“Mengasihi umat adalah adalah kewajiban hidup manusia, dan suatu peribadatan tertinggi”.
Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Saudaraku terkasih, sungguh karena engkaulah maka Allah melimpahkan kebahagiaan kepadaku, dan Dia melimpahkan rizki yang tak mampu aku sukuri kecuali sangat sedikit saking berlimpahnya kenikmatan itu.
Ijinkan aku mengingatkan mu bahwa dalam hadits Qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman;
إِنْ تُحِبُّوْنَ رَحْمَتِيْ فَارْحَمُوْا خَلْقِيْ
”Jika kalian menginginkan kasih-Ku, maka sayangilah makhluk-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Kasih sayang-Ku pasti Ku-berikan kepada mereka yang saling berkasih sayang di jalan-Ku, saling berkumpul memenuhi panggilan-Ku, saling memberi pada jalan-Ku dan saling berziarah berkunjung karena aku.” (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Mu’adz)
Junjungan mulia Rasulullah SAW bersabda;
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
”Orang-orang yang penyayang disayang oleh Yang Maha Penyayang Tabaraka wa Ta’ala. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Dalam Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, I, h. 455 dari Ibn Rajab al-Hanbali, bahwa Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Sa’id al-Muqbiri bahwa seseorang menemui Isa ibn Maryam a.s lalu bertanya;
”Wahai pengajar kebaikan, apakah cara yang bisa membuatku bertaqwa kepada Tuhan sebagaimana Dia kehendaki?”
“Mulailah dari cara yang mudah: cintailah Tuhan dengan segenap hatimu, berusahalah berbuat baik sekuat tenaga, dan sayangilah anak manusia sebagaimana kau sayangi dirimu.” Jawab Nabi Isa a.s.
“Siapakah anak manusia yang kau maksud, wahai pengajar kebaikan?” tanya orang itu.
Sang Nabi menjawab, ”Semua anak cucu Adam. Apa yang tidak kau senangi menimpa dirimu, jangan kau timpakan kepada mereka! Dengan begitu, engkau dianggap sudah bertakwa kepada Allah sebagaimana mestinya.”
Kuakhiri dengan doa yang semoga Allah selalu menyayangimu di dunia maupun akhirat. Aamiin.
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِيْ يُبَلِّغُنِيْ حُبَّكَ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
Allahumma inniy as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalal ladziy yuballiguniy hubbaka, allahummaj’al hubbaka ahabba ilayya min nafsiy wa ahliy wa minal maail baaridi.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku serta air dingin”.