Home / Agama / Kajian / Ketajaman Firasat Orang Mu’min

Ketajaman Firasat Orang Mu’min

Oleh: Admin

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn”.

Pernahkah kalian merasakan sebuah rasa yang membuat diri kita tak sadar akan suatu hal yang akan kita jalani, kadang kita berfikir untuk menjauhi sesuatu yang tidak kita sukai namun kita tetap menjalankannya dengan baik. Sampai pada akhirnya kejadian apapun banyak terjadi dalam diri kita. Jika pernah merasakannya itulah yang dinamakan “Firasat”.

Dari yang baik maupun buruk terkadang tergambar dalam pemikiran alam bawah sadar kita. Mungkin kebanyakan dari diri kita mengabaikan sesuatu tersebut, kita hanya mementingkan dalam keinginan diri kita padahal belum tentu itu baik untuk diri kita.

Bahkan sudah tertera dalam beberapa hadits mengenai firasat,

اِتَّقُوْا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُوْرِ اللّٰهِ

“Hati- hatilah dengan firasat orang yang beriman, karena dia melihat dengan cahaya Allah“. (HR. Tirmidzi dengan sanad lemah, dalam Al-Sunan, Kitab Tafsir, Bab: Tafsir Surat Al-Hijr (Hadits 3127).

Tak hanya itu, dalam Al-Qur’an pun juga tertulis pengertian tentang firasat yaitu,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِيْنَ ۞

Sesungguhnya pada peristiwa itu terdapat tanda- tanda bagi orang-orang yang “Al-Mutawassimin“. (QS. Al Hijr [15]: 75).

Al-Mutawasimin menurut pengertian ulama adalah orang-orang yang mempunyai firasat, yaitu mereka yang mampu mengetahui suatu hal dengan mempelajari tanda-tandanya. Sebagaimana firman Allah:

وَلَوْ نَشَاءُ لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيمَاهُمْ ۚ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ ۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ ۞

“Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.“ (QS. Muhammad [47]: 30).

Allah juga berfirman :

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللّٰهَ بِهِ عَلِيمٌ ۞

(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.“ (QS Al-Baqarah [2]: 273).

Walaupun hadits di atas sanadya lemah, namun makna dan artinya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Banyak hal yang membuktikan bahwa orang yang beriman mampu memandang sesuatu dengan tepat dan akurat. Karena Allah memberikan kekuatan kepada orang yang beriman kepada-Nya, yang mana hal itu tidak diberikan kepada orang lain.

Kekuatan yang diberikan Allah tersebut, tidak hanya terbatas kepada cara memandang, melihat, memutuskan suatu perkara ataupun mencarikan jalan keluar. Akan tetapi, kekuatan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan ini. Orang yang beriman mempunyai kelebihan kekuatan dalam bersabar menghadapi ujian dan cobaan, karena dia yakin bahwa hanya Allah-lah yang mampu menyelamatkan dan memberikan jalan keluar dari ujian tersebut, sekaligus berharap dari ujian tersebut, bahwa dia akan mendapatkan pahala di sisi-Nya dan akan menambah ketinggian derajatnya di akhirat kelak. Apalagi tatkala dia mendengar hadits, dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallãhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللّٰهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al-Albani).

Berikut ini saya akan memberikan contoh tentang 2 macam firasat yang seringkali kita hadapkan dalam dunia ini.

Firasat baik, ketika kita melihat seseorang di sekitar kita berpenampilan seperti halnya preman, namun seseorang lain bilang pada diri kita tentang diri pria yang berpenampilan seperti preman tersebut agar kita hati-hati dan waspada, padahal kita menganggap dia adalah orang baik. Ternyata ada sebuah pembuktian bahwa pria itu benar-benar adalah pria baik. Hanya penampilannya saja yang membuat ia dijuluki sebagai preman.

Untuk firasat buruk sendiri adalah, ketika kita menjual beli barang online yang belum kita ketahui. Namun sang penjual tetap menawarkan segala macam agar kita tetap membeli pada dirinya, namun dalam diri kita berfikir orang itu adalah penipu. Dia hanya memanfaatkan kita saja agar kita beli barang yang ia jual. Ketika kita tergiur dalam perangkap dan membeli barang tersebut ternyata sang penjual menghilang entah kemana. Sedangkan uang yang kita berikan padanya untuk membeli barang tersebut dibawa kabur olehnya.

begitulah singkat arti firasat dalam diri kita, namun kita tidak bisa mengelak suatu firasat. Barangkali di setiap firasat ada kebaikan untuk diri kita selama kita hidup di dunia.

Ada baiknya kita memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik agar suatu firasat yang baik selalu datang pada diri kita.

Wallãhu A’lamu bish-Shawãb

 

 

About admin

Check Also

Mintalah Allah dan Tidak Meminta MakhlukNya

“Bila meminta masuk surga dan terhindar dari neraka maka berarti kita masih meminta makhluk ciptaanNya” ...