“Mematahkan kesombongan orang yang masih suka pamer ibadah dan merasa menjadi orang yang terbaik dalam ibadahnya sementara yang lain adalah orang-orang fasik”
Oleh: H Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Teringat akan sabda Rasûlullãh shallallãhu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim;
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikitpun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”
Syaikh Ahmad Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam nomor hikmat ke-79, berkata:
قَـلَّمَا تَكُوْنُ الْوَارِدَاتُ الْاِلٰهِيَّةُ اِلَّا بَغْتَةً لِئَلاَّ يَدَّعِيَهَا الْعُبَّادُ بِوُجُوْدِ الْاِسْتِعْدَادِ
“Jarang sekali karunia besar turun dari Allah, kecuali secara mendadak (tiba-tiba), supaya tidak ada orang yang mengaku bahwa dia mendapatkannya karena telah mengadakan persiapan untuk menerima karunia itu”.
Allah mewahyukan kepada Nabi Musa ‘alaihis salãm, “Tahukah engkau mengapa Aku mengangkatmu sebagai Nabi yang langsung mendengar kalam-Ku?”
Jawab Musa ‘alaihis salãm, “Engkau yang lebih mengetahui.”
Tuhan berfirman, “Ketika Aku larikan semua kambing Nabi Syuaib yang engkau pelihara itu, sehingga dengan susah payah engkau mengejar kambing-kambing itu untuk mengembalikannya, tetapi kemudian setelah semuanya kembali engkau tidak merasa jengkel (marah), maka itulah sebabnya.”
Dalam hadits disebutkan, seorang pelacur memberi minum kepada anjing, tiba-tiba Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni semua dosanya.
Demikianlah kehormatan dan karunia-karunia besar dari Allah itu, tidak dapat diraba oleh manusia, dan selalu diberikan oleh Allah secara tiba-tiba, supaya tidak ada orang yang berbangga dengan amal perbuatannya.
Nabi shallallãhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللّٰهُ فِى حَاجَتِهِ ۞
“Siapa yang menolong saudaranya dalam kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya”. (HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580, dari Ibnu ‘Umar).
Kututup tulisan ini dengan do’a :
اَللّٰهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ، يَا مُبْدِئُ وَيُعِيْد، يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ، اَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ، وَبِفَضْلِكَ عَنْ مَنْ سِوَاكَ
Allãhumma yã ghaniyyu yã hamîd, yã mubdi’u wa yu’îd, yã rahîmu yã wadûd, aghninî bi halãlika ‘an harãmik, wa thã’atika ‘an ma’shiyatik, wa bi fadhlika ‘an man siwãk.
“Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”
Wallãhu A’lamu bish-Shawãb