بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Dalam al-Qur’an, ada beberapa surat istimewa. Salah satunya adalah Surat al-Ikhlas yang artinya Memurnikan Keesaan Allah SWT. Surat ini termasuk surah Makkiyyah yang turun pada masa Rasulullah SAW belum hijrah ke Madinah.
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan dari Jabir RA mengatakan, bahwa pernah ada seorang Badui datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya:
“Gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka turunlah firman Allah SWT:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ ۞ اللّٰهُ الصَّمَدُ ۞ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ۞ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ۞
“Allah adalah Tuhan Yang Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada yang menyamai-Nya.” (QS al-Ikhlash: 1-4).
Sebagian ulama menganjurkan umat Islam untuk membaca surat al-Ikhlas ini baik dalam setiap shalat maupun untuk berdzikir karena banyak memiliki keutamaan.
Diriwayatkan dari Anas ibnu Malik bahwa ketika sedang bersama Rasulullah SAW di medan Perang Tabuk, maka terbitlah matahari dengan sinar dan cahayanya yang belum pernah kami lihat sebelumnya.
Lalu datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW bertanya, “Hai Jibril, mengapa kulihat matahari hari ini terbit dengan sinar dan cahaya yang belum pernah kulihat sebelumnya seperti itu. Jibril menjawab, bahwa sesungguhnya hal itu disebabkan Muawiyah ibnu Muawiyah Al-Laisi, dia telah meninggal dunia pada hari ini di Madinah, maka Allah mengirimkan kepadanya 70.000 malaikat untuk menyalatkannya.”
Rasulullah SAW bertanya, “Mengapa demikian?” Jibril menjawab, bahwa dia adalah orang yang banyak membaca Qul Huwallahu Ahad di malam dan siang harinya, dan saat ia berdiri, berjalan, dan duduknya.
Maka maukah engkau, ya Rasulullah; aku akan mengambil segenggam tanah kuburnya, lalu engkau menyalatkannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya,” maka Rasulullah SAW menyalatkannya.
Hal itu juga telah diriwayatkan oleh Abu Bakar Al-Baihaqi di dalam kitab Dalailun Nubuwah-nya.
Kisah wafatnya Muawiyah itu juga diriwayatkan Abu Ya’la. Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu ibrahim Asy-Syami alias Abu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Usman ibnul Haisam (muadzdzin masjid Basrah yang ada padaku), dari Mahmud alias Abu Abdullah, dari Atha’ ibnu Abu Maimunah, dari Anas yang mengatakan bahwa Jibril turun menemui Nabi SAW, lalu berkata, “Telah meninggal dunia Muawiyah ibnu Muawiyah Al-Laisi, apakah engkau ingin menyalatkan jenazahnya?” Nabi SAW menjawab, “Ya.”
Maka Jibril memukulkan sayapnya ke bumi, maka tiada suatu pohon pun dan tiada pula suatu dataran tinggi pun melainkan merendah, maka Jibril mengangkat dipan Nabi SAW, sehingga Nabi Saw dapat melihat jenazah Muawiyah Al-Laisi, lalu beliau bertakbir menyalatkannya, sedangkan di belakang beliau terdapat dua shaf dari para malaikat, yang setiap safnya terdiri dari 70.000 malaikat.
Maka Nabi SAW bertanya, “Hai Jibril, karena apakah dia mendapat kedudukan yang tinggi seperti ini dari Allah SWT?” Jibril menjawab, “Ini berkat kecintaannya kepada Qul Huwallahu Ahad (Surat al-Ikhlas) yang selalu dibacanya saat datang dan perginya, saat berdiri dan duduknya, dan dalam semua keadaannya.”
Imam Baihaqi telah meriwayatkannya melalui riwayat Utsman ibnul Haisam (juru azan), dari Mahbub ibnu Hilal, dari Atha’ ibnu Abu Maimunah, dari Anas, lalu disebutkan hal yang semisal; dan inilah sanad yang benar.
Dengan keutamaan tersebut, setiap Muslim dianjurkan untuk banyak membaca Surat al-Ikhlas dalam berbagai kesempatan.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb
Oleh: Kastolani Marzuki
Source: inews