“Bacalah doa di bawah ini saat akan mencoblos surat suara ketika berada di TPS (Tempat Pemungutan Suara), memohon tak salah pilih calon pemimpin“.
Oleh: Admin
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wasshalãtu wassalãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inãyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn“.
Warga Negara Indonesia telah memasuki waktu pencoblosan atau pemungutan suara untuk memilih calon pemimpin bangsa, tepatnya hari ini, Rabu (14/2/2024).
Waktu ini sebagaimana yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) berdasarkan keputusan KPU Nomor 21 Tahun 2022 tentang Hari dan Tanggal Pemungutan Suara Pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2024.
Masyarakat Indonesia, khususnya yang sudah memiliki hak suara hendaknya menunaikannya dengan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing yang telah ditetapkan KPU. Di TPS, pemilih akan mendapatkan lima jenis surat suara untuk kemudian dicoblos.
Pertama, surat suara pasangan Capres Cawapres berwarna abu-abu. Kedua, surat suara DPD berwarna merah. Ketiga, surat suara DPR RI berwarna kuning. Keempat, surat suara untuk DPRD provinsi berwarna biru. Kelima, surat suara DPRD kabupaten/kota berwarna hijau.
Sebelum surat-surat suara itu dicoblos, pemilih hendaknya membaca istighfar terlebih dahulu sebanyak-banyaknya. Kemudian ketika berada di bilik suara saat akan mencoblos, bacalah doa berikut:
اَللّٰهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ
Allãhumma lâ tusallith ‘alainâ bidzunübinâ man lâ yakhâfuKa walâ yarhamunâ.
“Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami karena dosa-dosa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami.
Menjelang hari pencoblosan pada Pemilu 2024, doa itu tentu saja masih relevan sebagai ikhtiar batiniyah agar tidak salah memilih calon pemimpin.
Doa tersebut didasarkan pada hadits riwayat Abdullah bin Umar RA, yang bersumber dari kitab Al-Jami’ Al-Shagir, dan diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi.
Berikut bunyi hadits lengkapnya:
قَلَّمَا كَانَ رَسْوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ علَيهِ وسلَّمَ يقومُ من مَجلسٍ حتَّى يدعوَ بِهَؤلآءِ الْكلِمَاتِ لِأَصْحَابِهِ : اَللّٰهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيْبَاتِ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأرَنَا عَلىَ مَنْ ظَلَمَنَا، وَانصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Nabi Muhammad SAW biasa mengucapkan doa dengan kata-kata ini untuk para sahabatnya, sebelum beranjak dari majelis:
“Ya Allah, curahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang menghantarkan kami kepada Surga-Mu, dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia. Berilah kenikmatan kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami, serta kekuatan kami selama kami hidup, dan jadikan itu sebagai warisan dari kami, dan jadikan pembalasan atas orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian terbesar kami, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami”. (HR. Tirmidzi)
Ucapan “lã tusallith ‘alainã man lã yarhamunã”, mengandung doa untuk meminta supaya terhindar dari orang-orang kafir atau para pemimpin yang zalim, atau dari orang-orang jahil alias bodoh yang tidak memiliki kepedulian. Sehingga orang-orang tersebut tidak mendapat kekuasaan atau wewenang apa pun atas diri kita.
Doa “lã tusallith ‘alainã man lã yarhamunã” juga untuk meminta supaya tidak dikalahkan oleh orang-orang tersebut dan tidak menjadikan para penindas berkuasa karena mereka tidak mempunyai kasih sayang.
Semoga pemilu pada hari ini menjadi entri poin kemakmuran hakiki bangsa dan negara ini sehingga menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr. Ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.