Oleh: H. Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
“Segala sesuatu yang bukan karena Allah tidak ada ganjarannya bahkan setan pun akan mengalahkannya”.
Saudaraku terkasih, berikut adalah sebuah kisah yang diceritakan oleh Mursyid kami tercinta Syeikh Hasan Al Basri tentang bagaimana suatu amal menjadi sia-sia hanya ketika hati kita bergeser dari suatu amal yang dilandasi keyakinan karena Allah menjadi keyakinan karena dunia. Inilah kisah yang baik yang mudah dicerna untuk kita fahami.
Al-Hasan berkata, “Ada sebatang pohon yang di jadikan sesembahan selain Allah. Seorang lelaki datang ke pohon itu dan berkata, “Sungguh aku akan menebang pohon ini.”
Akhirnya laki-laki itu berniat untuk menebang pohon dalam keadaan marah karena Allah.
Iblis menghadangnya dalam wujud seorang manusia. Iblis bertanya, ‘Apa yang kau inginkan?’
Lelaki itu menjawab, ‘Aku akan menebang pohon yang dijadikan sesembahan selain Allah ini.’
Iblis membantah, ‘Jika kamu sendiri tidak menyembahnya, lalu apa madharat yang mengenai dirimu dari orang yang menyembahnya?’
Lelaki itu bersikeras, ‘Aku benar-benar akan menebangnya.’
Setan berkata kepadanya, “Maukah kamu kutawari sesuatu yang lebih baik bagimu. Kamu tak perlu menebangnya. Lalu imbalannya, setiap hari kamu akan mendapatkan dua dinar di bawah bantalmu setiap kamu bangun pagi.”
Lelaki itu bertanya, ‘Darimana uang dinar itu?’ Iblis menjawab, ‘Aku yang memberikannya untukmu.’
Lelaki itu akhirnya pulang. Keesokan harinya dia mendapatkan dua keping uang dinar di bawah bantalnya.
Namun, pada hari berikutnya dia tidak mendapatkan apapun di bawah bantalnya. Lelaki itu bangkit dengan penuh kemarahan, dia hendak menebang pohon itu.
Setan kembali menyerupai bentuk manusia dan bertanya, ‘Apa yang akan engkau lakukan?’
Lelaki itu menjawab, ‘Aku akan menebang pohon yang dijadikan sesembahan selain Allah ta’ala itu.’
Setan membantah, ‘Kamu tak akan bisa menebang pohon itu.’
Lelaki itu bangkit untuk menebangnya, tetapi iblis melawannya hingga lelaki itu jatuh terjerambab ke tanah, lalu iblis mencekiknya dan nyaris membunuhnya.
Iblis berkata, ‘Tahukah kamu siapa aku. Aku adalah setan. Pertama kali dulu kamu datang dengan marah karena Allah dan aku tidak mampu melawan kamu. Lalu aku memperdayaimu dengan dua dinar, lantas kamu tidak jadi menebangnya. Tetapi sekarang ini kamu datang untuk membela dua dinar, maka aku berhasil mengalahkan kamu.’
Ku akhiri dengan doa :
اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ الْفَوْزَ عِنْدَ اللِّقَاءِ وَالصَّبْرَ عِنْدَ الْقَضَاءِ وَمَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ وَالنَّصْرَ عَلَى الْاَعْدَٓاءِ وَمُرَافَقَةَ الْاَ نْبِيَآءِ
Allaahumma innaa nas-alukal fauza ‘indal liqaa-i was shabra ‘indal qadhaa-i wa manaazilas syuhadaa-i wa ‘aisyas su’adaa-i wan nashra ‘alal a’daa-i wa muraa faqatal anbiyaa-i.
“Wahai Allah, sesungguhnya kami memohon kepada Engkau kebahagiaan ketika berjumpa Engkau, sabar ketika menghadapi ketetapan (takdir) Engkau, (kami juga memohon) kedudukan para syuhada, kehidupan orang-orang yang berbahagia, pertolongan dalam melawan musuh-musuh dan ditemani para nabi.”