis sebagai raja baru mereka. Dialah junjungan yang bisa menyatukan seluruh Jin menjadi kerajaan Jin yang baru di muka bumi.
Karena kerajaan di surga kosong, maka Tuhan Semesta Alam menciptakan makhluk baru lagi untuk menggantikan Iblis sebagai Raja Baru. Makhluk baru ini juga menggantikan kepemimpinan bangsa Jin di muka bumi yang nantinya akan membawahi seluruh makhluk bumi. Karena Iblis tidak terima dengan keputusan Tuhan, maka Iblis beserta para pengikutnya yang setia mendapatkan kutukan dari Tuhan Semesta Alam. Seketika itu bangsa Jin terpecah menjadi dua golongan yaitu golongan yang pertama menjadi pengikut Iblis yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan maupun kerajaan yang sangat besar. Sedangkan golongan yang kedua melepaskan diri dari pengaruh Iblis, mereka menjadi golongan Jin yang lemah yang telah mempunyai kerajaan yang kecil-kecil dan bersuku-suku. Mereka sering dijajah dengan pengikut Iblis yang lebih kuat. Peperangan di antara dua golongan saling berkecamuk karena berbeda keyakinan dan idiologi dari bangsa Jin sampai akhir zaman.
Khalifah
Tuhan berfirman; “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah 2 : 30)
Penjelasan : Allah adalah pencipta khalifah di bumi ini sejak bumi ini tercipta hingga dilenyapkan. Hal ini berimplikasi bahwa ada banyak khalifah-khalifah dimasa lalu jauh sebelum dialog seperti pada Al Baqarah ayat 30 diatas dan jauh sebelum Adam dilahirkan untuk menjadi khalifah di bumi. Dengan demikian Adam bukanlah khalifah pertama. Perlu dicatat bahwa Allah hendak menjadikan “khalifah”, bukan hendak menciptakan “manusia” sebagai individu.
Sehingga menunjukkan bahwa adam bukanlah manusia pertama, akan tetapi lebih mendekati sebagai khalifah yang pertama. Ada banyak manusia-manusia sebelum adam yang belum berkhalifah. Adam adalah manusia yang bertransformasi dari manusia biasa yang selanjutnya menjadi khalifah.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ ، فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad 38 : 71 – 72 )
Dengan memperhatikan isi dari Al Baqarah ayat 30 dan Shaad ayat 71 – 72 dapatlah disimpulkan bahwa Khalifah di bumi haruslah dari golongan manusia dan adam lah manusia pertama yang menjadi khalifah. Sehingga Adam adalah simbol dari makhluk yang bernama manusia yang akan dijadikah khalifah di bumi.
Keajaiban Tubuh Manusia
Konsepsi Bani Adam mengandung nilai-nilai Ketuhanan. Anak adam adalah makhluk ciptaan Allah yang bertugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Sejatinya, manusia sebagai keturunan adam harus selaras dengan hakikat dan kehendak Sang Pencipta. Namun, karena anak keturunan adam diberikan anugerah kebebasan untuk memilih, maka kebanyakan dari pilihan-pilihan itu justru sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Konsepsi manusia dalam Al Qur’an dengan beragam kata turunan adalah panduan dalam memahami apa, siapa, untuk apa dan bagaimana seharusnya manusia itu.
Inilah keajaiban tubuh manusia, setiap mata manusia mengandung 130 juta penerima cahaya. Setiap telinga mengandung 24.000 serabut yang mampu mendeteksi getaran molekul udara. Setiap penciuman manusia dapat mengenali bau kimiawi suatu benda dalam satu per triliun bagian udara. Untuk bergerak, manusia memiliki 200 tulang dengan arsitektur yang rumit,500 otot yang terkoordinasi, dan 10 kilometer serabut saraf. Jantung manusia berdenyut rata-rata 36.000.000 kali setiap tahun, memompa 2,7 juta liter setiap tahun melalui 90.000 kilometer saluran. Paru-paru manusia terdiri dari 600.000.000 globulus yang memiliki kepekaan terhadap atmosfer. Darah yang mengalir di seluruh tubuh mengandung 22.000.000.000 sel darah. Dua juta sel darah mati dalam setiap detik, dan ini segera digantikan dengan 2 juta sel darah baru. Setiap tubuh manusia mempunyai empat juta struktur yang peka terhadap nyeri. Di seluruh tubuh manusia terdapat 500.000 sensor peraba. Diseluruh tubuh manusia terdapat 200.000 sensor temperatur. Di dalam setiap tubuh manusia terdapat energi atom yang cukup besar untuk membangun kota terbesar di dunia beberapa kali. Mulut kita adalah laboratorium kimia yang tercanggih yang pernah di kenal di planet ini dan mampu membedakan miliaran rasa yang berbeda. Manusia memiliki 1 triliun sel otak. Setiap 1 dari 100 miliar neuron atau sel syaraf aktif tersebut dapat tumbuh bercabang hingga 20.000 dendrit pada setiap sel. Manusia memiliki berbagai “pusat kecerdasan”. Berperan sebagai kunci dalam revolusi pembelajaran pribadi. Mengendalikan sistem transmisi yang mengirimkan pesan kimiawi-elektris dengan cepat ke seluruh bagian tubuh yang masing-masing memilki 300 juta sel syaraf.
Intelektualitas Adam
Adam dan keturunannya memiliki intelektualitas yang sangat luar biasa karena Tuhan memberinya tiga peralatan hidup yang luar biasa. Urutan pertama yang di “install” Tuhan adalah indra pendengaran. Telinga kita mampu membedakan 400.000 suara. Keajaiban pendengaran adalah kemampuannya untuk memilah-milah titi nada, intensitas suara, dan warna nada dan lain sebagainya, yang dalam beberapa hal memang melebihi mata atau indera penglihatan.
Al Qur’an mencantumkan indera ini pada urutan pertama dikarenakan beberapa alasan sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Muhammad Utsman Najati, guru besar psikologi di universitas Kairo Mesir, sebagai berikut :
- Pendengaran lebih penting dibandingkan penglihatan dalam proses penginderaan, belajar, dan kegiatan ilmiah.
- Indera pendengaran langsung berfungsi setelah kelahiran.
- Indera pendengaran melaksanakan fungsinya secara terus menerus walaupun orang tersebut sedang dalam tidur.
- Indera pendengaran dapat mendengar setiap saat, pada waktu gelap ataupun terang.
Al Qur’an telah mendeskripsikan hal ini. Keterkaitan fungsi pendengaran dengan respon bahasa kemudian mengembangkannya menjadi produk ilmu pengetahuan menjadikan seorang manusia mendapatkan hidayah dari Allah. Merekalah yang disebut sebagai ulu al-albab, sebagaimana yang dimaksudkan oleh ayat beikut ini :
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.*** (QS. Azzumar 39 : 18)
***Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran karena ia adalah yang paling baik.
Manusia ulu al-albab adalah spesies adam yang secara sadar menggiatkan diri dalam penelitian-penelitian ilmiah demi kemajuan sesamanya. Fungsi utama dari alat pendengaran adalah untuk pengenalan bahasa. Dengan pengenalan bahasa manusia mampu menyingkap alam raya.
Urutan kedua adalah penglihatan. Indra ini lebih bersifat pembuktian dari pikiran-pikiran yang didapatkan dari menyimak (indera pendengaran). Kebenaran suatu berita dari menyimak dan mendengar akan lebih kuat keabsahannya dengan pembuktian lewat indera penglihatan. Kita tidak akan percaya begitu saja terhadap berita yang didengar tanpa pembuktian lewat penglihatan.
Mata adalah organ penglihatan untuk melihat bentuk, gerak, warna, jarak dan cahaya. Mata mengubah getaran cahaya menjadi rangsangan saraf yang disampaikan dan dianalisa oleh otak.
Penglihatan sebagai bagian dari modal dasar yang ditanamkan Allah kepada adam berwujud pada dua makna:
- Indera penglihatan yang karenanya Adam melihat dengan kedua mata.
- Penglihatan batin (eyesigth) yang dengan bentuk penglihatan ini kita dapat menyingkap hakikat dari segala sesuatu.
Indera penglihatan tanpa penglihatan batin menjadi sia-sia di hadapan Allah, karena tidak difungsikan sebagai mana kehendak-NYA. Tragedi pembunuhan Habil menjelaskan tentang penggunaan mata yang disertai dengan eyesigtht. Burung gagak yang mengais-ngais tanah adalah stimulus bagi qabil untuk memperlakukan jenazah bagi saudaranya. Hakekat dari kejadian tersebut adalah penglihatan yang memunculkan inspirasi bagi tindakan. Penglihatan, apabila disertai dengan batin akan mampu menggerakkan sebuah perubahan. Hal inilah yang disebut dengan Visi.
Bagian ketiga atau yang terakhir adalah hati. Hati adalah elemen terpenting yang mengarahkan adam pada kesadaran paripurna. Disinilah letak jiwa sebagai penyeimbang kutub intelektualitas untuk mengarungi kehidupan di dunia ini. Jiwa adalah energi yang menggerakkan bagian ini hingga berfungsi efektif sesuai dengan kehendak Allah. Dengan jiwa ini juga ketiga hal yang di “install” Allah kepada adam dan keturunannya bisa melenceng jauh dari kehendak Allah.
Peradaban besar yang telah dibangun oleh bangsa-bangsa zaman dahulu (sebelum adam) sama sekali tidak berdampak apa-apa dihadapan Allah. Keingkaran pada nilai ketuhanan, kesombongan akan segala pencapaian menyebabkan peradaban mereka hanya tinggal puing-puing belaka. Daya ntelektualitas dan visi yang mereka jalankan tidak disertai oleh karakter ilahiah. Mereka mengingkari janji (covenant) yang terucap pada kali pertama mereka diciptakan. Mereka tidak bisa memaknai kekhalifahannya sebagai takdir dan anugerah Allah yang diberikan kepada mereka. Merekalah yang diklaim sebagai umat yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوْا سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ، خَتَمَ اللهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka,** dan penglihatan mereka ditutup.*** Dan bagi mereka siksa yang amat berat “. (QS. Al Baqarah 2 : 6 – 7 )
**Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.
***Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
Perhatikan bahwa kalbu mendapat urutan pertama yang tertutup. Baru kemudian indera pendengaran dan indera penglihatan. Indikasi ini menguatkan fungsi kalbu sebagai pusaran kesadaran untuk memberikan nilai baik atau buruk, halal atau haram, indah atau tidak indah. Inilah pembentuk kessadaran moral.
Al Qur’an banyak menekankan pentingnya sentuhan-sentuhan batiniah dalam mengarungi hidup ini. Sentuhan-sentuhan batiniah ini akan mengarahkan cipta, rasa dan karsa spesies adam sesuai dengan fungsi dasar penciptaan.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai “. (QS. Al Araf 7 : 179)
Dari Surga Ke Belahan Lain di Dunia
Surga
Paradise, jannah atau swarga loka adalah orientasi manusia dari selulur perjuangan hidupnya di dunia. Surga digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan beragam kenikmatan yang tak terbayangkan. Surga juga digambarkan sebagai kebun yang penuh dengan kedamaian, dimana disana mengalir sungai-sungai dengan aneka buah-buahan yang bisa dikonsumsi kapan saja. Minum arak merah dengan gelas-gelas dari emas dan perak, dipa-dipan yang bertelekan bidadari-bidadari.
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,** yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah 2 : 35)
**Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
Dari ayat tersebut diatas, nampaknya surga yang dihuni adam beserta isinya bukanlah surga yang secara penuh mengandung beagam kenikmatan karena masih ada larangan, yaitu mendekati sebuah pohon dan perintah agar tidak tergoda oleh setan. Mengapa surga adam masih ada larangan?
وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ ، فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ ، إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ
“Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya.” (QS. Thaahaa 20 : 117 – 119).
Secara umum, surga yang dijanjikan kelak bagi orang-orang yang bertaqwa adalah surga yang benar-benar steril dari godaan-godaan setan. Manusia penghuni surga kelak adalah mereka yang terlatih selama didunia, karena kelak di surga tidak akan ada perkataan-perkataan yang sia-sian dan perbuatan dosa.
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا ، إِلَّا قِيلًا سَلَامًا سَلَامًا
“Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam”. (QS. Al-Waaqi’ah 56 : 25 -26)
Sehingga berdasarkan beberapa ayat diatas dapatlah disimpulkan bahwa surga Adam berbeda dengan surga yang dijanjikan Allah kepada hamba-hamba pilihanNYA. Penafsiran struktural bahasa dari ayat-ayat di atas menunjukkan pada surga yang sangat realistik, dimana Adam dan istrinya merasakan paparan matahari pagi yang menyejukkan dan menghangatkan. Tafsiran ini lebih konkret sebagai nama lain bumi yang nyata. Dengan demikian, Adam dan istrinya terkena oleh hukum-hukum alamiah bumi ini dan dilahirkan sebagaimana kita. Mereka tinggal dibumi ini sejak awal kemunculannya.
Hawa
Apakah kita masih berkeyakinan bahwa Hawa memang tercipta dari tulang rusuk Adam sebagaimana yang dipaparkan dalam berbagai mitologi? Marilah kita simak salah satu Hadits berikut ini :
Abu Hurairah Radliallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Nasehatilah para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya, jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita”. (H.R. Bukhari, Muslim dan ad-Darimi).
Dari Hadits diatas mengarahkan kita untuk menafsirkan wanita dan tulang rusuk itu secara metaforis (kiasan) dalam rangka menasihati kaum perempuan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya* Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,** dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “. (QS. An Nisaa’ 4 : 1)
* Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
** Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Bentuk kh-l-q pada ayat tersebut lazim dimaknai sebagai penciptaan baru yang tidak ada sebelumnya. Kh-l-q bisa dimaknai sebagai penciptaan yang benar-benar baru pada nafs wahidah dan entitas baru juga pada pasangannya. Dengan demikian penciptaan Hawa terpisah secara genetis dari Adam. Hawa bukanlah tercipta dari tulang rusuk Adam. Dia terlahir dari proses reproduksi normal seperti biasa, mengingat tidak ditemukannya dalil yang mengkhususkan penciptaan Hawa, maka kaidah yang berlaku dikembalikan pada kaidah umum, yaitu Hawa dilahirkan melalui proses alamiah sebagaimana manusia biasa.
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat “. (QS. Asy Syuura 42 : 11)
Ayat tersebut diatas menegaskan bahwa perkembangbiakan pada manusia dan hewan mengikuti pola dan alur yang sama. Al Qur’an sama sekali tidak menyebutkan proses penciptaan istri Adam, demikian pula tidak menyebutkan nama sang istri. Hal ini bisa dipahami karena Al Qur’an hendak menunjukkan bahwa penciptaan pasangannya itu adalah sama dengan Adam dan sama-sama terlahir di tengah-tengah komunitas manusia yang sama. Adam adalah sebutan bagi sosok manusia yang hendak menjadi khalifah, siapapun itu.
Surga Yang Hilang Itu Adalah Indonesia
Seandainya Adam bukanlah manusia pertama, siapakah manusia sebelumnya, atau bahkan siapakah manusia pertama yang mula-mula menginjakkan kakinya di dunia ini. Seandainya Adam dilahirkan, di tempat manakah di bagian dunia ini sebagai tempat kelahirannya? Seandainya Adam dilahirkan bukan di surga sebagaimana yang dipahami selama ini, di bagian manakah surga Adam itu?
Semula banyak orang beranggapan bahwa Atlantis sebagaimana yang diulas dalam dialog Plato : Timaeus dan Critias hanyalah metafora untuk menunjukkan Yunani sebagai negara ideal yang diimpikan sang filsuf besar itu dengan membuat “sebuah negara model”. Anggapan itu segera berubah setelah “Atlantis The Lost Continent” diluncurkan. Buku karya geolog dan fisikawan nuklir Brazil, Prof. Arysio Santos memaparkan bahwa Atlantis yang disebutkan oleh Plato adalah ada dan nyata. Selanjutnya, “Eden In The East” karya Stepen Oppenheimer, seorang Profesor dari Oxford University menunjukkan bahwa Asia Tenggara adalah surga yang hilang dan tenggelam.
Banyak orang dari kalangan spiritualis telah lama menyatakan bahwa Adam berasal dari Nusantara, akan tetapi pendapat ini banyak ditentang oleh kalangan dunia modern.
Seperti bahasan sebelumnya bahwa Adam berasal dari kata Adamah yang berarti kerak bumi dan al-Sumrah yang berarti warna kulit sawo matang. Tinjauan linguistik ini memperkuat bahwa Adam mesti berkulit sawo matang. Kalau tidak dari Indonesia setidaknya Adam berasal dari seputar asia tenggara.
Dugaan-dugaan itu mengerucut pada suku Baduy yang ada di Kanekes Provinsi Banten. Hal ini bukannya tidak beralasan. Sistem kepercayaan di tanah Baduy itu menisbatkan pada kepercayaan Adam, dan ini berlangsung secara turun temurun. Dari manakah ide kepercayaan Adam itu kalau tidak bersinggungan dengan “Adam” pada awal mula sistem tersebut dibangun?! Ekosistem yang ada di tanah Baduy itu sangat terjaga dengan ragam mitologi yang terpelihara secara turun temurun.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh Dewa atau Batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Kepercayaan itu bernama Sunda Wiwitan.
Mungkin Saja, suku Baduy itu adalah satu-satunya artefak hidup sebagai sisa-sisa surga Adam yang ditengarai hancur akibat banjir besar yang melanda kawasan Nusantara ini pada zaman es terakhir.
Dua buku karya dua Profesor tersebut bisa dipandang sebagai pseudo-science. Dimana bagi mereka yang masih mempercayai dogma sains sebelumnya yang menduga bahwa peradaban apapun bentuk dan tuturanya, mesti berasal dari arah barat ataupun seputar mediterania yang berkulit putih menjadi terbantahkan.
Tradisi ilmiah kita masih mengacu ke Barat, sementara tradisi ilmiah yang sifatnya keagamaan Islam pun hampir selalu ke wilayah Timur Tengah, dimana kontruksi sejarahnya juga mengacu ke padang pasir, termasuk Adam yang turun dan berikutnya Hawa yang bertemu di Jabal Rahmah. Dimana hal ini mengesampingkan khazanah lain di belahan dunia lain sebagai khazanah peradaban yang cemerlang.
Arysio Santos mengintepretasikan catatan Plato dalam dialognya “Timaeus dan Critias” langsung menunjuk bahwa surga yang hilang itu adalah Indonesia yang disebut sebagai benua (nesos).
Atlantis adalah Surga Yang Hilang
Plato adalah seorang Filsuf besar kelahiran Yunani (lahir diperkirakan tahun 428/427 SM dan meninggal diperkirakan 347 SM) menuliskan pemikiran filsafatnya yang terdiri dari 24 bab dalam bentuk dialog. Dua bab dialognya berjudul “Timaeus dan Critias” mengungkapkan tentang Atlantis, suatu negeri surga dengan peradaban yang sangat maju dan mengesankan yang terletak di seberang lautan.
Terjemahan dialog tersebut adalah sebagai berikut : “Banyak sekali karya-karya besar dan indah yang berhasil tercatat di negara anda dalam sejarah kita. Mereka melebihi semuanya dalam hal kebesaran dan keberanian. Untuk sejarah itu, kekuatan yang luar biasa hebat tersebut, bisa dibuat dalam suatu ekspedisi melawan seluruh Eropa dan Asia. Kekuatan ini datang dari Samudera Atlantis. Samudera tersebut dapat diarungi. Di sana ada sebuah pulau yang terletak di depan sebuah selat yang disebut dengan Heracles (Herkules). Apabila Libya dan Asia digabungkan jadi satu, pulau tersebut masih tetap lebih besar. Dan merupakan jalan menuju pulau-pulau lainnya. Dan dari pulau-pulau ini anda dapat melintasi ke seluruh benua yang berhadapan, yang mengelilingi samudera sesungguhnya. Karena laut ini yang berada di dalam selat-selat Heracles, hanyalah sebuah pelabuhan dengan sebuah jalan masuk yang sempit. Tetapi, yang satunya lagi adalah laut yang sebenarnya dan tanah yang mengelilinginya benar-benar yang disebut benua yang tanpa batas“.
Dalam dialog ini, Critias mengabarkan kepada Socrates bahwa bagaimanapun besarnya Yunani, itu masih tidak seberapa dibandingkan kekuatan yang muncul dari arah samudera yang disebut Atlantis. Para penduduk seberang samudera itu mendiami sebuah pulau yang jauh lebih besar dari Libya (Afrika Utara) dan Asia. Pulau tersebut dijaga oleh Herkules.
Plato mengetengahkan suatu kenyataan bahwa sesungguhnya peradaban cemerlang Yunani itu berasal dari kekuatan yang berasal dari balik samudera Atlantis. Plato mengabarkan bahwa Atlantis adalah induk dari segala peradaban. Atlantis adalah kekaisaran benua yang sangat mendunia, dikhabarkan kekuasaanya sampai Libya, Mesir hingga Eropa. Imperium ini menguasai perdagangan laut dan menguasai teknologi yang sangat maju dengan metalurgi.
Plato dan Critias mengungkapkan bahwa imperium Atlantis ini mampu menggali kedalam bumi di mana di sana akan ditemukan segala yang dibutuhkan untuk membuat persenjataan mesin. Campuran dari tembaga, emas dan timah yang disebut Orichalcum. Pandai dalam seni, musik dan olah raga. Mereka mempunyai kekayaan yang berlimpah. Penduduk Atlantis juga dikenal amat mulia dan berbudi luhur. Mereka lebih mengutamakan kesalehan dan kebijaksanaan.
Berikut adalah lanjutan dialog Plato; Critias : “disana akan ditemukan kayu yang berlimpah, hutan yang lebat sebagai rumah bagi beragam spesies hewan dari yang jinak hingga yang liar, beragam gajah yang menakjubkan bisa ditemukan di pulau Atlantis. Spesies hewan ini bisa ditemukan di danau-danau, rawa dan sungai-sungai. Demikian pula di pegunungan yang membentang sepanjang pulau. Mereka memiliki sumber mata air panas dan dingin yang mengalir dengan anggunnya. Mata air ini ditampung di dalam sebuah waduk raksasa yang bisa diatur sedemikian rupa. Manakala datang musim dingin, maka air hangatlah yang mengalir. Demikian pula sebaliknya. Mereka mempunyai kamar-kamar mandi khusus yang diperuntukkan bagi para raja, kaum perempuan dan kuda-kuda mereka. Di Atlantis itu, akan ditmukan berbagai ragam akar-akaran yang wangi baunya, daun-daunan, kayu, beragam buah-buahan yang manis-manis dan bisa dimakan, dijadikan obat atau minuman. Dan itu menutupi seluruh pulau Alantis, sampai kita benar-benar terhibur selepas makan malam, sampai kita benar-benar bosan dengan apa saja yang bisa kita makan. Semua itu menunjukkan bahwa pulau yang suci itu dibawah siraman cahaya matahari, menakjubkan dengan kelimpahan yang tak terbatas. Benar-benar surga tropis“.
Dengan bumi (tanah) yang diberkati itu mereka membangun kuil-kuil dan istana-istana, pelabuhan-pelabuhan yang hebat. Mereka membangun jembatan-jembatan yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya, kanal-kanal, jalan-jalan yang menuju istana mereka yang megah. Mereka membangun istana di tempat tinggal para dewa dan nenek moyangnya. Mereka membangun kanal-kanal dengan luas hampir 30 kaki dengan kedalaman hampir 100 kaki dan 50 stadia panjangnya.
Demikian detail plato menggambarkan apa yang terjadi di Atlantis hingga ukuran, kedalaman, lebar dan panjang setiap bangunan (canal) dideskripsikan oleh filosof besar Yunani itu.
Diperkirakan populasi penduduk surga ini kira-kira 60.000 orang. Kehidupan mereka benar-benar aman dan damai. Satu hal yang membuat Plato takjub adalah hukum yang ada di sana. Mereka tidak akan pernah mengangkat senjata melawan satu sama lainnya, mereka akan sama-sama bahu membahu untuk menyelamatkan jika salah satu dari kota-kota mereka berusaha untuk menggulingkan istana kerajaan.
Namun, pada suatu hari bencana besar datang. Imperium ini tenggelam akibat gempa dahsyat dan banjir bandang yang luar biasa. Banjir tersebut sebagaimana yang dikhabarkan oleh Plato dalam Timaeus adalah seluruh benua tenggelam di lautan. Begitupun penduduknya, Atlantis ini tidak lagi bisa ditembus, karena dia sudah berubah menjadi dangkalan yang penuh lumpur.
Bagaimanakah penafsiran kita dari dialog Plato tersebut?
Indonesia adalah lokasi Eden yang sesungguhnya. Demikian Prof Arysio Santos membubuhkan sub judul pada salah satu halaman dari bukunya tentang Atlantis. Plato bertutur tentang dua Atlantis yang berbeda, yang satu disamakan dengan Atlantis yang sebenarnya (Lemuria) dan yang lainnya disamakan dengan “Negeri Yunani” asli sebagai Atlantis yang kedua. Dalam bahasa Israil, Le adalah Gunung dan Muria adalah Muria. Bukankah gunung muria ada di pulau jawa?!!
Kedua Atlantis ini dihancurkan dalam dua rangkaian bencana, pertama adalah ledakan Toba pada 75 ribu tahun yang lalu, dan yang kedua adalah ledakan krakatau 11.600 tahun yang lalu, bertepatan dengan bencana yang mengakhiri masa Pleistosen. Penanggalan yang kedua ini persis seperti apa yang dikhabarkan oleh Plato di dalam dialog sebagai bencana yang datang 9000 tahun yang lalu, harap diingat penanggalan ini adalah ketika Plato menyusun tulisannya itu.
Prof Arysio Santos menemukan bahwa benua yang hilang yang sesungguhnya adalah wilayah paparan sunda, di Indonesia, yang sekarang tenggelam. Pada Zaman Es, seluruh wilayah ini muncul ke permukaan, membentuk bidang luas berukuran benua. Santos menggambarkan bahwa segala kenikmatan flora dan keajaiban fauna sebagaimana yang dideskripsikan Plato sebagai Atlantis semuanya tergambarkan seperti apa yang ada di Indonesia sekarang ini. Secara keseluruhan, “tanah tempat emas dilahirkan”, sama dengan lokasi Indonesia dan Asia Tenggara. Komoditas-komoditas yang disebutkan Plato adalah komoditas khas nusantara; kelapa, pisang, buah-buahan, bahan pencelup dan tanaman obat termasuk binatang liar. Arysio Santos menafsirkan bahwa Atlantis dijaga oleh dua pilar Hercules adalah metafor bagi dua gunung maha dahsyat di Indonesia : gunung Toba dan gunung Krakatau yang berlokasi salah satunya di selat sunda.
Di dalam bukunya, Arysio Santos dengan berani membantah semua temuan dan prakiraan Atlantis, termasuk samudera Atlantis sebagai gerbang samudera pasifik yang sekarang digagas oleh Madame Blavatsky, Pulau Cyprus oleh Robert Sarmast dan sebagainya sebagai temuan yang mengada-ada, tidak membuktikan bukti apa-apa, dan gemar membelokkan fakta dan kata-kata untuk mendukung teori-teori kesayangan mereka daripada berpegang pada kebenaran dan kenyataan.
Arysio menyerang para Geolog dan evolusi uniformitarian yang kukuh menolak realitas seperti katastrofisme sebagai faktor utama evolusi manusia dan perkembangan budaya. Dengan berakhirnya zaman es Pleistosen, gletser-gletser besar yang menutup setengah wilayah utara dan eurasia segera mencair. Air dari es yang mencair ini mengalir ke laut yang permukaannya naik hingga 130 sampai 150 meter. Dengan naiknya permukaan laut ini, Atlantis tenggelam dan lenyap untuk selamanya bersama sebagian besar penghuninya yang semula sangat banyak. Atlantis yang lenyap selama-lamanya ini diduga sebagai bencana Pleistosen yang kedua dan terdapat kaitannya dengan bencana besar di zaman Nabi Nuh.
Prof Arysio meyakinkan semua kalangan bahwa Indonesia adalah Atlantis yang hilang dengan beberapa cara :
Pertama-tama beliau melakukan interpretasi hermeneutis pada setiap kalimat yang tercatat dalam dialog Plato : Timaeus dan Critias. Beliau mengatakan bahwa tulisan-tulisan inisiatik seperti yang disebutkan dalam plato dibuat secara khusus oleh Hierophant (orang-orang yang mengintepretasikan misteri suci) sebagai jenis teka-teki untuk diartikan oleh semua lapisan pembaca baik yang terdidik maupun awam. Santos menyarankan agar toponimi seperti “pilar-pilar Hercules”, “Samudera Atlantis”, atau “pulau”, dihindari dari intepretasi biasa.
Santos menemukan beberapa kata kunci geografis yang aktual, dua pilar adalah selat, pulau Atlantis adalah jauh lebih besar dari Asia dan Libya, banyak pulau di samudera yang sesungguhnya, dan benua luar di depan adalah benua yang sesungguhnya. Persyaratan utama Plato untuk Atlantis adalah Atlantis harus berada di luar “Pilar-pilar Hercules“. Pilar-pilar tersebut berada di selat. Inilah gerbang menuju Atlantis, dan itu adalah Indonesia.
Mungkin saja diantara para ahli geografi, atlantolog dan pengembara kelas dunia menunjuk selat gilbratar, akan tetapi tidak banyak pulau disana yang berfungsi sebagai “pulau transit” menuju Atlantis. Bahkan samudera Atlantik tidak menunjukkan sebagai surga. Disana memang ada beberapa pulau kecil, akan tetapi tidak menghasilkan komoditas apapun sebagaimana yang diterangkan oleh Plato.
Pilar-pilar Herkules adalah asosiasi dua gunung berapi yang paling berbahaya di dunia, Krakatau dan Toba. Keduanya berada di Indonesia.
Atlantis Lemuria, sebagai Atlantis yang pertama, adalah daratan luas yang disebut orang Yunani sebagai padang Elys dan disebut orang Mesir sebagai Sekhet Aaru (padang alang-alang). Sangat mungkin yang dimaksud adalah padi-padian, yang tumbuh dirawa yang masih dijumpai hingga kini di Indonesia. Daratan ini terendam dan sekarang membentuk pulau Jawa. Sementara itu, pulau-pulau di Indonesia dan semenanjung Melayu yang diteliti oleh Geolog dan fisikawan nuklir Brazil itu (Arysio) adalah sisa-sisa Atlantis yang tidak tenggelam. Sesungguhnya mereka adalah puncak-puncak gunung berapi yang menjadi pulau-pulau vulkanis wilayah ini. Inilah surga tropis yang mewah pada zaman Es Pleistosen. Sebuah tempat yang penuh dengan logam, batu permata, gajah, kuda, kelapa, nanas, wangi-wangian yang pada dunia kuno hanya bisa ditemukan di India dan Indonesia, bahkan hingga sekarang ini.
Analisis geologi Santos dan Oppenheirmen sama persis pada apa yang terjadi di zaman itu. Pada puncak zaman es sekitar 20.000 sampai 18.000 tahun lalu, Asia Tenggara membentuk sebuah benua yang berukuran dua kali India, dan meliputi apa yang sekarang ini kita sebut dengan Indo-Cina, Malaysia dan Jawa. Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Laut Jawa, yang dulunya kering, membentuk bagian-bagian yang menghubungkan dua benua tersebut. Secara geologis, benua yang setengah tenggelam ini disebut dengan Paparan Sunda, atau Sundaland.
Akhir zaman es ini dipicu oleh letusan gunung berapi maha dahsyat dari gunung Krakatau yang membuka Selat Sunda, memisahkan pulau Jawa dan Sumatera, dan membuat air laut membanjiri dataran-dataran rendah sekitarnya. Pada zaman inilah Indonesia dan negeri sekitarnya didatangi oleh migrasi manusia dari sabana-sabana Afrika dan Timur Tengah yang bergurun untuk berkembang biak dan bercocok tanam dengan iklim yang ideal.
Apakah Atlantis adalah Surga Tempat Adam Dilahirkan?
Para peneliti menyimpulkan bahwa dari keturunan DNA pada segenap manusia yang ada sekarang bisa dirunut secara genealogi pada seorang moyang perempuan yang hidup sekitar 200.000 tahun yang lalu. Dan hanya ada satu peradaban (berisikan populasi yang besar) pada saat itu, yaitu peradaban Atlantis yang dipimpin oleh Adam yang lahir di bumi Nusantara ini. Oppenheimer menguatkan hal ini dengan menyatakan bahwa beberapa sifat genesis inti yang lebih tua ditemukan pada orang-orang Asia Tenggara.
Sang ibu Agung (orang sekarang menyebut Hawa dll) juga melambangkan Atlantis Lemuria menciptakan peradabannya sendirian, tanpa bantuan “benih” laki-laki. Kaitan hal ini adalah pada ayat al-Qur’an Ali ‘Imran ayat 59 yang menyatakan bahwa Adam dilahirkan dari perempuan tanpa benih laki-laki sebagaimana Isa anak Maryam.
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia”. (QS. Ali ‘Imran 3 : 59)
Namun, Khalifah Adam ini tergelincir oleh setan yang berupa serakah dan ketamakan hal-hal duniawi, sehingga populasi yang menakjubkan ini terusir dari tanah surga, Altantis, Indonesia.
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Al Baqarah 2:36)
Kejatuhan populasi ini karena mereka melakukan pelanggaran berupa : perselisihan dan pertikaian. Harap diingat kembali bahwa asal kata “syajar” adalah perselisihan dan pertikaian, lalu mereka mengumbar nafsu hewaninya dengan melakukan hubungan yang tidak halal.
Terdapat dua perintah turun kepada Adam dari surga, yang pertama adalah QS. Al Baqarah 2 : 36 seperti diatas dan QS. Al Baqarah 2 : 38.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah 2 : 38)
Dan apabila kita meneliti tentang banjir pada zaman Nabi Nuh, maka kita akan melihat bencana yang serupa pada kekhalifahan Adam di tanah Nusantara ini. Hal ini tersirat pada QS. Al Baqarah 2 : 38 seperti tersebut diatas. Fakta ini bisa disimpulkan demikian karena antara QS. Al Baqarah 2 : 36 dengan QS. Al Baqarah 2 : 38 terjadi perbedaan subyek. Pada ayat 36 “Turunlah kamu” dan pada ayat 38 “Turunlah kamu semua”.
Sehingga hal ini menunjukkan bahwa perintah turun yang pertama yang dihuni kekhalifahan Adam diluluh-lantakan oleh gunung Toba sehingga mencari tanah baru (bumi). Selanjutnya, selepas bencana itu mereka kembali ke tanah surga Atlantis/Nusantara dan kemudian membangun kembali kejayaannya. Dan, perintah turun yang kedua “Turunlah kamu semua” dimaknai sebagai keseluruhan dari apa saja bagian dari Atlantis. Karena mereka tidak akan bisa kembali lagi, sebab tanah surga telah tenggelam akibat letusan dari Gunung Krakatau.
Nuh dan Letusan Gunung Krakatau
Bagaimana mungkin Nabi Nuh mampu membuat sebuah bahtera yang luar biasa besar dan mengangkut hampir semua spesies secara berpasangan apabila tidak mempunyai peradaan yang luar biasa tinggi?!!
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ
“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit”. (QS. Huud 11 : 40)
Fakta, hampir semua sejarah yang ada di dunia ini ditulis bermula dari pasca tragedi banjir besar yang telah menenggelamkan hampir dua pertiga daratan di bumi Nusantara kuno ini. Catatan sejarah dunia kuno yang ditulis oleh Susan Wise Bauer mencatat bahwa kemunculan bangsa Sumeria (3.500 – 2.300 SM) adalah setelah banjir besar kuno. Siapakah leluhur bangsa Sumeria ini? Apakah mereka tiba-tiba muncul tanpa mengalami evolusi panjang? Sehingga hal ini menunjukkan bahwa leluhur mereka berasal dari sebuah bangsa besar yang hidup sebelum tragedi banjir besar terjadi.
“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur api telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit”. (QS. Huud 11 : 40)
Dalam bahasa Arab, kata dapur mengandung tiga arti, tungku sebagai dapur api, permukaan bumi dan tempat air memancar. Sehingga apabila semuanya digabungkan mengandung arti adalah sebuah gunung sebagai dapur api (magma) yang berada dipermukaan bumi dan di tempat air memancar (gletser yang mencair).
Baru-baru ini ditemukan manusia kerdil di pulau Flores, sub spesies Neadretal dan Cro Magnon (homo sapiens) yang memiliki kapasitas otak hingga 30 persen lebih besar dari manusia sekarang (Apakah ini spesies hebat pada masa kekhalifahan Adam). Bisa dibayangkan apa yang bisa dilakukan dengan kapasitas otak seperti itu? Tentunya salah satunya mampu menciptakan teknologi-teknologi hebat.
Ayat berikut semakin memperjelas bahwa banjir besar pada masa Nuh menunjukkan terjadi di Atlantis kedua.
وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَىٰ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ، وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ
“Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku”. (QS. Al Qamar 54 : 12-13)
Atlantis tertutup, sebagian besar daratan menjadi tenggelam, yang sekarang menjadi Selat Sunda, Selat Malaka, sebagian Laut Cina Selatan dan Laut Jawa.
Disebutkan, bahwa bahan baku dari bahtera Nuh sebesar itu adalah dari papan, kayu dan paku. Bahan baku paku adalah dari kayu (Jawa : pantek/paju –Red). Hal ini menunjukkan mestilah dari tanah atau pulau yang kaya akan bahan dasar kayu itu. Tidak ada lagi di kepulauan di seluruh dunia yang memiliki bahan dasar ini kecuali Indonesia. Indonesia memiliki hutan yang lebat dengan berbagai macam jenis kayu. Hal ini juga memperjelas bahwa asal dari Nabi Nuh adalah dari tanah Jawa.
_____________________
Disarikan dari Buku “Nabi Adam dan Peradaban Manusia”, Karya Yusep Rafiqi, Cetakan I : 1 September 2013. Diterbitkan oleh PT. Zaytuna Ufuk Abadi, dikupas dan dibahas dari berbagai sumber dengan berlandaskan Al-Qur’an oleh Bocah Angon.