Home / Agama / Shalawat/Qashidah/Wiridan/Dzikir / Ijazah Terindah di Bulan Maulid

Ijazah Terindah di Bulan Maulid

“Mari kita ikuti Pembukaan pendaftaran menjadi Wali Quthb, menjadi kekasih Allah dan RasulNya dengan amalan ringan namun fadhilahnya sangat dahsyat”

Oleh: H. Derajat*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Sahabatku, wahai para Kekasih Allah, telah berkalam Mursyid kami yang mulia, Abah Guru Sekumpul, di dalam ceramahnya. Beliau meneruskan Wasiat dari Mursyid kami terdahulu, Syekh Samman Al-Madani, yang mengijazahkan suatu amalan dzikir singkat yang akan membawa kita tercatat sebagai Wali Quthb:

Bahwa barangsiapa membaca:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Allãhummaghfir li-ummati Sayyidinã Muhammad, Allãhummarham ummata Sayyidinã Muhammad, Allãhumma ashlih ummata Sayyidinã Muhammad, Allãhumma farrij ‘an ummati Sayyidinã Muhammad.

Doa itu dibaca ba’da shalat shubuh empat kali, maka yakinilah bahwa Allah Ta’ala akan menjadikannya Wali Quthb.

Di dalam edisi yang lebih lengkapnya bisa disimak:

Doa tadi diijazahkan oleh Syekh Samman Al-Madani, seorang Wali Allah keturunan Nabi Muhammad SAW. Dalam Kitab Tasawuf yang lain dikatakan:

Al-Imam Quthbil Ghauts wa Quthbil Akwan As-Syeikh As-Sayyid Samman Al-Madani (Penjaga Makam Rasulullah SAW) berkata:

“Tidaklah aku diangkat Allah SWT menjadi Al-Waliyy al-Quthbil Ghauts dan Quthbil Akwan melainkan disebabkan aku selalu rutin membaca d’oa:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

(1) Allãhummaghfir li-ummati Sayyidinã Muhammad, (2) Allãhummarham ummata Sayyidinã Muhammad, (3) Allãhummastur ummata Sayyidinã Muhammad, (4) Allãhummajbur ummata Sayyidinã Muhammad.

“(1) Ya Allah berilah ampunan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW, (2) Ya Allah sayangilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW, (3) Ya Allah sempurnakanlah (kelalaian) kekurangan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW, (4) Ya Allah perbaikilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW. (4x secara berturut-turut setelah selesai shalat subuh)”

Imam Afifuddin al-Yafi’i asy-Syãfi`i asy-Syadzili al-Qãdiri berkata bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut maka Allah mencatatnya sebagai Wali Allah.

Sebagai catatan dan pegangan utama bagi para pengikut ajaran Tarekat, maka haruslah meyakini bahwa ketika Allah menarik seorang WaliNya, maka akan didatangkan pengganti yang lebih baik atau setidaknya sebanding dengan pendahulunya.

Hal ini dinyatakan oleh yang mulia Abah Guru Sekumpul dengan me-refer pada Surat Al-Baqarah ayat 106:

مَا نَنسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا ۞

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah selalu menjadikan pengganti atau penerus bagi setiap Mursyid setelah kewafatannya tanpa perlu diragukan lagi.

Riwayat yang disebut As-Suyuthi dalam Al-Hâwî lil-Fatâwî dari Imam Ma’ruf al-Karkhi, salah satu guru besar sufi dan sanad tarekat dari Imam Ali, bunyi lengkapnya begini:

“Diriwayatkan dari Imam Ma’ruf al-Karkhi, berkata: “Barang siapa setiap hari membaca 10x doa: “Allãhumma ashlih ummata Muhammad, Allãhumma farrij `an ummati Muhammad, Allãhummarham ummata Muhammad,” dicatat termasuk dari al-Abdal.”

Sehubungan dengan perkataan ini juga dikeluarkan dari Abu Abdullah an-Nabaji yang berkata: “Apabila engkau senang untuk menjadi bagian dari al-Abdal, maka cintailah/senangilah apa yang dikehendaki Allah, dan barangsiapa yang senang dengan apa yang dikehendaki Allah, tidak turun kepadanya dari ketentuan Allah kecuali Allah mencintainya”. (Al-Hâwî lil-Fatâwî, jilid II: 254).

Riwayat itu ternyata diketengahkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’, dengan redaksi begini:

“Abdullah bin Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami (Abu Nu’aim), Ali bin Rasytam menceritakan kepada kami (`Abdullah), menceritakan Ibrahim bin Ma’mar kepada kami (Ali bin Rasytam). Ibrahim berkata: “Saya mendengar Tsabit bin al-Haitsam berkata: “Saya mendengar Ma’ruf al-Karkhi berkata: “Barang siapa membaca 10x setiap hari doa; “Allãhumma ashlih ummata Muhammad, Allãhumma farrij `an ummati Muhammad, Allãhummarham ummata Muhammad, kutiba minal Abdãl”. (Hilyatul Auliyâ’, VIII: 366).

Mursyid mulia kami, Imam Ma’ruf al-Karkhi, ini, biasa dipanggil Abu Mahfudzh Ma’ruf bin Fairuz al-Karkhi, guru dari Sufi Sirri as-Saqathi dan murid dari Daud ath-Tha’i. Gurunya, Daud ath-Th’ai, memperoleh silsilah keguruan tarekat dari Habib al-`Ajami, lalu dari Imam Hasan al-Bashri, dari imam Ali dan dari Kanjeng Nabi Muhammad. Ma’ruf al-Karkhi, menurunkan tarekat kepada Sirri as-Saqathi, lalu kepada Imam Junaid al-Baghdadi. Dari tokoh ini banyak tarekat menyambung silsilahnya, yaitu tarekat dari Imam Ali dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Akhirul kalam, Abah Guru Sekumpul mengajak kita semua untuk selalu bertawassul kepada Mursyid dalam setiap urusan yang kita hadapi, sebagaimana beliau bertawassul kepada Syekh Samman Al-Madani dalam setiap waktu dan kesempatan:

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua Wali Quthb dengan selalu memegang Wasiat dan amanah Syekh Samman berupa pembacaan do’a di atas. Ãmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

__________

* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita

About admin

Check Also

Kalimat Haqq Bertujuan Bathil

“Sebuah fenomena akhir zaman yang penuh fitnah, tipuan dan kepalsuan, menuntut kita semua untuk istiqâmah ...