Oleh: H. Derajat*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Sahabatku yang sangat aku kasihi, sesungguhnya Allah SWT berfirman untuk mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang dikhususkan oleh Allah SWT sebagai malam diturunkan-Nya Al-Qur’an di dalamnya.
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۞ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۞
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (lailatul qadar) itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Al-Qadar: 2-3)
Sahabatku yang dimuliakan Allah, tentunya kita semua mengharapkan suatu keberkahan yang akan dilimpahkan Allah di saat-saat kita menjalankan ibadah puasa. Keberkahan yang dimaksudkan adalah datangnya Lailatul Qadar, di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan. Secara singkat, bisa ditarik kesimpulan bahwa pertanda orang yang mendapatkan malam lailatul qadar ialah kebaikannya terus meningkat dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadan serta hati dan perilakunya penuh dengan kedamaian.
Namun demikian Allah SWT merahasiakan datangnya Lailatul Qadar sebagaimana telah disabdakan Rasulullah SAW :
إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ
“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan–atau lupa–maka carilah ia di 10 malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil.” (Muttafaq alaih)
Dari Ibnu Umar RA bahwa ada seorang dari sahabat Nabi SAW diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi ketika tujuh hari terakhir (dari bulan Ramadan). Rasulullah SAW pun bersabda, “Aku tahu bahwa kalian melihat Lailatul Qadar pada tujuh hari terakhir Ramadhan. Siapa yang sungguh-sungguh dalam mencarinya maka carilah di tujuh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abul Hasan asy-Syadzili. Bahkan dinyatakan bahwa Syaikh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.
Menurut Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam I’ãnatut Thãlibîn juz 2, hal. 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan:
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين
أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين
أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين
أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين
قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة
1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum’at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Syekh Abul Hasan As-Syadzili berkata: “Semenjak saya menginjak usia dewasa, Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.”
Apa yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali ini sesuai dengan apa yang dikalamkan oleh Mursyid kami Abah Guru Sekumpul dalam ceramahnya :
Hadits isyarat Rasulullah tentang malam Lailatul Qadar juga diperkuat hadits lainnya yang diriwayatkan ‘Aisyah radhiyallãhu ‘anhã dalam Kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim:
“Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallãhu ‘alaihi wa sallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”
Saat Lailatul Qadar, kita dianjurkan banyak membaca doa atau memohon kepada Allah. Berikut salah satu doa yang dianjurkan dibaca pada saat lailatul qadar.
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allãhumma innaka ‘afuwwun karîmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku.”
Semoga Allah Ta’ala merahmati, memberkahi, menyelamatkan dan melimpahkan kebahagiaan kepada kita beserta keluarga. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn…
____________
* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita