Home / Budaya / Kearifan Klasik (page 9)

Kearifan Klasik

September, 2013

  • 7 September

    Exposing the Universe

    It is a Translation of Gumelaring Jagad 1. For those who are seeking the knowledge of life, you should know Sangkan Paraning Dumadi (The origin & destination of creatures) in broader sense means: your origin is holiness, here in this earth you have to live in holiness, & you should ...

  • 5 September

    SIMBOLISME LAKON DEWA RUCI DALAM WAYANG KULIT PURWA

    Oleh : Agung Prasetyo, Desy Nurcahyanti, Sularno, Wishnu Subroto UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Manusia adalah makhluk budaya, dan penuh simbol-simbol. Dapat dikatakan bahwa budaya manusia diwarnai simbolisme, yaitu suatu tata pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola, serta mendasarkan diri pada simbol-simbol. Sepanjang sejarah budaya manusia, simbolisme telah mewarnai ...

August, 2013

  • 16 August

    Barata Bertahta Sebagai Raja Ayodyanegara Melaksanakan Amanat dan Ajaran Sang Bijaksana Ramawijaya

    Berdasarkan “Serat Rama” atau Ramayana Kakawin, yang disadur oleh pujangga Yasadipura I dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Kamajaya. “Ketahuilah adinda, bahwa raja yang memimpin negara adalah pemimpin masyarakat dan sekaligus rakyatnya. Raja berkewajiban pula menjaga seluruh dunia. Pedoman sebagai pegangan raja menjalankan kebijaksanaan adalah sebagai berikut: Perhatikan dan ikutilah ...

  • 5 August

    Terjemahan “Serat Rama” atau “Ramayana Kakawin”

    Berdasarkan “Serat Rama” atau Ramayana Kakawin, yang disadur oleh pujangga Yasadipura I dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Kamajaya. BARATA BERTAKHTA SEBAGAI RAJA AYODYANEGARA MELAKSANAKAN AMANAT DAN AJARAN SANG BIJAKSANA RAMAWIJAYA “Ketahuilah adinda, bahwa raja yang memimpin negara adalah pemimpin masyarakat dan sekaligus rakyatnya. Raja berkewajiban pula menjaga seluruh dunia.” ...

June, 2013

  • 19 June

    Wisanggeni

    Dikisahkan Arjuna diminta oleh para dewa untuk menghentikan keganasan raksasa Niwatakawaca yang mengobrak-abrik kahyangan Jonggringsaloka untuk meminta Dewi Supraba sebagai istrinya. Karena para dewa tidak ada yang mampu mengalahkan Niwatakawaca maka Batara Guru mengeluarkan sayembara, barang siapa dapat mengalahkan Niwatakawaca akan dijodohkan dengan Dewi Dresanala, putri dari Batara Brahma. Dan ...

March, 2013

  • 6 March

    Suluk Mulang Ngelmi

    Bismillahirahmanirrahim Punika Cariyosipun Pandhita Mustakim, Mulang Ngelmi Dhateng Kang Rayi Nama Dewi Sujinah. Mawi Skar. PUPUH I ASMARADANA 1. Ingsun miwiti amuji / anebut namaning Suksma / kang murah ing donya mangke / ingkang asih ing ngakerat / kang pinuji tan pegat / kang rumaksa alam iku / kang asih ...

January, 2013

  • 25 January

    Sunda Wiwitan (Jati Sunda)

    Sunda Wiwitan (Bahasa Sunda: “Sunda permulaan”, “Sunda sejati”, atau “Sunda asli”) Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsur monotheisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut SANG HYANG KERESA yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa apabila ...

April, 2012

  • 27 April

    Wirid Purba Jati; Mengungkap Misteri Tuhan

    Seluruh manusia, dalam benaknya memiliki rasa keingintahuan tentang wujud Tuhan. Maka lazimlah manusia membayangkan bagaimana gambaran keadaan Tuhan itu sebenarnya.

February, 2012

  • 20 February

    Kejayaan Mataram

    Bait 01

    Tertulis dalam babad tanah Jawi, dalam ingatan orangtua
    tentang Prabu Brawijaya Sang Kertabumi, raja di Majapahit
    bahwa ia memperistri Putri Wandan, dan memperoleh putra
    tampan berwibawa rupanya, ia disebut Raden Bondan Kejawan
    Saat ia dilahirkan Majapahit telah mendekati kehancurannya
    karena itu dititipkanlah ia kepada Ki Juru Sabin
    apalagi karena ibundanyapun meninggal sewaktu melahirkan
    Setelah mencapai usia remaja Bondan Kejawan dibawa ke Tarub
    untuk dibina jiwa dan raganya oleh Ki Ageng Tarub
    ketika disanalah ia berganti nama menjadi Raden Lembu Peteng

  • 20 February

    Kekawin Kresnayana

    Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. 

    Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati dengan rajanya bernama Kresna. Raja Kresna terkenal di dunia bermusuhan dengan raja Yawana yang bernama Kalayawana yang berbentuk Raksasa. Kresna tidak mau berhadapan di dalam peperangan, tetapi membuat strategi. Ia mencari perlindungan kepada Pendeta Mucukunda yang sedang tidur di gua di lereng Gunung Himawan Kresna. Kemudian, Yawana mengejar ke gua dengan suara keras sehingga Pendeta Mucukunda bangun dan sangat marah, keluar api dari matanya dan membakar kalayawana. Setelah Kresna menang barang rampasan perang dan wanita dari kerajaan Yawana dibawa ke Dwarawati.