Home / Agama / Kajian / Dua Kisah Betapa Dahsyatnya Mengucapkan Kalimat Tauhid

Dua Kisah Betapa Dahsyatnya Mengucapkan Kalimat Tauhid

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Inilah dua kisah tentang keagungan mengucapkan Kalimat Tauhid. Batu yang menjadi saksi atas ucapan Kalimat Tauhid dan bagaimana ukuran berat timbangan Kalimat tersebut.

Dua kisah ini dapat mendorong kita untuk lebih menyadari betapa dahsyatnya rahasia di balik Kalimat Tauhid itu sehingga Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ شَهِدَ أَنْ لآ إلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ النَّارُ .

“Siapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah maka Allah mengharamkan neraka kepadanya.”

Batu Menjadi Saksi Ucapan Tauhid

Abu Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Wasithi menuturkan, seseorang berdiri di padang Arafah. Lalu ia bertawaf dengan menggenggam tujuh batu, lalu ia berseru;

“Hai batu-batu, saksikanlah bahwa aku telah bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.

Orang itu lalu tertidur dan bermimpi.

Dalam mimpinya ia melihat seakan-akan hari kiamat telah tiba dan ia pun dihisab. Sungguh malang, ternyata hasil hisab memutuskan bahwa ia dijebloskan ke dalam neraka.

Ketika para malaikat menggiringnya ke neraka tiba-tiba ia melihat satu batu dari tujuh batu itu melindungi dirinya di depan pintu neraka.

Para malaikat penyiksa berkumpul untuk mengangkat batu-batu itu. Anehnya, mereka tidak sanggup menggeser batu-batu tersebut sedikitpun.

Orang itu pun dibawa ke pintu lainnya. Anehnya lagi, tiba-tiba ia melihat satu batu dari tujuh batu itu telah menutup pintu neraka.

Lagi-lagi para malaikat tidak mampu mengangkat batu itu. Akhirnya ia dibawa ke pintu-pintu lainnya sampai pada pintu yang ketujuh namun keadaannya pun sama di setiap pintu neraka terdapat sebuah batu.

Kemudian orang itu dibawa oleh para malaikat ke ‘Arsy. Allah SWT berfirman:

“Hambaku itu telah disaksikan oleh batu-batu. Batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu. Maka, bagaimana mungkin Aku akan menyia-nyiakan hakmu. Aku menjadi saksi atas kesaksian yang telah kamu ucapkan. Karena itu, masukkanlah dia ke surga.”

Ketika orang itu telah dekat dengan pintu surga ternyata pintu-pintu surga masih terkunci rapat.

Tiba-tiba datanglah kesaksian bahwa “tiada tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah”. Maka pintu pintu surga terbuka dan orang itu pun memasukinya.

Abu Abdullah ra berkata: “Lâ ilâha illâ Allâhu Muhammadur Rasûlullâh” terdiri dari 24 huruf. Jika seorang hamba mengucapkan kalimat ini dengan jujur maka Allah SWT akan berfirman: “Aku telah mendatangkan 24 huruf dan aku telah menciptakan waktu sehari semalam selama 24 jam.”

“Setiap dosa yang kamu perbuat pada jam-jam tersebut baik dosa kecil maupun dosa besar, dosa yang dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, disengaja maupun tidak disengaja, dan dosa berupa perkataan maupun perbuatan, maka aku akan mengampuni dosamu dengan kemuliaan kalimat “Lâ ilâha illâ Allâhu Muhammadur Rasûlullâh”.

Diriwayatkan dari ‘Atha -semoga Allah SWT merahmatinya- mengenai firman Allah SWT: “Barangsiapa yang membawa kebaikan maka ia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya…” (QS. Al-Naml [27]: 89), yakni (bermakna) barangsiapa mengucapkan “Lâ ilâha illâ Allâhu Muhammadur Rasûlullâh”, maka baginya pahala surga. Dan “Barangsiapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka…” (QS. Al-Naml [27]: 90), yakni (bermakna) barangsiapa berbuat syirik, maka akan dijebloskan ke dalam neraka.

Al-Hasan Al-Bashri, meriwayatkan mengenai firman Allah SWT: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60), yakni (bermakna) tidak ada balasan perkataan “Lâ ilâha illâ Allâhu Muhammadur Rasûlullâh” kecuali surga.

Timbangan Kalimat Tauhid Lebih Berat dari Tujuh Langit dan Tujuh Bumi

Diriwayatkan bahwa ketika Allah SWT menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa, Musa berkata: “Ya Allah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang akan aku kerjakan sebagai rasa syukur kepadaMu, karena nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku.”

Maka Allah SWT berfirman; “Hai Musa, katakanlah “Lâ ilâha illâ Allâh”.

Nabi Musa AS masih belum merasa puas dengan amalan tersebut dan meminta amalan lainnya.

Maka Allah SWT berfirman; “Hai Musa, seandainya kamu meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan lalu kamu meletakkan kalimat “Lâ ilâha illâ Allâh” dalam piringan timbangan lainnya maka sungguh piringan timbangan “Lâ ilâha illâ Allâh” akan lebih berat.”

Dikatakan bahwa kalimat “Lâ ilâha illâ Allâh” adalah kunci pembuka surga. Namun setiap kunci mesti ada geriginya hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu.

Diantara gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berdzikir dari perkataan dusta dan ghibah, sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki, sucinya perut dari makanan yang haram dan syubhat, serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabdikan diri kepada Allah dari perbuatan maksiat.

Sudahkan kalian mengucapkan kalimat tauhid hari ini?

Source: Dinukil dari buku “40 Nasihat Langit”, Syekh ‘Abd al-Hamid al-Anquri.

About admin

Check Also

Mintalah Allah dan Tidak Meminta MakhlukNya

“Bila meminta masuk surga dan terhindar dari neraka maka berarti kita masih meminta makhluk ciptaanNya” ...