Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.
Pada suatu ketika, saat malam telah tiba. Kerlap-kerlip bintang di langit cerah menjadi pesona yang begitu berharga. Menjadi saksi akan kemuliaan seorang manusia. Saat itu bertepatan tanggal 27 Rojab 11 kenabian, Nabiullah Muhammad SAW beristirahat. Tidur menyamping di samping Hijir Ismail. Dekat Baitullah.
Di samping kanan dan kiri beliau ada dua orang pemuda (Sayyidina Hamzah dan Sayyidina Ja’far bin Abi Tholib). Tiba-tiba di tempat tersebut, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril dan Mikail. Selain kedua malaikat itu masih ada satu malaikat lagi, yaitu Malaikat Isrofil. Kemudian ketiga malaikat itu membopong Nabiullah Muhammad hingga sumur Zam-Zam. Lantas Nabiullah Muhammad ditelentangkan di sana. Adapun yang menjadi penanggung jawabnya adalah Malaikat Jibril.
Di dalam sebuah riwayat lain dijelaskan bahwa:
Tiba-tiba atap rumah saya tersingkap. Lantas Malaikat Jibril masuk. Setelah itu, Jibril membedah/mengoperasi dada Nabiullah Muhammad. Dimulai dari bawahnya leher hingga sampai di bawahnya perut. Malaikat Jibril kemudian berucap kata kepada Malaikat Mikail: “Ambillah bokor emas yang berisikan air Zam-Zam. Saya hendak menyucikan hati dan batinnya (manah) Nabiullah Muhammad SAW.” Setelah itu, Malikat Jibril mengeluarkan hatinya Nabiullah Muhammad SAW sampai tiga kali. Dan membuang semua kotoran yang terdapat di dalam batin Kanjeng Nabi. Adapun Malaikat Mikail mondar-mandir sambil membawa tiga bokor emas yang di dalamnya berisikan air Zam-Zam.
Setelah melakukan semua hal itu, kemudian membawa bokor emas yang isinya penuh dengan hikmah dan iman. Selanjutnya isi bokor tersebut ditumpahkan ke dalam hatinya Kanjeng Nabi hingga batin beliau berisi penuh dengan sifat: sabar, alim, yakin, dan islam. Lantas dikembalikan seperti sediakala. Dan diberikan gelar kenabian oleh kedua malaikat tersebut.
Selanjutnya Kanjeng Nabi Muhammad disediakan kendaraan Buroq. Lengkap dengan pelana dan kendalinya. Buroq adalah sejenis hewan yang berbuluh putih, tinggi melebihi Himar dan lebih pendek dari Bighol. Sekali melangkahkan kakinya. Sejauh mata memandang. Kedua telinganya selalu bergerak-gerak.
Saat naik gunung, kedua sukunya yang belakang memanjang. Dan saat turun gunung, kedua sukunya yang depan memanjang. Buroq itu memiliki sepasang sayap di kedua pupuhnya. Kedua sayap itu berfungsi untuk membantu kecepatan larinya. Buroq berjingkrak-jingkrak memperlihatkan kekuatannya.
Selanjutnya, silahkan baca Kisah Isra Mi’raj Rasulullah SAW di atas dalam format ebook di bawah ini. Kisah ini merupakan Terjemah Catatan Pinggir Abi al-Barakat Sayyid Ahmad al-Dardir atas Kitab Qishshatu al-Mi‘raj yang ditulis Oleh Syeikh ‘Allaamah Najmuddin al-Ghaithi. Selamat membaca…