Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani selalu menyampaikan nasihat ini kepada umat Islam. Pesan yang begitu bijak dan mendamaikan bila mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pesan itu disampaikan oleh cucunya, Dr. Nuhammad Fadhil Jaelani al-Hasani saat berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri dalam rangkaian acara International Conference of Islamic Scholars, beberapa waktu lalu.
Beliau menyampaikan wasiat yang sering dinasihatkan oleh datuknya, Sulthan Awliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Setidaknya ada 10 wasiat yang bisa dijadikan pegangan guna memperbaiki diri senndiri.
Berikut ini adalah 10 wasiat tersebut:
1. Tidak mudah bersumpah atas nama Allah, baik dalam keadaan benar maupun salah.
2. Jauhilah berbohong baik dalam keadaan bergurau atau serius.
3. Menepati janji. Hal ini sebagai tali erat untuk menjaga keharmonisan antar umat manusia.
4. Jangan melaknat makhluk Allah. Kata-kata kutukan hanya akan menjadikan hubungan antar sesama manusia semakin renggang.
5. Janganlah mendoakan jelek pada orang lain meski ia telah berbuat jelek kepada kita.
6. Jangan menjadi saksi orang Islam untuk gemar memberi vonis sesat dan syirik kepada orang lain.
7. Jauhkan pandangan dari maksiat, supaya cepat jiwa diangkat oleh Allah. Anggota tubuh menjadi jinak dalam melakukan ketaatan
8. Jauhailah bersandar kepada makhluk dalam hajat sekala kecil maupun besar. Hal Ini merupakan kemualiaan orang yang bertakwa kepada Allah.
9. Jangan rakus kepada hal yang dimiliki orang lain. Berjiwa besarlah untuk kecukupan yang murni, dengan demikian datanglah wara’.
10. Tawadhu lahir dan batin. Di situlah posisi hamba menjadi naik, dan akan menjangkau keluhuran budi.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita agar selalu berada dalam upaya untuk memperbaiki diri setiap saat, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allâhumma a’innî ‘alâ dzikrika wasyukrika wa husni ‘ibâdatika
“Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta selalu berada dalam kebaikan beribadah kepadaMu”. (HR. Abu Daud)