Home / Agama / Kajian / Hikmah Bulan Sya’ban

Hikmah Bulan Sya’ban

“Bulan Sya’ban dalam penanggalan Jawa Islam disebut juga bulan Ruwah, yakni bulan dimana para Arwah dihubungkan dengan amal kebaikan.”

Oleh: Admin*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.

Saudaraku yang dikasihi Allah SWT. Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa bagi umat Islam. Bulan ini terhimpit di antara dua bulan istimewa lainnya, yakni antara Rajab dan juga Ramadhan.

Bulan Sya’ban dalam penanggalan Jawa Islam disebut juga bulan Ruwah. Karena di bulan ini terdapat tradisi untuk mendoakan para arwah orangtua yang sudah meninggal, biasanya dilakukan menjelang Ramadhan atau akhir-akhir bulan Sya’ban.

Bahkan tradisi mendoakan para leluhur di bulan Sya’ban tersebut terkadang dilakukan dalam bentuk acara yang disebut dengan ‘Ruwahan‘. Atau dikenal dalam istilah lain dengan ‘Haulan‘.

Munculnya tradisi Ruwahan atau Haulan di Indonesia disebabkan oleh beberapa catatan keistimewaan bulan Sya’ban yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para Ulama terdahulu. Diantara keistimewaan bulan Sya’ban, yaitu:

1. Bulannya Rasulullah SAW

Bulan Sya’ban dikenal juga sebagai bulannya Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

رَجَبٌ شَهْرُ اللّٰهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي

“Rajab adalah syahrullah (bulan Allah), Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”.

2. Syahrul Qurra’

Selain dijuluki sebagai bulannya Rasulullah SAW, Sya’ban juga dijuluki sebagai Syahrul Qurra’ (Bulan Para Ahli Al-Qur’an). Karena di bulan Sya’ban terdapat anjuran untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an.

Sebagaimana pernah dikatakan oleh Salmah bin Kuhail:

وَقَالَ سَلْمَةُ بْنِ كُهَيْل : كَانَ يُقَالُ : شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ . وَكَانَ حُبَيْبُ بْنِ أَبِيْ ثَابِتٍ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ قَالَ: هَذَا شَهْرُ الْقُرَّاءِ . وَكَانَ عَمْرُو بْنِ قَيْسٍ الْمُلَائِيْ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ أَغْلَقَ حَانُوْتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ .

“Salmah bin Kuhail berkata, “Bulan Syaban disebut dengan Syahrul Qurra’ (Bulan para Ahli Al-Qur’an)”. Hubaib bin Abi Tsabit ketika memasuki bulan Syaban berkata, “Bulan ini adalah bulan para Ahli Alquran.” Amru bin Qais al-Mula’iy ketika memasuki bulan Sya’ban menutup tokonya dan menggunakan waktunya untuk membaca Al-Qur’an.”

3. Bulan Bershalawat

Keistimewaan lain dari bulan Sya’ban adalah turunnya perintah Allah SWT untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah tersebut tertuang dalam al-Qur’an Surat al-Ahzab [33] ayat 56 dan ayat ini turun di bulan Sya’ban:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۞

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Keistimewaan sebagai ‘Bulan Bershalawat’ ini sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitabnya, Mã Dzã fî Sya’bãn, 1424 H., halaman 25-26. Beliau mengatakan:

وَمِن مَزَايَا شَهْرِ شَعْبانَ : أَنَّهُ الشَّهْرَ اَلَّذِي نَزَلَتْ فِيه أَيَّةُ الصَّلاةِ عَلَى رَسولِ اللَّهِ وَهِيَ قَوْلُهُ تَعَالَى: « اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۞ »

“Di antara keistimewaan bulan Sya’ban ialah bulan yang turun ayat shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawat lah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Sayyid Muhammad bahkan membuat bab tersendiri dalam kitabnya tersebut, dengan nama Syahr As-Shalãt ‘ala An-Nabiy (bulan bershalawat kepada Nabi).

4. Bulan Merawat Tanaman Amal

Para ulama mengibaratkan bulan Sya’ban sebagai bulan merawat tanaman amal:

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرٌ لِلزَّرْعِ وَشَعْبَانُ شَهْرٌ لِلسَّقَي وَرَمَضَانُ شَهْرٌ حَصَادُ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab adalah masa menanam, Bulan Syaban adalah masa memupuk/merawat, dan Bulan Ramadhan adalah masa memanen.”

Pada bulan Rajab seseorang melakukan amal shaleh tak ubahnya seperti orang yang bercocok tanam. Agar tanaman yang kita tanam bertumbuh subur lalu bisa kita petik hasilnya di saat musim panen di bulan Ramadhan, kita harus menyirami, memupuk, dan merawatnya. Di bulan Sya’ban inilah waktunya kita merawat tanaman itu.

Syaikh Abu Bakar Al-Balkhi berkata:

مَثَلُ شَهْرِ رَجَبٍ كَالرِّيْحِ، وَمَثُل شَعْبَانَ مَثَلُ الْغَيْمِ، وَمَثَلُ رَمَضَانَ مَثَلُ اْلمطَرِ، وَمَنْ لَمْ يَزْرَعْ وَيَغْرِسْ فِيْ رَجَبٍ، وَلَمْ يَسْقِ فِيْ شَعْبَانَ فَكَيْفَ يُرِيْدُ أَنْ يَحْصِدَ فِيْ رَمَضَانَ .

“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barangsiapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia akan memanen hasilnya di bulan Ramadhan.”

5. Bulan Diangkatnya Amal-Amal Manusia sekaligus Bulan Kegemaran Rasulullah Berpuasa

Keistimewaan lainnya dari Sya’ban adalah diangkatnya amal-amal manusia. Karena pada bulan ini amal-amal perbuatan manusia akan diangkat kepada Allah SWT, maka Rasulullah SAW ingin amal-amal tersebut diangkat ketika beliau sedang menjalankan ibadah puasa.

Sebagaimana sabda beliau SAW:

عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللّٰهَ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Dari Usamah bin Zaid berkata, “Aku bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, aku tidak melihatmu berpuasa seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya), beliau menjawab, “Bulan itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu diangkat amal-amal kepada Allah Tuhan semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Khuzaimah).

6. Bulan Terjadinya Pengalihan Arah Kiblat

Keutamaan berikutnya yang dimiliki bulan Sya’ban yakni di dalamnya terdapat peristiwa bersejarah dalam Islam. Peristiwa itu adalah Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Palestina ke Masjidil Haram di Makkah.

Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam firmannya:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ۞

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 144).

7. Bulan yang Pada Pertengahannya Ada Kemuliaan (Malam Nishfu Sya’bãn).

Keistimewaan pada bulan Sya’ban selanjutnya terletak di pertengahan bulan yang disebut dengan Nishfu Sya’bãn. Nishfu Sya’bãn berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban yaitu pada tanggal 15 Sya’ban.

Pada bulan ini umat muslim dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan shalat malam. Seperti yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا . ( رواه أبو دود )

“Jika tiba malam Nishfu Sya’bãn, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)”. (HR. Ibnu Majah)

Selain itu, dalam hadits riwayat Ibnu Hibban dijelaskan bahwa Nishfu Sya’bãn menjadi momen Allah SWT mengampuni seluruh penduduk Bumi. Kecuali orang-orang yang berlaku syirik atau menyekutukan Allah SWT dan menyimpan rasa dengki seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:

يَطَّلِعُ اللّٰهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ ( رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ )

“Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nishfu Sya’bãn, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi.” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).

Itulah beberapa keistimewaan yang terdapat dalam bulan Sya’ban. Dengan memahami keistimewaan yang ada dalam Sya’ban. Semoga kita dapat memaksimalkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga kita mendapatkan keberkahan dari Sya’ban. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT, berikut doa yang dianjurkan sering-sering dibaca pada bulan Sya’ban:

اَللّٰهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَرِضْوَانِ مِنَ الرَّحْمَنِ .

Allãhumma ad-khilhu ‘alainã bil-amni wal-îmãn, was-salãmati wal-islãm, wa jiwãrim minasy-syaithãn, wa ridhwãnim minar rahmãn.

“Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan agar kami mendapat ridha Allah (Ar-Rahman).” (HR. Al-Baghawi dalam Mu’jam Ash-Shahabah, sanadnya sahih).

Wallãhu A’lamu bish-Shawãb

About admin

Check Also

Inilah Saat-saat Seseorang Dekat dengan Allah

”Ternyata shalat, zakat, puasa dan haji belum menjamin kedekatan seseorang dengan Allah SWT”. Oleh: Admin ...