Home / Ensiklopedia / Analisis / Golden Crescent: Rahasia Geopolitik Afghanistan

Golden Crescent: Rahasia Geopolitik Afghanistan

Secara geopolitik Afghanistan memang strategis. Pada masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Afghanistan merupakan crossroad atau akses jalan penghubung antara Eropa dan Asia. Sehingga menjadi sasaran perebutan pengaruh antara Inggris Raya dan Rusia sejak era Tsar pada abad ke-17.

Bahkan saat ini, juga merupakan akses jalur yang dilewati untuk jalur pipa gas dan minyak serta jaringan listrik. Selain itu, di Afghanistan juga ada pipa gas yang melintang dari Iran ke Cina. AS semula mau menutup akses energi Cina berasal   dari Iran, dan kini untuk sementara perhatian AS lebih terfokus  untuk mengamankan Laut China Selatan.

Selain daripada itu, ada juga pipa gas dari Turkmenistan, yaitu TAPI (Turkmenistan-Afghanistan-Pakisran-Indua), ada juga proyek infrastruktur CPEC (China-Pakistsn Economic Corridor). Ada juga jaringan kabel listrik dari Tajikistan untuk Afghanistan dan Pakistan. Belum lagi transit route dari Pelabuhan Karachi, Gwadar dan Bandar Abbas ke Asia Tengah.

Nilai Strategis Afghanistan Dari Segi Lokasi Geografis

Seperti saya singgung di awal tulisan tadi, Afghanistan dari segi lokasi geografis merupakan rute perdagangan darat dan perlintasan Eropa dan Asia (Euro-Asia), serta terletak di Asia Selatan bagian barat laut, dekat dengan Asia Tengah dan Asia Barat yang kaya akan energi.

Lebih daripada itu. wilayah territorial Afghanistan kerap disebut Golden Crescent. Sehingga Afghanistan dikenal sebagai pusat produksi dan distribusi opium global. Opium menjadi komoditas utama perdagangan dan industri Afghanistan, dengan hampir 90% opium dan heroin global berasal dari negeri ini.

Golden Crescent atau Bulan Sabit Emas, merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu wilayah penghasil opium terbesar di dunia. Wilayah Golden Crescent meliputi Iran, Afghanistan, dan Pakistan yang terletak di Asia Selatan. Wilayah ini dikategorikan sebagai situs global utama dan sumber produksi serta distribusi opium.

Pasca aksi teror pengeboman gedung WTC dan gedung Pentagon pada September 2021, AS memutuskan untuk menginvasi Afghanistan dengan dalih bahwa negara para mullah tersebut telah melindungi Osama bin Laden dan Al Qaeda. Namun seturut dengan dikuasainya wilayah territorial Afghanistan, perdagangan narkotika di wilayah Golden Crescent—terutama Afghanistan di bawah perlindungan Badan Intelejen Pusat AS (CIA) semakin meningkat. Praktek perdagangan narkotika yang sebenarnya sudah dilindungi CIA sejak 1980an, semakin diperkuat oleh Keterlibatan Amerika Serikat di Kawasan Golden Crescent.

Sekadar informasi latarbelakang. Ada tiga rute dalam perdagangan heroin yang telah terdefinisi dengan baik dan tiga rute ini berasal dari wilayah Golden Crescent yakni: (1) Rute Balkan, beroperasi melalui Iran dan Turki, menyebabkan perdagangan narkotika di rute ini bisa mencapai Eropa; (2) Rute Utara, yang mana rute ini memasok heroin ke Rusia dan Asia Tengah; (3) Rute Laut Selatan yang memperdagangkan heroin dari Iran dan Pakistan ke seluruh dunia. Dalam Rute Selatan ini, perlu digarisbawahi bahwa Afghanistan merupakan negara landlocked, sehingga komoditas dari penjualan narkotikanya harus melewati Pakistan terlebih dahulu.

Dengan demikian, dalam kasus perdagangan narkotika di Afghanistan, keberadaan posisi geografis Afghanistan dinilai telah sangat menguntungkan perdagangan narkotika, dan begitu juga sebaliknya.

Aspek lain yang tak kalah penting adalah wilayah perbatasan segi tiga yaitu Tajikeztan, Afghanistan dan Iran (Afghanistan sebelah Timur), merupakan wilayah perbatasan segitiga yang dipandang strategis, sehingga oleh negara-negara besar Afghanistan dipandang sebagai potensi ancaman bagi stabilitas keamanan kawasan. Selain itu yang tak kalah strategis adalah daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan, Afghanistan-China (RRC), dan Afghanistan-Iran.

Dalam konstelasi global yang semakin memanas antara kutub AS versus Cina belakangan ini, Afghanistan saat ini merupakan wilayah yang amat vital bagi Pakistan dan Cina yang saat ini sepertinya semakin solid menjalin persekutuan strategis menghadapi AS dan NATO. Namun pada saat yang sama, Afghanistan pun memiliki nilai geopolitik yang strategis bagi Rusia dan Iran. Apalagi jika menelisik kesejarahannya, terutama semasa Perang Dingin,  Afghanistan merupakan daerah barrier (penopang rintangan) bagi Rusia, untuk mengantisipasi kemungkinan intervensi dari Pakistan maupun RRC.

Dalam konteks sekarang ketika persaingan global antara kutub AS dan NATO versus Cina dan Rusia semakin menajam baik di Timur-Tengah maupun Asia Tenggara (baca: Laut China Selatan), Afghanistan merupakan wilayah vital bagi negara-negara adikuasa tersebut.

Adapun bagi Afghanistan itu sendiri, RRC-Pakistan-Iran  juga merupakan masalah yang krusial, karena ketiga negara tersebut berbatasan langsung dengan Afghanistan.  Saat ini setidaknya RRC-Iran-Rusia masih satu haluan dan satu skema menghadapi AS dan NATO di Timur-Tengah. Di Asia Selatan, India sebagai negara Persemakmuran eks jajahan Inggris, masih terikat komitmen kerjasama strategis. Namun India punya independensi untuk menjalin kerjasama strategis dengan Rusia. Namun konstelasi menjadi krusial ketika Pakistan sebagai negara pesaing India, sekarang semakin erat menjalin persekutuan dengan Cina. Apa yang bakal terjadi ketika Pakistan dan Cina semakin erat yang kemudian diperkuat oleh iran?

Ketika persekutuan Cina-Pakistan-Iran-Rusia  semakin mengkristal dan solid baik di Timur-Tengah dan Asia Selatan dan Asia Tengah, maka menjadi menarik untuk melihat kemungkinan konfigurasi kekuatan baru yang terbangun antara India-blok AS dan NATO, sementara pada saat yang sama India juga menjalin kerjasama strategis yang semakin erat dengtan Rusia.  Dalam situasi demikian, Afghanistan menjadi crossroad atau jalur penghubung antara Eropa dan Asia yang punya nilai strategis secara geopolitik.

Maka itu menarik dan penting untuk mencermati secara seksama perkembangan dan dinamika yang berlangsung di Afghanistan saat ini, terutama dengan semakin menguatnya Taliban menyusul ditarik mundurnya tentara AS dari Afghanistan.

Oleh: Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)
Source: The Global Review

About admin

Check Also

Kaitan Sejarah Walisongo dengan Sejarah Islam Aceh

“Sebelum masalah asal-usul Walisongo dari Aceh semakin gelap, alangkah baiknya digerakkan suatu upaya untuk menelusuri ...