Home / Relaksasi / Renungan / Ketika Guruku Dituduh Mencuri

Ketika Guruku Dituduh Mencuri

Oleh: H. Derajat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalihi ma’at tasliimi wabihii nasta’iinu fii tahshiilil ‘inaayatil ‘aammati wal-hidaayatit taammah, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

“Semoga Allah merahmati kita semua, mengampuni dosa kita dan semoga Dia (Allah) memberi limpahan rizki dan ilmu yang bermanfaat kepada kita. Aamiin.”

Disebutkan ada seorang jama’ah haji yang ketiduran di Madinah. Dalam keadaan antara sadar dan tidak, ia terkejut dengan bayangan hitam yang berkelebat. Bayangan itu seperti mencuri sesuatu miliknya. Sontak laki-laki itu langsung terjaga dari tidurnya. Ia kemudian keluar dan dilihatnya Syeikh Ja’far Shodiq. Tanpa bertanya terlebih dahulu, orang tersebut langsung menuduh Syeikh Ja’far Shodiq adalah orang yang mencuri kantong uangnya tadi. Alasannya adalah Syeikh Ja’far Shodiq adalah orang yang pertama kali dilihatnya.

“Engkau adalah orang yang mencuri kantongku,” bentaknya.

“Apa isi kantongmu?” tanya Syeikh Ja’far Shodiq.

“Uang seribu dinar,” katanya.

Lalu Syeikh Ja’far Shodiq pulang ke rumah. Diambilnya uang seribu dinar dan kemudian diberikan kepada lelaki itu. Maka kemudian lelaki tersebut pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, betapa kagetnya. Ternyata di rumah kantong berikut uang yang disangkanya dicuri masih ada. Ia kemudian menyesal telah menuduh seseorang mencurinya. Lelaki itu tidak mengenal siapa yang dituduhnya itu. Makanya dengan tekad bulat lelaki itu kembali ke Madinah. Ia bermaksud mengembalikan uang tersebut dan minta maaf.

Maka iapun kemudian bertemu dengan Syeikh Ja’far Shodiq dan mengembalikan uangnya. Namun ulama besar itu menolak dan berkata, “Sesuatu yang telah saya keluarkan tidak mungkin saya minta atau tarik kembali.”

Jawaban tersebut membuat lelaki itu lebih merasa tidak enak. Kemudian ia merasa curiga dan bertanya kepada seseorang, “siapakah lelaki itu?”

“Ia adalah Syeikh Ja’far Shodiq,” jawabnya

Kuakhiri kisah ini dengan mengijazahkan kepada kalian dengan do’a dari Guruku ini :

Do’a Imam Ja’far as-Shodiq as. di pagi dan sore hari:

اَللّٰهُمَّ اجْـعَـلْ لِيْ سَهْمًا وَافِرًا فِيْ كُلِّ حَسَنَةٍ أَنْزَلْتَهَا مِنَ السَّمَاءِ إِلَى اْلارْضِ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ كُلِّ مُـصِـيْـبَـةٍ أَنْزَلْتَهَا مِنَ السَّمَاءِ إِلَى اْلأرْضِ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ، وَعَافِنِيْ مِنْ طَلَبِ مَالَمْ تُقَدِّرْ لِيْ مِنْ رِزْقٍ، وَمَا قَدَّرْتَ لِيْ مِنْ رِزْقٍ فَسُقْهُ إِلَيَّ فِيْ يُسْرٍ مِنْكَ وَعَافِيَةٍ

Allaahummaj’al lii sahman waafiran fii kulli hasanatin anzaltahaa minas samaa-i ilal ardhi fii haadzal yaum, washrif ‘annii kulla mushiibatin anzaltahaa minas samaa-i ilal ardhi fii haadzal yaum, wa ‘aafinii min thalabin maa lam tuqaddir lii min rizqin wa maa qaddarta lii min rizqin fasuq-hu ilayya fii yusrin minka wa ‘aafiyah.

“Ya Allah, luaskanlah andilku dalam setiap kebaikan yang Engkau turunkan dari langit ke bumi pada hari ini, cukupkanlah aku dari musibah yang telah Engkau turunkan dari langit ke bumi pada hari ini, cukupkanlah aku dari rezeki yang tidak Engkau takdirkan atasku, sedangkan rezeki yang Engkau takdirkan atasku kirimkanlah kepadaku dengan mudah dan baik.”

(Do’a tersebut dijadikan wiridan dan dibaca sebanyak 3x)

Source: al-‘Amali, Syekh at-Thusi, j.1, h.308

About admin

Check Also

Wirid Sakran

“Thariqah Ba’alawiy sudah biasa mengamalkan di dalam kehidupan sehari-hari”. Oleh: H. Derajat Asysyathari* بِسْمِ اللّٰهِ ...