Oleh: Admin
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillãhirrahmãnirrahîm
Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn”.
Karãmah adalah sebuah keistimewaan yang dimiliki oleh hamba Allah SWT yang telah jelas keshalehannya. Biasanya, karãmah dimiliki para kekasih Allah seperti Nabi dan Rasul hingga para Wali.
Secara bahasa, karãmah berasal dari salah satu Asmãul-Husnã, yaitu Al-Karîm, yang artinya Yang Maha Mulia. Secara Istilah, karãmah adalah suatu hal atau kejadian luar biasa di luar nalar dan kemampuan manusia awam.
Di dalam kitab Mawãqi’un Nujûm yang ditulis oleh Syaikh Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahwa karãmah akan muncul karena asbab ketaatan delapan (8) anggota tubuh kepada Allah SWT. Delapan anggota tubuh tersebut adalah (1) mata, (2) telinga, (3) lisan, (4) tangan, (5) perut, (6) alat kelamin, (7) kaki, dan (8) hati.
Kedelapan anggota tubuh tersebut memiliki tugas masing-masing yang apabila dilaksanakan dengan baik, maka Allah SWT akan berikan karãmah yang muncul dari asbab anggota tubuhnya. Syaikh Muhyiddin Ibnul Arabi menjelaskan karãmah yang muncul dari kedelapan anggota tubuh tersebut lantaran ia dijaga dan digunakan sesuai tugas dan fungsi yang amanahkan oleh Allah SWT. Berikut penjelasan detailnya.
1. Mata
Jika mata dipergunakan dalam lingkup ketaatan kepada Allah SWT dan menjaganya dari pandangan terlarang, maka ia akan diberikan karãmah oleh Allah SWT salah satunya dapat melihat seorang yang akan berkunjung atau datang walaupun dari jarak yang masih jauh.
Selain itu, ada juga karãmah berupa kemampuan menyingkap tabir (hijab) atau dinding tebal hingga melihat Ka’bah ketika shalat. Bahkan kemampuan melihat alam Malaikat, baik dari golongan ruhani seperti malaikat, jin dan penduduk langit maupun yang ada di bumi.
2. Telinga
Firman Allah SWT QS. Az-Zumar [39]: 17-18:
وَالَّذِيْنَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوْتَ اَنْ يَّعْبُدُوْهَا وَاَنَابُوْٓا اِلَى اللّٰهِ لَهُمُ الْبُشْرٰىۚ فَبَشِّرْ عِبَادِۙ ۞ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدٰىهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ اُولُوا الْاَلْبَابِ ۞
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku (17), yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal (18).”
Allah SWT telah menerangkan dalam ayatnya QS. Az-Zumar [39]: 17-18 bahwasanya orang yang memiliki telinga yang taat, dia selalu mendengar petunjuk dari Tuhannya lalu melaksanakannya dan mereka adalah golongan orang yang berakal. Sedangkan mereka yang mendengarkan petunjuk tetapi tidak melaksanakannya, mereka ibarat orang tuli yang mendengar tetapi tidak mendengar disebabkan tidak memfungsikan akalnya dengan baik.
Maka bagi mereka yang mendengar lalu melaksanakan petunjuk tersebut sesungguhnya itu adalah bentuk ketaatan telinga manusia kepada Allah SWT sehingga mendengar kabar-kabar gembira itu. Kemudian Allah SWT menganugerahkan mereka dapat mendengar suara tasbih pujian-pujian mahluk kepada Allah SWT selain manusia, seperti tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, dan apa saja yang ada di muka bumi ini sesungguhnya semuanya bertasbih kepada Allah SWT seperti yang telah diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an QS. Al-Isra’ [17]: 44 yaitu:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا ۞
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’ [17]: 44)
3. Lisan
Apabila manusia menggunakan lisannya untuk taat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan berikan keramat atau karãmah yaitu segala ucapannya dan doanya mujarab dan terkabul. Namun apabila dia mampu melihat alam ghaib dan mendengarnya tapi tidak mampu berinteraksi, maka dia belum mendapatkan keramat lisan.
Ketika terbuka keramat lisan tersebut, maka mereka adalah orang yang mampu bercakap-cakap dengan alam arwah, orang yang sudah mati, benda-benda di muka bumi ini, bahkan terkadang mereka diberi tahu akan kejadian yang akan terjadi.
4. Tangan
Apabila manusia mempergunakan tangannya untuk taat kepada Allah SWT, maka tangan tersebut akan bersih dari noda dan tampak bercahaya seperti halnya pernah dialami oleh Nabi Musa AS. Ketika tangan beliau diusapkan kepada orang yang sedang sakit, maka orang tersebut akan sembuh.
Salah satu keramat lain yang muncul dari tangan adalah memancarnya air dari sela-sela jari. Hal ini pernah juga dimiliki Rasulullah SAW. Para Wali Allah juga ada yang mampu mengeluarkan emas dan perak dari tangannya.
5. Perut
Apabila manusia mampu menjaga perutnya untuk selalu taat kepada Allah SWT, niscaya perutnya akan terjaga dari makanan-makanan yang syubhat dan haram. Hal ini pernah dialami oleh seorang wali Allah SWT yaitu Al-Harits Al-Muhasibi, setiap kali beliau dihidangkan makanan yang syubhat ataupun haram, Allah SWT kasih tanda kepada dirinya yaitu tangannya selalu berkeringat dan terasa dingin.
Hal yang sama juga dialami oleh Ibunda Abu Yazid Al-Busthami, ketika beliau sedang mengandung Abu Yazid, jika ia memakan sesuatu yang syubhat ataupun haram, maka akan terasa mual dan memuntahkan kembali makanan tersebut sehingga Abu Yazid yang di dalam kandungannya terjaga dari makanan-makanan yang syubhat dan haram.
Kebanyakan para Wali Allah SWT ini ditampakkan oleh-Nya jika makanan yang dihadapannya tidak halal maka akan tampak ada darah, bangkai atau sesuatu yang menjijikkan sehingga hilang selera makan dan tidak memakan makanan tersebut.
Selain itu, Allah SWT juga berikan keramat kepada mereka yang menjaga perutnya kecukupan dalam menyuguhkan hidangan untuk orang yang banyak walaupun makanannya sedikit. Bahkan terkadang satu macam makanan yang dihidangkan bisa menjadi bermacam-macam tergantung dari kesukaan orang yang hadir dalam jamuan makan tersebut, dan Allah SWT berikan nikmat merasa kenyang walaupun sedikit makannya.
6. Alat Kelamin
Di antara keramat yang Allah SWT berikan kepada orang yang menjaga Alat Kelaminnya untuk taat kepada-Nya dengan menjauhi apa yang dilarangnya adalah dapat menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan orang yang sakit, buta, tuli, lepra dan banyak sekali penyakit yang dapat disembuhkan.
Menjaga kemuliaan dan kehormatan alat kelamin ini adalah salah satu prilaku agung Siti Maryam, Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Prilaku mulia nan agung ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur’an Surat At-Tahrîm [66]: 12 dan Surat Al-Anbiyã [21]: 91 yaitu:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرٰنَ الَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَانَتْ مِنَ الْقٰنِتِيْنَ ࣖ ۞
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At-Tahrîm [66]: 12)
وَالَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهَا مِنْ رُّوْحِنَا وَجَعَلْنٰهَا وَابْنَهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ۞
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyã [21]: 91)
7. Kaki
Bagi orang yang kakinya taat berjalan di jalan Allah SWT maka Allah SWT akan berikan keramat seperti halnya mampu berjalan di atas air, di udara, berjalan dengan sangat cepat sehingga mampu mengelilingi bumi dalam waktu singkat atau yang lebih terkenal dengan ilmu melipat bumi.
Keramat jenis ini banyak sekali dialami oleh para Wali Allah SWT dan tercatat sebagai hikayat-hikayat yang banyak diceritakan dalam kitab-kitab para Salafunash Shãlihîn (Orang-orang shaleh terdahulu).
8. Hati
Semua karãmah yang ada pada anggota tubuh berawal dan bersumber dari hati. Hati memiliki peranan penting dalam menggerakkan anggota tubuh. Mustahil seseorang mendapatkan keramat dari semua anggota tubuh apabila dia tidak menyucikan hatinya terlebih dahulu.
Hendaklah manusia itu menjaga hatinya untuk hanya taat kepada Allah SWT. Siapapun yang menjaga hatinya untuk taat kepada Allah SWT akan diberikan keramat yang besar dan dibukakan rahasia yang terselubung di alam ghaib.
Untuk memiliki hati yang taat, maka diperlukan keikhlasan untuk mensucikannya. Bisa jadi seseorang itu berbuat baik, namun berbuat baik itu perlu diperhatikan apakah baik di mata manusia ataukah baik di mata Allah SWT. Allah SWT melihat suatu perbuatan itu adalah perbuatan baik, apabila hati seseorang tersebut ikhlas untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah [98] ayat 5 yaitu:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ۞
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Mengenai keikhlasan niat yang berkaitan dengan hati ini, Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah haditsnya: “Segala amal itu tergantung pada niatnya, Setiap orang (juga) tergantung pada niatnya”.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِءٍ مَا نَوَى
Demikianlah jika seseorang dapat mengendalikan hatinya, dan menjaga untuk selalu taat dalam beribadah kepada Allah SWT, niscaya akan terbukalah hatinya dari segala macam hijab yang menutupinya. Para Anbiya dan Awaliya Allah adalah mereka yang telah terbuka hatinya dari hijab-hijab penghalang sehingga tembus kepada khazanah rahasia Tuhan di alam Lahut, Jabarut dan Malakut.
Manuskrip Kitab Mawãqi’un Nujûm wa Mathãli’u Ahillatil Asrãri wal-‘Ulûmi, asy-Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu al-‘Arabi:
Wallãhu A’lamu bi ash-Shawãb
_____________
Source: Kitab Mawãqi’un Nujûm wa Mathãli’u Ahillatil Asrãri wal-‘Ulûmi, asy-Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu al-‘Arabi