Terdapat sebuah kaidah dalam tradisi orang Arab yang berbunyi:
ڪَثْرَةُ الْأَسْمَآءِ تَدُلُّ عَلَى شَرَفِ الْمُسَمَّى
“Banyaknya nama, menunjukkan mulianya pemilik nama-nama tersebut”
Imam An Nawawi dalam Tadzhibul Asma’ berkata:
“Ketahuilah bahwa banyaknya nama menunjukkan agungnya si pemilik nama-nama tersebut. Hal tersebut sebagaimana Allah memiliki banyak nama dan Rasulullah juga memiliki banyak nama”.
Di dalam Islam terdapat beberapa hal yang mulia yang memiliki banyak nama, yang nama-nama tersebut memang diberikan oleh Allah dan Rasulnya. Selain nama Allah dan Nabi sebagaimana disebutkan oleh Imam An-Nawawi di atas, juga terdapat nama-nama seperti Al-Quran, Al-Fatihah, ibadah shalat, dan hari kiamat yang memiliki banyak nama yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
Tujuan utama dari mengetahui nama-nama lain tersebut adalah agar kita lebih kenal dengan pemilik nama. Dengan kita semakin kenal, maka rasa cinta akan semakin besar pula. Sebagaimana pepatah Arab: seseorang akan menjadi musuh bagi apa yang ia tidak kenali. Atau dalam pepatah Indonesia: tak kenal maka tak sayang. Berikut nama-nama nabi Muhammad Rasulullah SAW :
Nama-Nama yang Disebutkan Secara Jelas Dalam Nash
- Muhammad
Nama Muhammad adalah nama beliau yang paling utama dan yang paling terkenal. Allah menyebut nama ini di dalam empat tempat di dalam Al-Qur’an. Yaitu dalam ayat-ayat berikut:
Surat Ali Imran ayat 144:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
“Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul yang sudah didahului oleh beberapa orang Rasul sebelumnya.”
Surat Al-Ahzab ayat 40:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi”
Surat Muhammad ayat 2:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh serta beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad yang itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka dan memperbaiki keadaan mereka.”
Surat Al-Fath ayat 29:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir dan bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama mereka.”
- Ahmad
Nama Ahmad hanya disebutkan sekali oleh Allah di dalam Al-Quran, yaitu dalam surat As-Shaf ayat 6:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad“.
- Al-Maahi, al-Hasyir dan al-‘Aqib
Nama beliau Al-Maahi, al-Hasyir dan al-‘Aqib disebutkan sendiri oleh beliau dalam sebuah hadits:
إِنَّ لِي أَسْمَاءً : أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ ، وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ أَحَدٌ
“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al-Mahi karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al-Hasyir karena manusia dikumpulkan di atas kakiku; dan aku adalah Al-‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (HR Bukhori 2354 dan Muslim 4896).
- Al-Muqaffaa, Nabiyyu al-Rahmah, dan Nabiyyu at-Taubah
Tiga nama ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy’ari:
ڪَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ يُسَمِّي لَنَا أَسْمَآءً ، فَقَالَ : أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَحْمَدُ ، وَالْمُقَفِّي ، وَالْحَاشِرُ ، وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ ، وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: ‘Aku Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi, Al-Hasyir, Nabiyyur-Rahmah, Nabiyyut-Taubah‘” (HR. Muslim 2355).
Beliau bernama al-Muqaffi karena inti ajaran yang beliau sampaikan sama dengan ajaran para Rasul sebelumnya yang mengajarkan tauhid dan memperingatkan kesyirikan. Sedangkan makna Nabiyut-Taubah dan Nabiyur-Rahmah dijelaskan oleh Imam An Nawawi adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah membukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun bertaubat dengan taubat yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah orang yang paling banyak istighfarnya.
- Al-Mutawakkil
Nama Al-Mutawakkil terdapat dalam sebuah hadits:
عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّوْرَاةِ قَالَ أَجَلْ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِبَعْضِ صِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي سَمَّيْتُكَ المتَوَكِّلَ لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ وَلَا سَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Dari Atha’ bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, lalu aku berkata, ”kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam Taurat!’ Dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam Alquran, (yaitu), ’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku. Namamu Al Mutawakkil, bukan keras dan bukan pula kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan agama yang telah bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. (HR Bukhari)
- Abu al-Qasim
Nama Abu al-Qasim adalah nama kun-yah beliau. Sebagaimana beliau pernah bersabda:
سَمُّوْا بِاسْمِيْ وَلَا تَكَنَّوْا بِكُنْيَتِيْ ، فَإِنِّي أَنَا أَبُو الْقَاسِمِ
“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan ber-kun-yah dengan kun-yah-ku. Kun-yah-ku adalah Abul Qasim” (HR. Bukhari 3114, Muslim 2133)
Nama yang Merupakan Deskripsi Sifat Beliau
Selain nama-nama yang disebutkan secara jelas dan tegas di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, ada juga nama yang pada hakikatnya adalah deskripsi sifat yang melekat pada beliau yang juga disebutkan di dalam banyak tempat pada Al-Quran dan Al-Hadits, seperti:
- Al-Syahiid, Al-Mubasysyir, Al-Nadziir, Al-Daa’i, Siraaju al-Munir
Keempat sifat tersebut terdapat dalam surat Al-Ahzab 45-46, dimana Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا . وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
“Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi (Al-Syahid), pembawa kabar gembira (Al-Mubassyir), dan pemberi peringatan (Al-Nadziir). Dan juga sebagai penyeru (Al-Daa’i) kepada agama Allah dengan izinnya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Siraaju al-Munir)”
- Khotamu al-Nabiyyin
Sebagaimana dalam surat Al-Ahzab ayat 40 yang telah disampaikan di atas:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan khotamu al-Nabiyyin (penutup para Nabi)”
Berapa Sebenarnya Jumlah Nama Beliau?
Sebagian ulama ada yang menghitung jumlah nama Nabi dan menjadikannya berjumlah sama dengan asmaul husna yang berjumlah 99. Dan sebagian lagi ada yang menjadikannya 70 nama dari nama-nama Allah. Bahkan Al- Jazuli telah menghitung dalam kitabnya Dalailu al-Khairaat (bahwa jumlah nama Nabi) 200 nama. Dan dilanjutkan oleh Ibnu Dahiyyah dalam kitabnya Al-Mustawfaa fii Asmail Mustofa menjadi sekitar 300 nama. Bahkan sebagian orang Sufi sampai menyebutkan jumlah nama Nabi sebanyak 1000. Orang-orang Sufi tersebut berkata: “Allah memiliki 1000 nama dan Rasulullah juga memeiliki 1000 nama”.
Jika ingin mengetahui nama dan sifat Nabi yang lain yang memang berasal dari Al Quran dan Hadits, silakan rujuk ke kitab-kitab karya ulama Ahlus Sunnah. Ada lebih dari 40 karya karya ulama Ahlus Sunnah yang merinci nama dan sifat beliau yang memang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits, seperti al-Qodhi ‘Iyadh yang menulis As Syifa bi Ta’rifi Huquqil Mustofa, atau Al Hafizh Ibnu Asakir yang menulis bab khusus dalam bukunya Tarikh Dimasyq tentang pembahasan ini.
Selain itu, terdapat pula berbagai gelar baginda Nabi Muhammad SAW yang diambil dari kitab Afdhal ash-Shalawat ‘ala Sayyid as-Saadat, susunan Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, terbitan Dar al-Kutub al-Islamiyah (2004). Diantaranya:
- Shaahibul Maqaam : Pemilik Kedudukan.
- Shaahibul Wasiilah : Pemilik Wasilah.
- Shaahibul Qadam : Pemilik Keutamaan.
- Shaahibussayf : Pemegang Pedang.
- Makhshuushun Bil’izz : Yang Teristimewa Kemuliaannya.
- Shaahibul Fadhiilah : Pemilik Keutamaan.
- Makhshuushun Bilmajd : Yang Teristimewa Keagungannya.
- Shaahibul Izaar : Yang Mengenakan Sarung.
- Shaahibul Hujjah : Pemilik Hujjah.
- Shaahibul Maghfar : Yang Menjadi Sebab Ampunan.
- Shaahibussulthaan : Pemilik Singgasana.
- Shaahibul-Liwaa’ : Pemilik Bendera.
- Shaahiburridaa’ : Pemilik Sorban.
- Shaahibul Mi’raaj : Pelaku Mi’raj.
- Shaahibud Darajatirrafi’ah : Pemilik Derajat Yang Tinggi.
- Shaahibul Qadhiib : Pemilik Tongkat.
- Shaahibuttaaj : Pemilik Mahkota.
- Shaahibul Buraaq : Yang Memiliki Buraq.
- Shaahibul Khaatam : Pemilik Cincin.
- Muthahhirul Janaan : Yang Menyucikan Hati.
- Shaahibul ‘Alaamah : Pemilik Tanda.
- Ra’uuf : Yang Berbelas Kasih.
- Rahiim : Penyayang.
- Shaahibul Burhaan : Pemilik Argumentasi.
- Shaahihul Islaam : Yang Benar Islamnya.
- Shaahibul Bayaan : Pemilik Keterangan.
- Sayyidul Kaunain : Penghulu Dua Negeri.
- Fashiihul Lisaan : Yang Fasih Lisannya.
- ‘Ainunna’iim : Sumber Kenikmatan.
- Udzunul Khair : Telinga Kebaikan.
- ‘Alamul Hudaa : Tanda-Tanda Petunjuk.
- ‘Ainul Ghurr : Sumber Cahaya.
- Kaasyiful Kurab : Penghapus Duka.
- Raafi’ur Rutab : Pengangkat Derajat.
- Sa’dul Khalq : Kebahagiaan Makhluk.
- ‘Izzul ‘Arab : Kemuliaan Bangsa Arab.
- Khathiibul Umam : Pemberi Arahan Kepada Umat.
- Shaahibul Faraj : Pemilik Segala Jalan Keluar.
Nama-nama Nabi dalam Kitab Dalaailu al-Khairaat
Dalam kitab Dalaailu al-Khairat karangan Abu Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al-Jazuuli disebutkan bahwa jumlah nama gelar Nabi Muhammad SAW sebanyak 201 buah. Banyaknya nama beliau ini menandakan keistimewaan dan keagungaNya di hadapan Allah SWT dan seluruh makhlukNya.
Bagi kami banyaknya nama-nama lain dari Nabi Muhammad SAW adalah hal yang wajar, apalagi beliau adalah manusia terbaik di muka bumi ini. Dalam sepengalaman kami mempelajari Ilmu Nasab, seorang tokoh besar apalagi dia sekaliber ulama atau tokoh bangsa yang banyak dikenal orang, biasanya juga banyak memiliki nama lain apakah itu berasal dari para masyarakat, kalangan kesultanan, kaum pelajar, cendikiawan, serta tingkatan masyarakat lainnya, baik itu bersifat nama laqob atau Kunniyah.
Tidak jarang kami berapa kali menemukan satu orang tokoh memiliki lebih dari 10 nama. Kita juga bisa melihat nama-nama lain dari anggota Walisongo yang ketika datang ke Indonesia mereka justru banyak dikenal dengan nama-nama gelarnya ketimbang nama aslinya. Jadi dengan keberadaan nama Rasulullah SAW yang berjumlah 201 nama itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan.
Adapun sejarah singkat Penyusun Kitab Dalaailu al-Khairaat Sendiri adalah sebagai berikut :
Adapun nasab beliau adalah sebagai berikut : Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman bin Abdurrohman bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Ya’la bin Yakhluf bin Musa bin ‘Ali bin Yusuf bin Isa bin Abdulloh bin Jundur bin Abdurrohman bin Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin Isma’il bin Ja’far bin Abdulloh bin Hasan Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abu Tholib KWA.
Beliau dilahirkan di Jazulah yaltu di sebuah kabilah dan Barbar di pantai negeri Maghrib (Maroko) Afrika. Beliau belajar di Fes yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Mesir. Jarak antara Fes dan Mesir kira-kira 36 derajat 17 daqiqoh atau sekitar 4064 km. Dikota Fes beliau belajar hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian beliau mengarang kitab “Dalail al Khoirat”.
Beliau wafat waktu melaksanakan shalat subuh pada sujud yang pertama (atau pada sujud yang kedua menurut satu riwayat) tanggal 16 Rabi’ul Awwal 870 H. Beliau dimakamkan setelah waktu sholat dhuhur pada hari itu juga di tengah masjid yang beliau bangun.
Perlu diketahui sampai saat ini daerah Magribi atau yang saat ini disebut Maroko banyak terdapat keturunan Sayyidina Hasan dan juga sebagian lagi keturunan dari Sayyidina Husein, bahkan beberapa leluhur Walisongo seperti Sayyid Muhammad Al-Magribi (penyusun kitab Kanzun Hum) bin Husein Jamaluddin lahir dan besar di daerah ini, beberapa anggota Walisongo lain seperti Maulana Malik Ibrahim Al-Magribi juga banyak berdakwah di negeri Al-Magribi atau Maroko ini. Tidaklah mengherankan jika nama Indonesia sampai saat ini cukup dikenal oleh masyarakat Maroko karena adanya benang merah sejarah yang cukup panjang antara mereka.
Sebagai umat muslim kita boleh saja menisbatkan nama-nama gelar Nabi Muhammad SAW untuk ditujukan kepada anak-anak kita. Nama adalah doa, dan dibalik doa itu tentu ada kebaikan, yang kita berharap kebaikan itu akan tercurahkan karena adanya doa-doa melalui nama seorang Nabi yang bernama Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW.
Berikut ini kumpulan nama julukan Nabi Muhammad SAW yang telah disusun oleh Penyusun Kitab Dalaailu al-Khairaat :
- Muhammad : Yang Sangat Terpuji
- Ahmad : Yang paling agung puja dan pujinya kepada Allah
- Haamid : Yang Memuji
- Mahmuud : Yang Terpuji
- Ahiid : Yang Berbuat Adil
- Wahiid : Yang Tunggal
- Maahi : Yang Menghapus (Kekufuran)
- Haasyir : Yang Pertama dibangkitkan dari kubur dan Mengumpulkan Manusia (pada Hari Kiamat) di Padang Mahsyar
- ‘Aaqib : Yang Mengikuti, Yang Terakhir, sesudahnya tidak akan ada Nabi lagi
- Thaaha : (surah 20:1)
- Yaasin : (surah 36:1)
- Thaahir : Yang Suci
- Muthahhir : Yang Menyucikan
- Thayyib : Yang Baik
- Sayyid : Tuan (surah 3:39)
- Rasuul : Utusan (banyak terdapat di dalam Al-Quran)
- Nabiy : Penyeru (banyak terdapat di dalam Al-Quran)
- Rasuul al-Rahmah : Utusan Pembawa Rahmat
- Qayyim : Keteguhan
- Jaami’ : Yang Mengumpulkan
- Muqtafi : Yang Mengikuti (Patuh pada Perintah Allah)
- Muqaffaa : Yang Diikuti (Suri Tauladan)
- Rasuul al-Malaahim : Utusan dalam Pertempuran di Hari-hari Terakhir.
- Rasuul al-Raahah : Utusan Pembawa Ketenangan
- Kaamil : Yang Sempurna
- Ikliil : Mahkota
- Muddatstslr : Yang Berselimut
- Muzzammil : Yang Terbungkus
- Abdullaah : Hamba Allah
- Habiibullaah : Kekasih Allah
- Shafiyyullaah : Yang Tulus Kepada Allah Swt
- Najiyyullaah : Yang Bermunajat Kepada Allah
- Kaliimullaah : Yang Berkomunikasi kepada Allah
- Khatam al-Anbiya’: Penutup Para Nabi
- Khatam al-Rasuul : Penutup Para Rasul
- Muhyi : Yang Menghidupkan
- Munji : Yang Menyelamatkan
- Mudzakkir : Yang Mengingatkan
- Naashir : Penolong
- Manshuur : Yang ditolong (oleh Allah)
- Nabiyyu al-Rahmah : Nabi Pembawa Rahmat
- Nabiyyu at-Taubah : Nabi yang Menyeru kepada Taubat
- Hariishun ‘alaikum : Penuh Perhatian terhadap Kalian
- Ma’luum : Yang diketahui
- Syahiir : Yang terkenal
- Syaahid : Penyaksi
- Syahiid : Yang Bersaksi
- Masyhuud : Yang disaksikan
- Basyiir : Pemberi Kabar Baik
- Mubasysyir : Pembawa Kabar Baik
- Nadziir : Pemberi Peringatan
- Mundzir : Yang Memberi Peringatan
- Nuur : Cahaya
- Siraaj : Dian, Lampu
- Mishbaah : Pelita
- Hudaa : Sang Petunjuk
- Mahdiy : Yang Terbimbing Baik
- Muniir : Yang Menerangi
- Daa’i : Penyeru
- Mad’uw : Yang diseru (oleh Allah)
- Mujiib : Yang Menjawab (Seruan Allah)
- Mujaab : Yang Diijabah Doanya
- Hafiy : Yang Menyampaikan Permohonan
- ‘Afuw : Pemberi Maaf
- Waliy : Sahabat, Yang Menolong, Yang Berbuat Kebaikan
- Haqq : Kebenaran
- Qawiy : Yang Kuat
- Amiin : Yang Terpercaya
- Ma’muun : Yang dipercaya
- Kariim : Yang Mulia
- Mukarram : Yang dimuliakan
- Makiin : Yang Agung Kedudukannya
- Matiin : Yang Kokoh
- Mubiin : Yang Menjelaskan Perintah Allah
- Muammil : Yang Merenungkan
- Washuul : Yang Selalu Menyambungkan Silaturahmi
- Dzuu Quwwah : Yang Memiliki Kekuatan
- Dzuu Hurmah : Yang Memiliki Kehormatan
- Dzuu Mukaanah : Yang Memiliki Kedudukan Agung
- Dzuu ‘Izz : Yang Memiliki Kemuliaan
- Dzuu Fadhl : Yang Memiliki Keutamaan
- Muthaa’ : Yang Dita’ati
- Muthii’ : Yang paling Ta’at
- Qadamu Shidq : Keutamaan Kejujuran
- Rahmah : Kasih Sayang
- Busyraa : Kabar Gembira
- Ghauts : Penolong
- Ghayts : Pertolongan
- Ghiyaats : Pertolongan
- Ni’matullaah : Nikmat Allah
- Hadiyyatullaah : Hadiah Allah
- ‘Urwatun Wutsqaa : Tempat Bertahan yang Kokoh
- Shiraatullaah : Jalan Allah
- Shiraathun Mustaqiim : Jalan yang Lurus
- Dzikrullaah : Mengingat Allah
- Saifullaah : Pedang Allah
- Hizbullaah : Tentara Allah
- Al-Najmu al-Tsaaqib : Bintang yang Bersinar
- Mushthafaa : Yang Terpilih
- Mujtabaa : Yang Terpilih
- Muntaqaa : Yang Terpilih
- Ummiy : Buta huruf
- Mukhtaar : Yang Terpilih
- Ajiir : Yang Membebaskan Umat dari Api Neraka
- Jabbaar : Yang Gagah Melawan Musuh
- Abu al-Qaasim : Bapak Sayyid Qasim (putra pertama Rasulullah)
- Abu al-Thaahir : Bapak Sayyid Thahir (Nama Aslinya Abdullah, Putra Bungsu Rasulullah Dari Siti Khadijah).
- Abu al-Thayyib : Bapak Sayyid Thayib (Nama Lain dari Thahir, Putra Bungsu Rasulullah Dari Siti Khadijah)
- Abu Ibraahim : Bapak Sayyid Ibrahim (Putra Rasul Dari Mariyah Al-Qibthiyah)
- Musyaffa’ : Yang diterima Syafa’atnya
- Syafii’ : Yang Menolong Makhluk
- Shaalih : Yang Memperbaiki
- Mushlih : Yang Mengajak Makhluk kepada Kemaslahatan
- Muhaymin : Yang Amanah
- Shaadiq : Yang Benar
- Mushaddiq : Yang Membenarkan
- Shidq : Kejujuran
- Sayyidu al-Mursaliin : Penghulu Para Rasul
- Imaamu al-Muttaqiin : Pemimpin Orang-orang Bertaqwa
- Qaaidu al-Ghurri al-Muhajjaliin : Pemimpin Orang-orang Yang Putih Wajahnya
- Khaliilu al-Rahmaan : Kekasih Allah SWT
- Barr : Kebajikan
- Mubarr : Yang Banyak Berbuat Kebajikan
- Wajiih : Yang Memiliki Keagungan, Kemuliaan, dan Kedudukan Dunia-Akhirat
- Nashiih : Pemberi Nasihat yang paling Baik
- Naashih : Yang Menasehati
- Wakiil : Yang Menjamin
- Mutawakkil : Yang selalu Menyerahkan Urusan kepada Allah swt
- Kafiil : Yang Menanggung dan menjamin
- Syafiiq : Yang Menyayangi Ummat
- Muqiimu al-Sunnah : Yang Menetapkan Sunah Para Nabi Terdahulu
- Muqaddas : Yang Disucikan dari Dosa
- Ruuh al-Quds : Ruh yang Suci
- Ruuh al-Haqq : Ruh Kebenaran
- Ruuh al-Qist : Ruh Keadilan
- Kaaf : Yang Mencukupi Pengikutnya
- Muktafi : Yang Dicukupi oleh Allah swt
- Baaligh : Yang Sampai Kepada Allah Swt
- Muballigh : Yang Menyampaikan
- Syaafi : Yang Menyembuhkan
- Waashil : Yang Sampai Kepada Allah swt
- Maushuul : Yang Disambungkan kepada Allah swt
- Saabiq : Yang Terdepan
- Saaiq : Yang Menggiring Kepada Kebaikan
- Haadi : Pemandu
- Muhdi : Yang Memberikan Panduan
- Muqaddam : Yang Didahulukan
- ‘Aziiz : Kemuliaan
- Faadhil : Yang Utama
- Mufadhdhal : Yang Diutamakan
- Faatih : Sang Pembuka
- Miftaah : Kunci
- Miftaahu al-Rahmah : Kunci Rahmat
- Miftaahu al-Jannah : Kunci Surga
- ‘Alamu al-Imaan : Tanda Iman
- ‘Alamu al-Yaqiin : Tanda Keyakinan
- Daliilu al-Khairaat : Bukti Segala Kebaikan
- Mushahhihu al-Hasanaat : Yang Membenarkan Kebaikan
- Muqiilu al-‘Atsaraat : Yang Memperkecil dan Memutuskan Kejelekan
- Shafuuhun ‘ani al-Azzallaat : Yang Memaafkan Kesalahan
- Shaahibu al-Syafaa’ah : Pemilik Syafa’at
- Shaahibu al-Maqaam : Pemilik Kedudukan
- Shaahibu al-Qadam : Pemilik Keutamaan
- Makhshuushun bi al-‘Izzi : Yang diistimewakan dengan Kemuliaan/Kemenangan
- Makhshuushun bi al-Majdi : Yang diistimewakan dengan Keagungan
- Makhshuushun bi al-Syaraf : Yang diistimewakan dengan Kemuliaan
- Shaahibu al-Wasiilah : Pemilik Wasilah
- Shaahibu al-Sayfi : Pemegang Pedang
- Shaahibu al-Fadhiilah : Pemilik Keutamaan
- Shaahibu al-Izaar : Yang Mengenakan Sarung
- Shaahibu al-Sulthaan : Pemilik Singgasana
- Shaahibu al-Hujjah : Pemilik Hujjah
- Shaahibu al-Ridaa : Pemilik Sorban
- Shaahibu al-Darajati al-Rafii’ah : Pemilik Derajat yang Tinggi
- Shaahibu al-Taaj : Pemilik Mahkota
- Shaahibu al-Mighfar : Penyebab Turunnya Ampunan
- Shaahibu al-Liwaa : Pemilik Panji
- Shaahibu al-Mi’raaj : Pelaku Mi’raj
- Shaahibu al-Qadhiib : Pemilik Tongkat
- Shaahibu al-Buraaq : Pemilik Buraq
- Shaahibu al-Khaatam : Pemilik Cincin
- Shaahibu al-‘Alaamah : Pemilik Tanda
- Shaahibu al-Burhaan : Pemilik Argumentasi
- Shaahibu al-Bayaan : Pemilik Keterangan
- Fashiihu al-Lisaan : Yang Lisannya Fasih
- Muthahharu al-Janaan : Yang Hatinya Disucikan
- Ra’uuf : Yang Berbelas Kasih
- Rahiim : Penyayang
- Udzunu Khairin : Telinga Kebaikan
- Shahiihu al-Islaam : Yang Benar Islamnya
- Sayyidu al-Kaunain : Penghulu Dua Negeri
- ‘Ainu al-Na’iim : Sumber Kenikmatan
- ‘Ainu al-Ghurr : Sumber Cahaya
- Sa’dullaah : Kebahagiaan Allah
- Sa’du al-Khalqi : Kebahagiaan Makhluk
- Khathiibu al-Umam : Pemberi Arahan Kepada Umat
- ‘Alamu al-Hudaa : Tanda-Tanda Petunjuk
- Kaasyifu al-Kurab : Penghapus Duka
- Raafi’u al-Rutab : Pengangkat Derajat
- ‘Izzu al-‘Arabi : Kemuliaan Bangsa Arab
- Shaahibu al-Faraji : Pemilik Segala Jalan Keluar
اَللّٰهُمَّ يَا رَبِّ بِجَاهِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى وَرَسُوْلِكَ الْمُرْتَضَى طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنْ كُلِّ وَصْفٍ يُبَاعِدُنَا عَنْ مُشَاهَدَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ ، وَأَمِتْنَا عَلَى السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالشَّوْقِ إِلَى لِقَآئِكَ ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ أَجْمَعِيْنَ ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Wahai Allah, Tuhanku, dengan kemuliaan Nabi-Mu yang al-Mushthafaa dan Rasul-Mu yang al-Murtadhaa, sucikanlah hati kami dari segala sifat yang menjauhkan kami dari penyaksianMu dan kecintaanMu, matikan kami di atas sunnah dan jama’ah serta kecenderungan yang besar kepada perjumpaanMu, wahai Pemilik Keagungan dan kemuliaan. Allah telah bershalawat atas Junjungan kami Muhammad Penutup Para Nabi dan Imam para Rasul dan atas seluruh keluarganya dan sahabatnya. Keselamatan pula atas seluruh Rasul serta segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam”.
Marilah kita senantiasa memperbanyak shalawat atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW, semoga kita dimasukkan ke dalam Umat Rasullullah SAW yang mendapatkan syafa’atu al-‘Udzma-nya kelak di Yaumul Akhir, dan Semoga bermanfaat. Amin…
Source: Diambil dari Berbagai Sumber