“Ayat tersebut berisi tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW, terutama ketika beliau mendapatkan kemenangan atas orang kafir. Ketika surat ini diturunkan, Rasulullah begitu gembira.”.
Oleh: H. Derajat Asysyaththari*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Sahabatku yang dimuliakan Allah, maka ketahuilah oleh kita bersama bahwasanya Surat Al-Fathu ini ketika turunnya membuat Rasulullah sangatlah berbahagia.
1. Surat yang Disukai Rasulullah SAW
Al-Habib Muhammad bin ‘Ali Khirid Al-Husaini at-Tarimi (wafat 960 H) menukil salah satu riwayat yang menyebutkan keutamaan membaca Surat Al-Fathu di awal bulan Ramadhan. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: “Telah diturunkan kepadaku semalam akan satu surah yang surah tersebut lebih kusukai daripada segala apa yang terbit matahari atasnya (yakni dunia dan segala isinya), dan disukai agar ia dibaca pada awal malam bulan Ramadhan. Maka kalian bacakan dan ajarkanlah ia kepada anak-anak kalian, insya Allah mereka tidak akan ditimpa malapetaka.”
2. Dipelihara dari Marabahaya dan Diluaskan Rezeki
Syaikh Hussin Qadri Martapura dalam karyanya berjudul “Shilahul Mukmin” mengatakan, “Barangsiapa membaca Surat Al-Fathu tiga kali pada malam permulaan bulan Ramadhan, insya Allah terpelihara ia di dalam setahun itu dari marabahaya dan diluaskanlah rezekinya.”
3. Dikumpulkan Bersama Orang-orang yang Mati Syahid
Dalam Kitab Khawãshul Qur’ãn disebutkan, “Apabila kita membaca Surat Al-Fathu secara rutin setiap hari, kelak akan dikumpulkan bersama orang-orang yang mati syahid, dan Allah membukakan pintu kebaikan/kegembiraan, baik urusan dunia maupun urusan akhirat.”
4. Mendapat Pahala Orang yang Berbaiat kepada Nabi
“Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat Al-Fathu) , maka Allah akan mencatatnya seperti pahala orang yang berbaiat kepada Nabi di bawah pohon dan memegang teguh baiatnya itu, serta seperti pahala orang yang menyertai Nabi dalam hari Fathul Makkah. Barangsiapa yang membacanya, dan meletakkannya di bawah kepalanya, maka ia akan terlindungi dari pencuri. Dan barangsiapa yang menulisnya di dalam lembaran kertas, maka perkataannya akan didengar oleh orang-orang. Tiada yang terucap darinya, kecuali akan diterima dan dipercaya.” (Tafsirul Burhan, Juz 7: 227)
KEUTAMAAN SURAT AL-FATHU AYAT 1
Bacaan Innã Fatahnã dalam Maulid Dhiyãul Lãmi’ dan Maulid Dibã’i.
Maulid Dibã’i sendiri merupakan sebuah shalawat yang berisi puji-pujian tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, mulai dari kelahiran sampai wafatnya. Selain berisi puji-pujian, maulid Dibã’i juga berisi doa-doa dan lantunan shalawat kepada Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah agama Islam.
Selain digunakan sebagai pembuka maulid Dibã’i, Innã Fatahnã juga digunakan sebagai pembuka maulid Simthud Durar dan Maulid Dhiyãul Lãmi’. Maulid Simthud Durar berisi syair yang menceritakan tentang perjalanan dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Lalu apa keistimewaan bacaan Innã Fatahnã sehingga sering dijadikan untuk pembuka shalawat?
Keistimewaan Surat Al-Fathu ayat 1
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Inna Fatahna merupakan petikan dari surat Al-Fathu ayat 1:
اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ۞
“Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
Ayat tersebut berisi tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW, terutama ketika beliau mendapatkan kemenangan atas orang kafir. Ketika surat ini diturunkan, Rasulullah begitu gembira.
Beliau pun bersabda, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku surat ini, di mana ia lebih aku cintai daripada segala yang disinari oleh matahari.”
Sebagai salah satu hal yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad, maka tidak mengherankan jika ayat Innã Fatahnã menjadi ayat yang istimewa dan layak untuk menjadi pembuka untuk banyak shalawat.
Innã Fatahnã dalam Maulid Dhiyãul Lãmi’
Ketika Mursyid kami Abah Guru Sekumpul membacakan Maulid di mana ayat Innã fatahnã laka fathan mubînã berada di dalamnya :
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ۞
A’ûdzu billâhi minasy-syaithãnir rajîm
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۞
Bismillâhir rahmânir rahîm
اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ۞
Innâ fatahnâ laka fat-han mubînâ
“Sesungguhnya Kami telah membentangkan bagimu (Wahai Muhammad) kemenangan yang gemilang”
لِيَغْفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ۞
Liyaghfira lakallâhu mâ taqaddama min dzanbika wa mâ ta-akhkhar
“agar Dia (Allah) mengampuni dosa dosamu yang terdahulu dan yang akan datang”
وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا ۞
Wa yutimma ni’matahu ‘alaika wa yahdiyaka shirãthan mustaqîmâ
“Dan menyempurnakan ni’matnya atasmu (Wahai Muhammad) dan Dia (Allah) memberimu petunjuk ke jalan yang lurus,”
وَ يَنْصُرَكَ اللّٰهُ نَصْرًا عَزِيْزًا ۞
Wa yanshurakallàhu nashran ‘azìzã
“Dan Allâh akan memberikan pertolongan kepadamu dengan pertolongan yang mulia”
لَقَدْ جَآءَکُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِکُمْ ۞
Laqad jâ-akum rasûlun min anfusikum
“Sesungguhnya telah datang kepadamu utusan dari golonganmu,”
عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْکُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ ۞
‘Azîzun ‘alaihi mâ ‘anittum harîshun ‘alaikum bil mu’minîna ra-ûfur rahîm
“Sangat berat baginya apa apa yang menimpa kalian, dan sangat menjaga kalian (dari kemurkaan Allah dan neraka), dan ia sangat berlemah lembut dan berkasih sayang atas orang orang mu’min”
فَإِنْ تَوَلَّوْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ ۞
Fa-in tawallau faqul hasbiyallâh
“Maka jika mereka ingkar maka katakanlah: Cukuplah pertolongan Allah bagiku”
لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَکَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۞
Lâ ilâha illâ Huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adzhîm
“Tiada Tuhan selain DIA, dan kepada Nya aku berserah diri dan Dia adalah pemilik Arsy yang agung.”
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَی النَّبِیّ ۞
Innallâha wa malâ-ikatahu yushallûna ‘alan Nabiyy
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat atas Nabi (SAW)”
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۞
Yâ ayyuhalladzîna ãmanû shallû ‘alaihi wa sallimû taslîmâ
“Wahai orang orang yang beriman, bershalawatlah padanya dan berilah salam kepadanya dengan sebaik baik salam sejahtera.”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَی آلِهِ ۞
Allâhumma shalli wa sallim wa bârik ‘alaihi wa ‘alâ âlih
“Yâ Allâh limpahkanlah sholawat dan keberkahan padanya dan pada keluarganya”
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا ۞
Alhamdulillâhilladzî hadânâ
“Segala puji bagi Allâh yang telah memberi kita petunjuk,”
بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا ۞
Bi’abdihil mukhtâri man da’ânâ
“Melalui hamba-Nya yang terpilih (SAW) yang telah menyeru kami”
إِلَيْهِ بِالْإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا ۞
Ilaihi bil idzni wa qad nâdânâ
“Kepada Nya dengan izin Nya, dan sungguh beliau telah menyeru kami”
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا ۞
Labbaika yâ man dallanâ wa hadânâ
“Kami datang kepadamu wahai yang telah menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu Wahai Nabi SAW), dan yang telah menyeru kami dengan lemah lembut dan bahasa indah,”
صَلَّی عَلَيْكَ اللّٰهُ بَارِئُكَ الَّذِیْ ۞
Shallâ ‘alaikallâhu bâri-ukalladzî
“Limpahan shalawat padamu dari Allah yang telah menciptakanmu,”
بِكَ يَا مُشَفَّعُ خَصَّنَا وَحَبَانَا ۞
Bika yâ musyaffa’u khashshanâ wa habânâ
“Yang denganmu wahai pembawa syafaat, telah membuat kami terpilih dan terkasihi,”
مَعَ آلِكَ الْأَطْهَارِ مَعْدِنِ سِرِّكَ ۞
Ma’a ãlikal ath-hâri ma’dini sirrika
“Juga kepada keluargamu yang suci, sebagai sumber sumber rahasiamu..”
الْأَسْمَی فَهُمْ سُفُنُ النَّجَاةِ حِمَانَا ۞
Al-asmâ fahum sufunun-najâti himânâ
“Yang tinggi, maka merekalah Bahtera penyelamat yang membentengi kami,”
وَعَلَی صَحَابَتِكَ الْکِرَامِ حُمَاةِ دِيْنِكَ ۞
Wa ‘alã shahãbatikal kirãmi humãti dînika
“Dan kepada para sahabatmu yang mulia, yang menjadi dinding penyelamat bagi ajaranmu..”
أَصْبَحُوْا لِوَلَائِهِ عُنْوَانَا ۞
Ashbahû liwalã-ihi ‘unwãnã
“dan figur panutan bagi Pencintanya (SAW)”
وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِصِدْقٍ مَا حَدَی ۞
Wattãbi’îna lahum bishidqin mã hadã
“Juga terhadap para Tabi’in setelah mereka, yang mengikuti mereka dengan jujur dan bersungguh sungguh”
حَادِي الْمَوَدَّةِ هَيَّجَ الْأَشْجَانَا ۞
Hãdîl mawaddati hayyajal asyjãnã
“Sebanyak puji pujian Kerinduan yang merobohkan kesedihan,”
وَاللّٰهِ مَا ذُکِرَ الْحَبِيْبُ لَدَی الْمُحِبِّ ۞
Wallãhi mã dzukiral habîbu ladal muhibbi
“Demi Allah, tidaklah diperdengarkan Nama Sang kekasih (SAW) pada orang yang mencintainya..”
إِلَّا وَأَضْحَی وَالِهًا نَشْوَانَا ۞
Illã wa adlhã wãlihan nasywãnã
“Maka akan tersentak gembira dan hilanglah segala kesusahan,”
أَيْنَ الْمُحِبُّوْنَ الَّذِيْنَ عَلَيْهِمُ ۞
Ainal muhibbûnalladzîna ‘alaihimu
“Di manakah para pecinta, yang mereka itu”
بَذْلُ النُّفُوْسِ مَعَ النَّفَائِسِ هَانَا ۞
Badzlun-nufûsi ma’an-nafã-isi hãnã
“yang mereka itu rela berkorban dengan nyawa dan meremehkan hal hal yang berharga (yang bersifat duniawi)”
لَا یَسْمَعُوْنَ بِذِکْرِ طَهَ الْمُصْطَفَى ۞
Lã yasma’ûna bidzikri Thãhal Mushthafã
“Tidaklah mereka mendengar sebutan Nama Thãha Al-Mushthafa (SAW),”
إِلَّا بِهِ انْتَعَثُوْا وَأَذْهَبَ رَانَا ۞
Illã bihi-nta’atsû wa adzhaba rãnã
“Maka bangkitlah semangat dan hilanglah segala kegundahan hati,”
فَاهْتَاجَتِ الْأَرْوَاحُ تَشْتَاقُ اللِّقَا ۞
Fahtãjatil arwãhu tasytâqulliqã
“Maka bergetarlah ruh-ruh merindukan perjumpaan,”
وَتَحِنُّ تَسْأَلُ رَبَّهَا الرِّضْوَانَا ۞
Wa tahinnu tas-alu rãbbahãr-ridlwãnã
“dan merintih memohon Keridhoan dari Tuhan nya,”
حَالُ الْمُحِبِّيْنَ كَذَا فَاسْمَعْ إِلَی ۞
Hãlul muhibbîna kadzã fasma’ ilã
“Begitulah keadaan para pecinta maka dengarlah..”
سِيَرِ الْمُشَفَّعِ وَارْهِفِ الْآذَانَا ۞
Siyaril musyaffa’i warhifil ãdzãnã
“..perjalanan hidup Sang pembawa syafa’at dan konsentrasikanlah pendengaran,”
وَانْصِتْ إِلَی أَوْصَافِ طَهَ الْمُجْتَبَی ۞
Wanshit ilã awshãfi Thãhal mujtabã
“Maka simaklah akan sifat-sifat Thãha (SAW), Imam yang terpilih,”
وَاحْضِرْ لِقَلْبِكَ يَمْتَلِیءْ وِجْدَانَا ۞
Wahdlir liqalbika yamtali, wijdãnã
“Dan hadirkanlah hatimu, niscaya terpenuhilah hatimu dengan kerinduan padanya (SAW),”
يَا رَبَّنَا صَلِّ وَسَلِّمْ دَآئِمًا عَلَی حَبِيْبِكَ مَنْ إِلَيْكَ دَعَانَا ۞
Yã Rabbanã shalli wa sallim dã-iman ‘alã habîbika man ilaika da’ãnã
“Wahai Tuhan kami, limpahkanlah shalawat dan salam sejahtera Selamanya.. Kepada kekasihMu yang telah menyeru kami kepadaMu.”
_____________
* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita