Home / Agama / Kajian / Cara Melihat Allah Secara Dzhahir Maupun Bathin

Cara Melihat Allah Secara Dzhahir Maupun Bathin

“Berbuatlah kalian, karena segala hal dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya”. (Rasulullah SAW)

Oleh: H Derajat*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Sahabatku, wahai para Kekasih Allah. Menjelang malam Jum’at yang penuh kebahagiaan ini di mana Allah terus menerus mengajak kita untuk mengenal-Nya dengan lebih baik, karena sesungguhnya perintah untuk mengenal Allah adalah kewajiban tiap-tiap mukmin dan muslim sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَمَن كَانَ فِى هَٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا ۞

Wa mang kãna fî hãdzihî a’mã fa huwa fil-ãkhirati a’mã wa adhallu sabîlã

“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Isra [17]: 72)

Agar mata bathin kita terus terbuka untuk melihat dan mengenal Allah maka ada baiknya kita mendengarkan ceramah Gus Mukhlason berikut ini:

Walaupun banyak hal tentang mengenal dan melihat Allah ini pernah aku jelaskan pada link berikut dengan judul: “Melihat Allah Maupun Rasul-Nya“.

Mendengar Tuhan dalam gemerincing lonceng, melihat Tuhan dalam goyangnya pepohonan maupun hiruk pikuknya manusia…

Awal Beragama adalah Makrifatullah yang maknanya mengenal Allah. Dalam hal ini mengenal Allah tentunya berbeda dengan mengetahui Allah. Kalau mengetahui, itu cukup sekedar tahu bahwa Tuhan itu ada, dan namanya adalah Allah. Tauhid ya hanyalah seperti itu. Ilmu tauhid hanya untuk tahu Allah itu ada, dan Dia itu Esa. Cukup. Hanya segitu. Lebih dari itu ya sekedar menambah-nambah apa saja sifat yang kira-kira cocok buat Tuhan.

Sementara makrifat lebih dalam dari itu. Makrifat adalah pembuktian Dia itu ada. Bukan sekedar tahu nama. Tapi usaha mendekat, dan benar-benar berjumpa. Bahkan akrab dan saling menyapa. Para nabi sudah pada level ini. Sudah dialogis dengan Tuhannya. Adam, kalau tidak mencapai makrifat, mungkin akan selamanya menjadi pithecanthropus; yang mirip-mirip binatang dengan akhlak purbanya itu. Makrifatlah yang membuatnya menjadi sapiens sempurna. Menjadi makhluk langit. Makhluk syurga.

Makrifat berbeda dengan tauhid. Tauhid itu bertuhan secara pasif. Beragama secara awam. Masih dalam level menduga dan hanya sekedar berbaik sangka. Lalu rukuk dan sujud sambil berdoa, meski tak pernah dijawab-Nya. Memang kita disyariatkan untuk beribadah. Namun walau terus kita lakukan, tak sekalipun Tuhan menunjukkan Wajah dan SuaraNya. Keislaman kita pada dimensi tauhid dan syariat, itu sifatnya pasif.

Pada dimensi makrifat, keislaman menjadi sangat dinamis. Tuhannya sudah aktif. Ibarat TV nya sudah dihidupkan. HP nya sudah berbunyi. Pintu langit sudah terbuka. Dia senantiasa hadir dalam aneka cara. Dalam bentuk “gemerincing lonceng”, atau wujud spiritual lainnya. Dia sudah mulai berbicara. Dan kita pun sudah mampu merespon-Nya. Tuhan itu Maha Berkata-Kata. Seandainya kita tidak tuli, bisu dan buta, kita pasti akan mampu berhubungan dengan-Nya (QS. Al-Baqarah [2]: 18).

صُمٌّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُوۡنَ ۙ‏ ۞

Summum bukmun ‘umyun fahum lã yarji’ûn

“Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.”

Semoga Allah merahmati diri kita semua, dengan selalu menampakkan DiriNya baik secara dzahir maupun bathin.

Saudaraku, jangan pernah menganggap bahwa dunia sedang nyaman-nyaman saja. Tidak!!! Maka jalan terbaik adalah mendekatkan diri kita semua pada Sang Maha Penguasa alam semesta, semoga Allah menyelamatkan, melindungi diri kita dan keluarga. Ãmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

_____________

* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita

 

About admin

Check Also

Mintalah Allah dan Tidak Meminta MakhlukNya

“Bila meminta masuk surga dan terhindar dari neraka maka berarti kita masih meminta makhluk ciptaanNya” ...