Home / Agama / Kajian / Jahiliyah Modern dan Pelajaran Mab’ats Nabi Saw

Jahiliyah Modern dan Pelajaran Mab’ats Nabi Saw

Pengutusan (Mab’ats) Nabi Muhammad Saw adalah bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tapi awal dimulainya babak baru bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya, Mab’as merupakan hari pengibaran panji risalah yang memiliki karakteristik yang begitu istimewa bagi manusia.Panji risalah itu berupa panji ilmu pengetahuan dan hikmah, keadilan dan kesetaraan, serta panji akhlak dan nilai-nilai luhur insani.Pengutusan Nabi Muhammad Saw memuat semua hal yang dibutuhkan oleh manusia di setiap zaman dan kondisi. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada acara perayaan Hari Mab’as di Tehran, Sabtu (16/5/2015), berbicara tentang jahiliyah modern dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut.

Dalam acara yang dihadiri oleh para pejabat Iran dan duta besar negara-negara Muslim di Tehran, Ayatullah Khamenei menyampaikan ucapan selamat atas hari raya pengutusan Rasulullah Saw kepada seluruh umat Islam dan manusia-manusia merdeka di dunia. Rahbar menganggap Hari Raya Mab’as ditujukan untuk seluruh umat manusia dan tidak hanya terbatas untuk kaum Muslim. Beliau menilai penting perayaan Hari Mab’as untuk menyerap kembali pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya untuk semua masa. Rahbar mengatakan, Nabi Muhammad Saw diutus untuk melawan jahiliyah dan jahiliyah itu tidak hanya terbatas di dunia Arab, tapi juga menyebar di Imperium Romawi dan Iran.

Rasul Saw bersabda, “Aku diutus di tengah dua jahiliyah, di mana jahiliyah yang kedua lebih merusak dari yang pertama.” Kebanyakan ahli tafsir dan pakar hadis percaya bahwa jahiliyah tidak hanya menjadi musuh ilmu pengetahuan tapi juga akal sehat.Akal yang bersumber dari keimanan kepada Allah Swt dan asal muasal keutamaan insani. Ayatullah Khamenei menuturkan jahiliyah tidak hanya terbatas pada kebodohan, tapi jahiliyah dalam pengertian yang lebih luas adalah dominasi hawa nafsu dan amarah manusia yang menguasaikehidupan mereka. Dengan kata lain, jahiliyah adalah sebuah kondisi di mana masyarakat telah dikuasai oleh hawa nafsu dan amarah, nilai-nilai keutamaan telah sirna dan kehinaan menguasai mereka. Inilah yang dimaksud dengan jahiliyah.

Berkenaan dengan jahiliyah yang menguasai masyarakat sebelum diutusnya Nabi Saw, Ayatullah Khamenei menerangkan, “Dari satu sisi, syahwat dan hawa nafsu dan sejenisnya telah menguasai masyarakat, dan dari sisi lain, para pengikut hawa nafsu tersebut mempertontonkan puncak kekejian, kerusakan, dan pertumpahan darah dan mereka sudah kelewat batas yaitu membunuh anak-anak mereka sendiri.” Rahbar menilai dominasi syahwat dan amarah dalam kehidupan sebagai ciri khas jahiliyah dan mengatakan, “Islam melawan semua realitas buruk itu dan mengirim pesan peringatan kepada seluruh dunia. Ini adalah pesan Islam.”

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menegaskan jahiliyah juga sudah muncul di duniamodern dan menjelaskan, “Hari ini dunia Barat menunjukkan ketertarikan pada bahasa syahwat. Kita bertanya, ‘mengapa homoseksualdan kenapa kalian mengkampanyekan homoseksualitas? Mereka menjawab, ‘ini adalah sebuah trend manusia.’ Inilah logika mereka! Di sini, mereka sama sekali tidak menjaga garis merah dalam urusan nafsu birahi dan syahwat-syahwat lain. Mereka kemudian melakukan berbagai perbuatan keji; membantai orang-orang tak berdosa dan menumpas sebuah bangsa yang tidak bersalah. Ini adalah jahiliyah hari ini yaitu jahiliyah modern.”

Rahbar menganggap perbedaan antara jahiliyah modern dan jahiliyah pra-Islam terletak pada sarana yang mereka miliki. Jahiliyah modern mempersenjatai diri dengan ilmu. Ilmu pengetahuan yang semestinya menjadi penyelamat manusia, tapi telah menjadi alat untuk menyuramkan kehidupan mereka. Beliau menandaskan, “Hari ini jahiliyah telah dilahirkan kembali dengan kemampuan yang tinggi dan bahaya yang luar biasa dibanding jahiliyah pada awal kemunculan Islam.” Ayatullah Khamenei menambahkan, “Untungnya Islam sekarang juga sudah maju dan memiliki optimisme yang besar untuk mengalahkan konspirasi musuh, tentu saja untuk meraih kemenangan ini, kebutuhan akan kearifan dan kemudian tekad serta kerja keras kaum Muslim merupakan sebuah urgensitas.”

Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menyinggung tentang krisis yang melanda dunia Islam, khususnya di Suriah, Palestina, Irak, Yaman, Libya, Pakistan dan Afghanistan. Beliau mengatakan, “Negara-negara Islam di wilayah Asia Barat dan Afrika Utara kini menghadapi banyak masalah. Kekacauan, perang saudara, kehadiran kelompok-kelompok ekstrim dan di balik itu semua mereka juga terjebak dalam skenario kekuatan-kekuatan arogan dunia, terutama Amerika Serikat. Arogansi dunia terlibat di sejumlah front dengan dalih melindungi kepentingannya dan mereka berbuat sesuka hati (yaitu mempertontonkan syahwat dan amarah). Mereka membantai orang-orang tak berdosa dan mendukung kelompok-kelompok jahat.”

Rahbar menyebut klaim Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme sebagai sebuah kebohongan. Beliau menandaskan, “Sekarang AS mengklaim ingin memerangi terorisme, padahal mereka telah menciptakankelompok teroris yang paling kejam dan berbahaya.Siapa yang membentuk ISIS? Mereka sendiri mengakui memiliki peran utama dalam menciptakan ISIS. Dari mana datangnya peluru, logistik perang dan dolar yang memenuhi kantong manusia-manusia jagal itu?Dari manakah sumber uang itu? Lalu siapa saja yang mendukung kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah atas perintah AS? Apakah masih ada keraguan bahwa arogansi dunia memainkan peran utama dalam membentuk kelompok teroris, mengkampanyekan terorisme, dan membantu mereka di kawasan ini?”

Menurut Ayatullah Khamenei, kondisi duniasaat ini sebagai dampak dari mengikuti hawa nafsu dan amarah disebut jahiliyah dan umat Islam harus bangkit melawan jahiliyah itu. Beliau juga menganggap kehadiranperang proxy (Proxy War) sebagai bagian dari kebijakan kotor arogansi dunia di Timur Tengah. Rahbar mengatakan, “Demi kepentingannya, mereka memprovokasi negara-negara regional atau kelompok-kelompok yang ada di negara itu, arogansi dunia memaksa pecahnya perang saudara, sementara mereka sendiri mengejar kepentingannya. Mereka ingin memenuhi brankas-brankas perusahaan senjata, menggairahkan perekonomian yang hampir bangkrut; inilah tujuan mereka dan kita harus sadar.”

Ayatullah Khamenei lebih lanjut berbicara tentang keamanan wilayah Teluk Persia yang akan memberi keuntungan bagi semua negara di kawasan. Menurut Rahbar, menjaga keamanan Teluk Persia menjadi tanggung jawab negara-negara yang mendiami wilayah itu dan AS sama sekali tidak boleh ikut campur. Washington hanya ingin mengejar kepentingannya di kawasan dan ini bertolak belakang dengan klaim-klaim mereka. Jika dianggap perlu, AS akan mengacaukan zona tertentu dan mendukung para pengacau. Rahbar menilai dukungan AS untuk menciptakan kekacauan di Yaman sebagai bukti atas kebohongan klaim-klaim mereka tentang keamanan regional.

Dalam Islam, ada banyak perintah untuk tidak berbuat aniaya dan membantu orang-orang yang tertindas. Imam Ali as berkata, “Jadilah musuh orang zalim dan penolong orang tertindas.” Ayatullah Khamenei menegaskan, rakyat Yaman, Bahrain, dan Palestina berada di bawah penindasan dan Republik Islam Iran mendukung bangsa-bangsa tertindas. Beliau menerangkan, “Pada bulan-bulan haram (suci), kaum musyrik Makkah memilih menghentikan perang, namun sekarang terdapat rezim-rezim yang membunuh rakyat Yaman di bulan haram (Rajab).”

Bulan Rajab memiliki tempat istimewa dalam penanggalan Islam dan termasuk di antara bulan-bulan yang penuh keutamaan. Allah Swt dalam surat al-Taubah, ayat 36, berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” Menurut sejumlah riwayat, salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Rajab. Masyarakat dilarang berperang dalam empat bulan haram dan keamanan publik juga harus ditegakkan.

Namun, ujar Ayatullah Khamenei, AS telah menciptakan musuh bayangan dan menakut-nakuti negara-negara tersebut terhadap sesama. Mereka sedang berusaha mengamankan rezim arogan dan Zionis, dan menciptakan permusuhan di tengah negara-negara Islam. Jadi, kita harus melawan kebijakan yang disebut Jahiliyah modern ini. Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menerangkan bahwa AS adalah sponsor utama dan arsitek terorisme di dunia. Beliau menandaskan, “Washington adalah sponsor utama dan desainer terorisme, sementara Tehran dengan tegas memerangi teroris yang didukung dan didanai oleh AS dan dalam kondisi seperti itu, Iran tetap dituding mendukung terorisme” (IRIB Indonesia/RM)

About admin

Check Also

Mengapa Harus Bulan Ramadhan?

”Mengapa Allah SWT menurunkan perintah berpuasa kepada orang-orang beriman jatuh di bulan Ramadhan?”. Oleh: Admin ...