Home / Budaya / Kebangsaan / Islam Akan Pamit dari Indonesia?

Islam Akan Pamit dari Indonesia?

Saya pernah membaca dari buku sejarah yang menjelaskan bahwa, Islam pernah jaya di Andalusia (Spanyol dan Portugal/Portugis). Pada waktu kejayaannya, jumlah muslim Andalusia mencapai 80% dari seluruh jumlah penduduknya. Karena ummat Islam tidak menjaganya dengan baik, akhirnya Islam di Andalusia hilang dan Andalusia jatuh ke tangan orang-orang Nasrani. Seluruh muslim Andalusia dipaksa murtad oleh para tentara salib atau mereka dibunuh jika tetap mempertahankan keyakinannya. Sampai akhirnya, Islam di Andalusia lenyap dan tiada satupun orang berpredikat muslim pada akhir abad 16.

Sejarah juga mencatat, bahwa Islam pun pernah jaya di Afrika Timur. Tapi lagi-lagi Islam minggat dari Afrika Timur, karena bangsa Afrika Timur tidak pandai mengurusnya. Muslim Philipina pernah 100% dengan dipimpin Kesultanan Manila. Namun, saat ini hanya tinggal 2% saja. Penduduk muslim Singapura dalam catatan sejarah mencapai 93%, sekarang hanya tinggal 15%.

Saya merasa khawatir, penduduk Indonesia yang pernah mencapai 95% sebelum tahun 80an sekarang hanya mencapai 87%, 10 atau 15 tahun lagi entah akan tinggal berapa persen lagi? Akankah Islam malah akan hilang dari Indonesia ?

Wahai ummat Islam Indonesia, bila NKRI ini berpenduduk yang aslinya muslim 95% tidak sanggup kita jaga, Islam tidak hanya akan hilang dari bumi Nusantara ini, tapi malah sejarah kelam di Spanyol bakal terulang di Indonesia. Bila ini terjadi, sungguh sangat pilu jika anak-anak muslim Indonesia suatu saat akan diberikan 3 (tiga) pilihan :

  1. Masuk Nasrani
  2. Dibunuh, atau
  3. Keluar dari bumi Indonesia.

Ingat wahai saudara-ku muslim, “Islam tidak akan pernah musnah dari dunia, tapi Islam bisa hilang dari bumi Indonesia”. Lihatlah keadaan ummat Islam saat ini, rata-rata pelosok daerah orang-orang muslim diadu domba. Sesama muslim kita saling bermusuhan, tapi dengan non-muslim kita bela habis-habisan, dan malah dengan senang hati memasang badan.

Di depan mata kita hari ini, fenomena ini sedang terjadi. Muslim satu dengan muslim lainnya sedang saling menyalahkan dan saling menyerang. Lihatlah partai-partai yang di dalamnya mayoritas muslim, partai muslim pecah, partai muslim kisruh, partai muslim terbelah dua.

Organisasi muslim seperti NU, adalah organisasi yang punya catatan bahwa anggotanya pernah memerdekakan Indonesia. Tapi saat ini apa yang terjadi, satu-satu anggota NU “diculik” agar berseberangan dengan anggota NU lainnya. Miris, anggota NU yang “diculik” ini, terang-terangan membela non-muslim dan menyalahkan ulama muslim yang istiqamah dengan keislamannya. Ada apa ini???

Jawabannya adalah, Islam sedang digerogoti dari dalam. Islam sedang dihancurkan melalui tangan-tangan muslim itu sendiri. Saya merasa khawatir, suatu hari nanti, muslim Indonesia mati bukan karena nuklir Yahudi, muslim nusantara bukan mati karena senjata musuhnya Islam. Tapi muslim Indonesia akan musnah karena pertikaian dan perang saudara.

Kebanyakan majelis-majelis NU yang didirikan hanya membicarakan masalah khilafiyah dan memusuhi golongan muslim yang lain. Padahal ada hal lebih penting daripada terus mengurusi hal-hal yang justru menggoyahkan persatuan sesama muslim. Muslim NU mencapai 60% dari total penduduk Indonesia, namun muslim NU-lah yang menjadi mayoritas penduduk miskin dan berpendidikan rendah di Indonesia.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang menguasai ekonomi dan pendidikan Indonesia, juga Wahabi yang dilindungi oleh pemerintahan Arab Saudi, sehingga sulit diserang kaum salibis. Kaum muslim NU akhirnya menjadi sasaran empuk kristenisasi, sehingga tak bisa dipungkiri banyak muslim NU yang murtad dari agamanya. Merekalah penyebab mengapa muslim Indonesia terus berkurang dari 95% menjadi 87% saat ini.

Wahai kaum nahdhiyyin, wahai jama’ah ansor, wahai partai PKB, wahai partai PPP, wahai jama’ah banser, dan semua anggota NU lainnya, sadarlah! Bukalah mata, bukalah hati. Janganlah anda semua larut dalam masalah perbedaan khilafiyah dan urusan politik sehingga anda semua lupa jika NU sedang diserang kristenisasi, sehingga anda lupa jika generasi muda NU sedang diserang westernisasi dan narkoba.

Ayo, sadarlah dan jadilah NU yang dulu. NU yang berjuang melawan orang-orang kafir penjajah, NU yang berjuang melindungi aswaja dari serangan budaya barat. Jadilah NU yang tidak pragmatis, NU yang bukan jadi pengendara politik. Janganlah anda semua terlalaikan oleh nasib umat hanya karena masalah khilafiyah, tapi fokuslah untuk memerangi bangsa penjajah untuk melindungi umat dari kekafiran, untuk melindungi akidah kaum generasi muda NU.

Buktikanlah pada ormas-ormas di luar NU bahwa anda semua dapat mengalahkan kristenisasi dan westernisasi dari kaum penjajah, sebagaimana anda dulu pernah mengalahkan agresi belanda dan sekutu. Dahulu NU berperang dalam melawan penjajahan politik dan negara, sekarang kewajiban NU adalah berperang melawan penjajahan agama dan budaya.

Wahai saudara-ku seiman…

Kita sedang diadu domba.
Remaja kita sedang diracuni narkoba.
Sumber daya alam kita telah dikuras setiap hari oleh bangsa-bangsa penjajah.
Partai muslim sedang terbagi-bagi dan terpecah belah.
Organisasi muslim dibuat haru hara.

Buka mata bukalah telinga.
Buka mata hati wahai bangsa.
Muslim Indonesia terbesar di dunia sehingga menjadi incaran terpenting bangsa-bangsa penjajah untuk menghancurkan Islam dan negeri ini.
Hindari pertengkaran antar sesama.

Jaga NKRI wahai pemuda.
Jangan dijual untuk bangsa china.
Kita wariskan NKRI untuk cucu kita.
Karena Indonesia warisan kakek kita.

Oleh: Prof. Karim Jogja

About admin

Check Also

Terorisme dan Dehumanisasi Agama

Entah sejak kapan munculnya istilah “terorisme berbaju agama” atau istilah-istilah lain yang justru mendiskreditkan agama ...