Pada tahun 2004, pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai 3.2 juta jiwa. Kemudian pada tahun 2008 pengguna narkoba tersebut meningkat menjadi sekitar 3,6 juta jiwa. Dan pada tahun 2011 peningkatan tersu terjadi, dimana pengguna narkoba tersebut mencapai angka 3,8 juta jiwa.
Sementara itu, dari sejumlah pengguna narkoba (berbagai jenis) pelajar berada pada urutan ke 4 pengguna narkoba. Dengan urutan pertama pengangguran, kedua pegawai, ketiga pedagang dan ke empatnya adalah pelajar.
Pelajar biasanya menggunakan narkoba dikarenakan faktor pergaulan, hanyaa ikut ikutan atau sekedar mencoba saja. Ini perlu di waspadai karena semua jenis narkoba memiliki zat addictive yang bisa membuat pelajar tersebut kembali menggunakan setelah mencobanya. Jika sudah mencapai pada tahap kecanduan, tentu pelajar tersebut akan sulit untuk meningalkan (tidak mengkonsumsi) narkoba dalam hitungan jam.
Terkait masalah tersebut, BNN telah memiliki tiga strategi untuk memerangi narkoba. yaitu dengan melakukan sosialisasi dan edukasi sebagai salah satu pencegahan penyalah gunaan narkoba, selanjutnya menerapkan system wajib lapor terhadap pengguna narkoba supaya bisa menjalani rehabilitasi atau penyembuhan dan langkah terakhir adalah mengungkap sidikat penjual narkoba untuk memutus penyebaran dan menghentikan terjadinya perdagangan narkoba.
Meski demikian, pencegahan penyalah gunaan narkoba (khususnya) pada pelajar tentu harus dimulai dari keadaan lingkungan keluarga. Karena keluarga menjadi bagian penting yang sangat berperan dalam memerangi penyalah gunaan narkoba pada pelajar ini.
Sebagai orang tua, perlu mewaspadai perubahan yang yang terjadi baik secara fisik maupun kepribadian anak. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi adanya penyalah gunaan narkoba pada anak sejak dini.
Perubahan pada fisik seorang anak yang mengkonsumsi narkoba, biasanya ditandai dengan mata merah yang tetap saja merah meski telah diobati, hal ini diakibatkan karena setelah mengkonsumsi atau mengalami sakau (ketagihan) narkoba akan mengalami hal tersebut. Sering terlihat mengantuk meski telah tidur cukup dan pandangan yang sering terlihat kosong atau berimajinasi. Pola bicara yang tidak seperti bisanya atau ngawur dan pelafalan yang tidak jelas. pucat seperti kekurangan darah. Keseimbangan tubuh yang kacau atau tidak terkontrol yang diakibatkan terganggunya kesadaran anak. Perlu di ingat bahwa pengguna narkoba ini tidak mengeluarkan bau seperti pada pengguna alkohol (minuman keras).
Perubahan kepribadian pada pengguna narkoba bisanya bisa terlihat secara drastis, dimana anak pengguna narkoba cenderung temperament (cepat emosional), pola dan nafsu makan yang tidak teratur, cenderung cuek dan malas bersosialisasi (pendiam), sehingga cenderung tidak memperhatikan penampilannya, sering memerlukan uang banyak bahkan berbohong untuk mendapatkan uang tersebut.
Meski demikian, jika sudah terlihat tanda-tanda yang mengarah pada anak yang menyalah gunakan atau mengkonsumsi narkoba, jangan terburu buru memvonis anak sebagai pengguna narkoba. Oleh karena itu, perlu menggali informasi baik secara langsung ataupun diam diam agar dapat dipastikan bahwa anak kita memang benar sebagai pengguna narkoba.
Selanjutnya, jika memang sudah benar bahwa anak kita mengkonsumsi narkoba, janga memberikan jarak atau memperlihatkan kebencian kepada anak tersebut. Karena dengan demikian, dikhawatirkan anak tersebut akan mencoba menjauh dari keluarga untuk bersama dengan sesame pengguna narkoba yang lainnya. Oleh karena itu, usahakan dekati dan berikan pengertian bahwa kita sebagai orang tua akan mengupayakan dia supaya bisa sembuh atau tidak akan menggunakan narkoba lagi.
Dalam penanganan anak pengguna narkoba, orang tua perlu mendapatkan bantuan professional yang biasa menangani masalah narkoba. Psikiater/psikolog dan dokter adalah orang yang tepat untuk membantu permasalahan ini. Selain itu berikan terus dukungan kepada anak untuk bisa menjauhi narkoba dan telusuri penyebabnya, sehingga proses penyembuhan dan pencegahan akan dilakukan secara bersamaan.
Keharmonisan dalam keluarga adalah kunci keberhasilan dalam permasalahan narkoba pada pelajar ini. Karena bagaimanapun juga, peran keluarga adalah yang utama agar anak (pelajar) bisa terhindar dari penyalah gunaan narkoba.
***
Sumber:
BNN RI
BNP JABAR
Okezone
vivanews