Home / Relaksasi / Renungan / Kecemburuan Istri Khalifah
(tirto.id/Sabit)

Kecemburuan Istri Khalifah

Oleh: H. Derajat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.

Ini kisah seorang istri khalifah yang cemburu dan marah atas saran Khalid kepada Sang Khalifah yaitu suaminya. Dalam kisah ini tercermin sifat dasar seorang perempuan (istri) yang hampir umum terjadi dimanapun di belahan dunia.

Suatu hari seorang penulis terkenal bernama Khalid bin Safwan mendatangi Khalifah Abu Abbas as Safah. Pertemuan ini memang ditunggu-tunggu oleh sang penulis. Mereka berdua kemudian berbicara panjang lebar, hingga akhirnya Khalid memberikan saran pada rajanya. “Sudah sekian lama paduka menjadi Khalifah, saya menunggu kesempatan seperti ini. Saya akan menyampaikan sesuatu,” kata Khalid.

“Sampaikanlah keperluanmu itu,” kata khalifah. Kemudian Khalid berkata, ”Begini tuanku, sebagai seorang Khalifah, paduka hanya beristri satu. Padahal paduka bisa mempunyai dua istri atau lebih. Paduka tinggal pilih saja,” rayu Khalid dengan berbagai argumentasinya.

Mendengar saran Khalid, tampaknya Khalifah Abu Abbas tergoda juga. Setelah Khalid pergi, khalifah tampak tercenung dan memikirkan saran tersebut. Namun di tengah lamunannya, tiba –tiba istrinya yang bernama Ummu Salamah datang. Melihat suaminya melamun dan tidak bersemangat, ia curiga. Jangan-jangan ada yang mengganggu pikirannya.

“Ada apa paduka sehingga paduka terlihat lain dari biasanya,” tanya sang istri dengan penuh selidik.

Pertanyaan tersebut menjadikan khalifah kaget. Kemudian bercerita tentang saran Khalid bin Safwan. Istrinya mendengarkan dengan seksama, dan berkata, “lalu apa komentarmu tentang ucapan orang yang kurang ajar itu.”

“Ia telah memberikan saran yang baik dan aku senang dengan ucapannya itu,” ucap khalifah. Tentu saja jawaban tersebut membuat Ummu Salamah naik pitam. Ia kemudian menyuruh prajurit mendatangi Safwan dan diharuskan menghajarnya.

Sementara itu di rumahnya Safwan sedang asyik duduk dan merasa khalifah sangat kagum dengan sarannya itu. Ia berharap hadiah akan datang dari khalifah. Kemudian tampaklah rombongan prajurit utusan Ummu Salamah datang. Khalid tampak girang. “Ini pasti hadiah yang datang dari khalifah,” perkiraan Khalid dalam hati.

Setelah mendekat, Khalid curiga. Prajurit-prajurit itu tidak membawa apa-apa. Bahkan wajahnya tampak garang. Buru-buru Khalid masuk ke rumahnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Akhirnya pintupun di ditabrak. Khalid ditangkap dan dibawa ke hadapan khalifah.

“Hai Khalid beberapa hari aku tidak melihatmu,” kata Khalifah

Ditanya seperti itu Khalid diam saja. Namun matanya melihat sesuatu yang bergerak di balik pintu. Ia yakin pasti ada orang yang sedang mendengarkan pembicaraannya itu. Suasana hening, hingga khalifah kemudian berkata, “Saran yang engkau sampaikan padaku tempo hari itu sangat menyenangkan. Aku ingin mendengar kembali saran itu.”

“Baiklah baginda, aku beritahu padamu bahwa kebiasaan orang Arab itu hanya beristerikan satu orang saja, kecuali sengaja mau bikin susah,” kata Khalid.

Mendengar perkataan Khalid, khalifah berkata, “Perkataan itu bukan yang kamu omongkan kemarin.”

“Beristri lebih dari satu hanya mendatangkan masalah saja,” Kata Khalid.

“Jadi kamu membohongiku,” kata khalifah.

“Istrimu ingin membunuhku, wahai khalifah,” kata Khalid dengan nada terbata-bata.

Kemudian dari balik tirai terdengar suara cekikikan. Khalid yakin bahwa itu adalah Ummu Salamah istri khalifah. Kemudian ia berkata, “Aku beritahukan kepadamu wahai khalifah. Sesungguhnya engkau sudah beristrikan wanita cantik dan setia. Jadi tidak seharusnya baginda menginginkan perempuan lain.”

“Bagus,” kata wanita yang ada di balik tabir.

Jawaban itu membuat Khalid merasa nyaman. Ia selamat dari lubang jarum. Seketika itu pula, betapa kagetnya Khalid karena Ummu Salamah telah menunggu dan membagikan tiga lemari berisi pakaian yang bagus-bagus dan uang sebesar 5000 dirham.

Silahkan para pembaca artikel ini membuat kesimpulan tentunya dengan mempertimbangkan hadits berikut ini :

Bagi seorang suami,

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، اِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ. احمد و مسلم

Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang mukmin membenci (istrinya) yang mukminah, (sebab) jika ia tidak menyukai sebagian perangainya, maka ia akan menyukai perangainya yang lain” [HR. Ahmad dan Muslim]

Juga hadits berikut ini :

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلاَهْلِهِ، وَ اَنَا خَيْرُكُمْ ِلاَهْلِى. الترمذى و صححه

Dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang diantara kalian ialah orang yang paling baik terhadap istrinya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap istriku”. [HR. Tirmidzi)

Hadits berikut juga harus menjadi pertimbangan bagi seorang istri :

عَنْ اُمّ سَلَمَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَ زَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ اْلجَنَّةَ. ابن ماجه و الترمذى و قال حديث حسن غريب

Dari Umu Salamah RA, bahwa sesungguhnya NabiSAW bersabda, “Siapa saja wanita yang meninggal dunia sedang suaminya ridla terhadapnya maka ia masuk surga. dunia”. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ اِلَى فِرَاشِهِ فَاَبَتْ اَنْ تَجِيْءَ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا اْلمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ. متفق عليه

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu istrinya itu menolak, kemudian si suami tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai subuh.” [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا اَحَدًا اَنْ يَسْجُدَ ِلاَحَدٍ َلاَمَرْتُ اْلمَرْأَةَ اَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا. الترمذى و قال: حديث حسن غريب

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sekiranya aku (boleh) menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang, tentu aku suruh istri untuk sujud kepada suaminya.” [HR.Tirmidzi]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ اَنْ تَصُوْمَ وَ زَوْجُهَا شَاهِدٌ اِلاَّ بِاِذْنِهِ. متفق عليه

Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh wanita berpuasa sedang suaminya berada di rumah melainkan dengan izinnya”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].

About admin

Check Also

Makna Bashirah dan Tingkatannya

“Syaikh Ahmad ibn ‘Athaillah Assakandary dalam al-Hikamnya membagi bashîrah dalam tiga tingkatan; Syu’ãul bashîrah, ‘Ainul bashîrah ...