Pada tahun 1987 diselenggarakan sebuah lokakarya di pegunungan Cameron, Malaysia dengan tema “perdamaian dan tranformasi global”. Program tersebut mempertemukan para cendikiawan yang menaruh perhatian pada suku-suku asli di Asia Tenggara dan aneka ragam bentuk perjuangan mereka untuk perdamaian dan pembangunan diri. Lokakarya tersebut sebagai bagian dari riset dan program UNU ...
April, 2017
November, 2015
-
18 November
Gotong Royong dan Musyawarah Dianggap Usang
Adalah suatu negeri di mana tidak sedikit pejabat yang duduk di kursi baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif suka ‘mencuri’. Apa saja disikatnya. Entah mengembat data serta informasi, mengambil hati rakyat, membujuk para investor, meraih empati negeri lain agar diberi utang, menggelapkan saham, hingga mencuri kekayaan milik negara. Dinamika rakyatnya terlihat ...
December, 2013
-
10 December
Goenawan Mohamad dan Politik Kebudayaan Liberal Pasca 1965
TULISAN ini merupakan catatan tentang politik kebudayaan liberal pasca 1965 dan peran yang dimainkan Goenawan Mohamad di dalamnya. Motivasi awalnya datang dari pembacaan atas penelitian Wijaya Herlambang dalam bukunya, Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Sastra dan Film. Dalam tulisan ini, saya akan: (1) menguraikan data-data ...
November, 2013
-
25 November
Teladan Masyumi Melawan Korupsi
Situasi saat ini begitu nestapa. Satu per satu tokoh-tokoh dari partai yang dikenal partai berbasis Islam terperosok kubangan lumpur korupsi. Umat merasa tak berdaya, kehilangan asa. Bagaimana mungkin para tokoh yang sebagian dari mereka dikenal saleh bisa terbuai bujuk rayu korupsi? Kesedihan umat Islam, berlawanan dengan tokoh sekuler. Mereka bernyanyi ...
-
22 November
PERJALANAN HIDUP SEORANG NED LAWRENCE
Letnan Kolonel Thomas Edward Lawrence, CB, DSO (16 Agustus 1888 [5] – 19 Mei 1935), yang dikenal profesional sebagai TELawrence, adalah seorang perwira Angkatan Darat Inggris terkenalterutama untuk peran penghubung selama Revolusi Arab melawankekuasaan Ottoman Turki tahun 1916 – 18. Luasnya luar biasa danberbagai kegiatan dan asosiasi, dan kemampuannya untukmenggambarkan ...
-
14 November
Revolusi Al-Husain, Inspirasi yang Tak Pernah Habis
Karbala terletak beberapa kilo meter dari hulu sungai Eufrat di barat laut Kufah. Tanah Karbala awalnya bernama Kur Babal lalu disingkat menjadi Karbala untuk memudahkan pengucapan. Kata Babal dalam nubuat Yesaya berarti gurun laut (shahra’ al bahr) sebuah lembah luas yang dibelah oleh sungai Eufrat. Versi lainnya, disebut Karbala karena ...
-
9 November
Lakon Partai Demokrat: Ada Sengkuni, Tak Ada Pandawa
AKHIRNYA ANAS URBANINGRUM MENGUNDURKAN DIRI. “Hakekat persoalan di tubuh Partai Demokrat adalah survival partai dalam konteks kekuasaan, yang berubah menjadi ajang survival perorangan dan kelompok untuk posisi peran utama kekuasaan internal, begitu partai itu menjadi partai penguasa dalam sepuluh tahun. Saat partai untuk pertama kali menjadi ‘pemenang’ dan berhasil menempatkan ...
October, 2013
-
16 October
Lakon ‘Rampogan Jawa’ dan ‘Istana Episentrum Korupsi’
LUKISAN ‘RAMPOGAN JAWA’. “Sementara itu, masyarakat tak kalah letihnya, bila harus selalu menonton lakon Rampogan Jawa atau lakon-lakon adu macan dengan banteng, atau bahkan sekedar lakon adu domba dan adu ayam. Maka masyarakat seringkali juga memilih berdiam diri, memejamkan mata…..”. (Repro lukisan Louis Henri Wilhelmus Merckes de Stuers, 1830-1869, The ...
September, 2013
-
11 September
Pemikiran Mahatma Gandhi dan sumbangannya terhadap Agama Hindu
Perjuangan Gandhi untuk meraih kemerdekaan tidak lepas dari ajaran-ajarannya (utamanya dari ajaran agama Hindu) yang dipraktikkan dalam hidupnya. Dalam menjalankan Aksi perlawanannya, ia selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sebagai basis dasar gerakannya. Untuk memahami lebih jauh ajaran atau prinsip-prinsip anti kekerasan gandhi. Pada kesempatan ini, kami mencoba untuk mengulas pergulatan Gandhi ...
February, 2012
-
16 February
Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh
Renungan Seorang Penyair Dalam Menanggapi Kalabendu
PENYAIR besar Ronggowarsito, di pertengahan abad 19, menggambarkan zaman pancaroba sebagai “Kalatida” dan “Kalabendu”.